Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kondisi kehamilan membuat tubuh ibu mengalami perubahan. Jumlah darah pada tubuh ibu hamil mengalami peningkatan, sehingga kebutuhan zat besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin pun ikut bertambah. Jika... ibu tidak mengonsumsi cukup banyak zat besi, maka ibu bisa mengalami anemia. Gejala anemia pada ibu hamil antara lain merasa lelah atau lemah, kulit yang pucat, denyut jantung bertambah cepat, sesak napas, dan sulit berkonsentrasi. Ibu hamil dapat mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung tinggi zat besi seperti sayuran hijau, daging merah, telur, dan kacang-kacangan. Dokter juga biasanya akan meresepkan tambahan suplementasi zat besi dan asam folat. Konsultasikan kepada dokter pada kunjungan prenatal Anda mengenai risiko anemia. Read more
Kehamilan akan membawa pengalam yang berbeda bagi setiap calon ibu. Namun ada beberapa hal yang seringkali dialami oleh ibu hamil pada umumnya. Baik itu rasa mual, kelelahan, dan meningkatkan risiko terkena anemia. [1]
Anemia sendiri adalah kondisi medis, dimana tidak tersedia cukup sel darah merah sehat dalam tubuh.
Padahal fungsi sel darah merah sangat penting untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Akibatnya jaringan tidak mendapatkan cukup oksigen dan akhirnya mempengaruhi fungsi dan kerja organ tubuh. [2, 4]
Daftar isi
Penyebab Anemia
Ada beberapa hal yang menyebabkan anemia dapat muncul selama masa kehamilan. Diantara penyebab anemia tersebut berikut beberapa pemicunya :
- Alasan paling umum terjadinya anemia adalah karena kurangnya nutrisi/gizi selama kehamilan. [4]
- Penyakit serius seperti malaria, infeksi akibat cacing tambang, HIV, hemoglobinopati yang diturunkan secara genetic (thalassemia), dan sebagainya. [4]
- Kekurangan zat besi, hal ini menyebabkan produksi hemoglobin dalam darah menjadi rendah dibawah ambang normal. [1, 2, 3] Padahal selama masa kehamilan, tubuh anda bekerja lebih keras untuk menyediakan nutrisi bagi janin yang sedang tumbuh. [1]
- Anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat juga umum terjadi selama kehamilan. Padahal selama masa kehamilan, wanita membutuhkan ekstra asam folat agar produksi sel darah merah tidak terganggu. Asam folat juga penting untuk menghindari cacat lahir pada bayi. [5]
- Kekurangan vitamin B12, yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel darah merah sehat. [5] Kondisi ini bias terjadi karena beberapa wanita mengalami kesulitan dalam memproses vitamin B12 selama masa kehamilan. [1]
Seringkali kondisi yang terjadi pada anemia yang dialami oleh ibu hamil tidak hanya disebabkan oleh 1 pemicu saja. Tapi juga dapat terjadi karena beberapa penyebab seperti kekurangan asam folat dan vitamin B12.
Gejala Anemia
Pada anemia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala apapun. Namun pada kondisi yang lebih parah berikut gejala yang seringkali mengikuti penyakit anemia: [1, 2, 5]
- Merasa lelah yang berlebihan dan lemah (lesu)
- Kulit terlihat pucat (baik tangan, kaki, bibir, bahkan kuku)
- Mengalami rasa sesak napas saat hamil, dan sakit atau nyeri pada dada
- Sakit kepala terasa pusing
- Jantung berdebar kecang tiba-tiba
- Sulit untuk berkonsentrasi
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Tertarik untuk memakan sesuatu yang tidak lazim seperti tanah (debu), tanah liat atau tepung jagung.
Anda mungkin tidak menyadari beberapa gejala di atas selama masa kehamilan. Karena cenderung wajar terjadi.
Sangat dianjurkan untuk ibu hamil menjalani tes rutin untuk melihat apakah anda terkena anemia atau tidak.
Biasanya tes dilakukan pada awal kehamilan dan mendekati hari perkiraan lahir (hpl). [1]
Bahaya Anemia bagi Ibu Hamil dan Janin
Ibu hamil cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita anemia. Berdasarkan riset terlihat bahwa konsentrasi hemoglobin dalam darah akan menurun selama masa kehamilan.
Hal ini dikarenakan ibu hamil juga harus menyediakan kebutuhan nutrisi untuk janinnya. [2, 3]
Jika cepat diketahui anemia dapat disembuhkan dengan mudah. Namun akan sangat berbahaya bila tidak segera diobati. [2]
Berikut beberapa bahaya anemia bagi ibu hamil dan janinnya : [5]
- Meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat di bawah normal.
- Meningkatkan risiko terjadinya transfuse darah, akibat kehilangan banyak darah selama proses melahirkan.
- Postpartum depression, kondisi yang sering muncul setelah melahirkan. Biasanya diikuti rasa sedih dan tidak berdaya akan meningkat risikonya jika ibu hamil mengalami anemia.
- Risiko bayi yang dilahirkan juga mengalami anemia.
- Risiko anak yang dilahirkan akan mengalami masalah tumbuh kembang yang lambat.
- Bayi dengan kondisi cacat atau prematur serius seperti masalah pada otak dan tulang belakang (neural tube defects).
- Dapat menyebabkan komplikasi serius selama kehamilan dan setelah melahirkan. [4]
Kondisi serius di atas akan meningkat risikonya jika anemia pada ibu hamil tidak segera ditangani.
Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil
Beberapa cara berikut dapat anda lakukan untuk membantu mengatasi anemia selama masa kehamilan :
- Perhatikan asupan nutrisi anda agar tidak kekurangan zat besi, vitamin B12 dan asam folat. [1]
- Pastikan untuk selalu makan-makanan yang sehat dan dianjurkan oleh dokter. [1]
- Segera hubungi dokter anda jika mengalami gejala anemia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. [1]
- Pastikan untuk mengkonsumsi suplemen selama masa kehamilan baik yang mengandung zat besi dan vitamin dalam rutinitas harian anda. [2] Untuk suplemen yang tepat, anda harus berknsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
- Pada kondisi yang sangat parah, biasanya dibutuhkan transfusi darah bagi ibu hamil yang mengalami anemia. [2]
- Makanan seperti bayam, kacang, telur, daging, buah apel, jeruk, kiwi, dan tomat sebaiknya anda masukkan ke dalam menu makan anda. [2] Kandungan vitamin C pada buah-buahan akan membantu tubuh menyerap kebutuhan zat besi. [5]
- Produk susu atau olahan dari susu juga biasanya direkomendasikan untuk mencegah anemia pada ibu hamil. [5]
Ikutilah saran dan instruksi dari dokter termasuk suplemen yang disarankan agar selama hamil kebutuhan zat besi dan asam flat anda terpenuhi.