Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Tujuan dari pengobatan varises adalah untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Untuk beberapa orang, pengobatan lebih ditujukan untuk memperbaiki penampilan. Perawatan di rumah yang dapat dicoba... termasuk menggunakan stoking, menghindari duduk atau berdiri terlalu lama, dan berolahraga. Untuk kasus dimana cara-cara diatas sudah tidak efektif lagi, maka pilihan yang tersedia termasuk terapi laser, ligasi, flebektomi, radiofrekuensi, dan skleroterapi. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai prosedur masing-masing terapi ini, bagaimana efektivitas dan apa kemungkinan efek samping yang dapat terjadi. Read more
Varises ialah pembesaran atau pembengkakan pembuluh darah vena yang sering terjadi pada kaki. Kondisi ini diperkirakan mempengaruhi lebih dari 23% dari orang dewasa di Amerika Serikat[1].
Umumnya, untuk mengatasi varises dokter akan menyarankan prosedur konservatif terlebih dahulu. Prosedur medis lain akan dipertimbangkan jika prosedur konservatif tidak membantu, atau jika kondisi varises berat dan menimbulkan gangguan[2, 3].
Berikut beberapa cara mengobati varises secara alami yang dapat dilakukan[2]:
- Menghindari berdiri terlalu lama
- Mengurangi berat badan atau menjaga berat badan sehat
- Melakukan olahraga teratur untuk meningkatkan sirkulasi
- Menggunakan stocking kompresi, yaitu stocking khusus yang memberikan tekanan pada kaki sehingga darah dapat mengalir dengan lebih mudah ke jantung. Stocking kompresi juga membantu mengurangi pembengkakan.
Pada kasus di mana prosedur konservatif tidak membantu, dapat digunakan beberapa prosedur medis berikut:
Daftar isi
1. Skleroterapi
Skleroterapi disebut juga sebagai sklerosis kimiawi atau endovenous chemoablation. Prosedur ini bertujuan untuk merusak pembuluh vena yang mengalami varises dengan menginjeksikan larutan sclerosant[4, 5].
Larutan sclerosant akan melukai pembuluh vena dan mengakibatkan pembuluh tersebut runtuh, memaksa aliran darah untuk beralih ke pembuluh yang lebih sehat. Tubuh akan merombak pembuluh yang rusak sehingga akan menghilang setelah beberapa minggu[3].
Skleroterapi biasanya digunakan untuk vena berukuran kecil (1 hingga 3 mm) dan sedang (3 hingga 5 mm) atau untuk mengatasi varises setelah operasi. Larutan sclerosant sering kali diinjeksikan dengan udara untuk menghasilkan busa. Busa ini akan menggantikan darah dan bereaksi dengan endothelium vaskuler, mentrup, dan melukai pembuluh vena[6].
Beberapa agen yang dapat digunakan sebagai sclerosant di antaranya garam hipertonik, sodium tetradecyl, dan polidocanol. Pemilihan larutan sclerosant yang tepat dan volume serta konsentrasi yang tepat bergantung pada jenis dan lokasi penyakit, volume internal pembuluh yang akan diobati, positioning pasien, dan faktor lain[4, 6].
Meski terdapat kemungkinan satu pembuluh vena perlu diinjeksi lebih dari satu kali, skleroterapi efektif jika dilakukan dengan benar. Prosedur ini tidak memerlukan bantuan anestesi dan dapat dilakukan di ruang dokter[5, 6].
2. Perawatan Laser
Prosedur ini menggunakan teknologi laser untuk menutup varises vena berukuran kecil dan varises dekat permukaan kulit. Perawatan laser bekerja dengan mengirimkan semburan cahaya kuat pada vena, yang mana akan membuat pembuluh vena perlahan runtuh dan menghilang. Sinar laser digunakan pada bagian luar kulit sehingga tidak memerlukan insisi atau jarum[1, 3].
3. Ablasi Radiofrekuensi
Prosedur ini memanfaatkan gelombang radio atau energi radiofrekuensi yang ditransmisikan melalui dinding pembuluh vena. Dokter perlu membius pembuluh vena dan menggunakan ultrasound untuk melihat bagian dalam kaki, kemudian memasukkan kateter kawat sepanjang vena untuk mengaplikasikan radiofrekuensi energi sepanjang dindingnya[3, 4].
Panas dari gelombang radio akan menggumpalkan darah pada vena, mengakibatkan dinding pembuluh memanas, menebal, hingga kemudian terjadi penutupan vena. Aliran darah akan dialihkan ke pembuluh vena fungsional lain. Pembuluh vena yang tertutup akan diabsorpsi tubuh dan menghilang[3, 6].
Ablasi radiofrekuensi dapat digunakan untuk menutup varises berukuran besar di kaki. Pasien dapat berjalan setelah prosedur selesai dilakukan dan dapat pulang hari itu juga. Untuk melihat hasil penuh prosedur dapat memerlukan waktu beberapa minggu hingga bulan[5, 6].
4. Ablasi Laser Endovena
Prosedur ablasi laser mirip dengan ablasi radiofrekuensi, akan tetapi prosedur ini menggunakan energi laser alih-alih energi radiofrekuensi. Prosedur ini menggunakan serat laser yang dimasukkan ke dalam kateter, dipindahkan ke lokasi varises. Lokasi dikonfirmasi dengan ultrasonografi dan dengan menggunakan lampu panduan laser[1, 6].
Energi laser menimbulkan panas yang akan menyebabkan pembuluh vena menutup. Pembuluh vena lama kelamaan akan menyusut dan diserap kembali oleh tubuh. Prosedur ablasi laser sering digunakan untuk menangani vena yang letaknya lebih dalam pada kaki[3, 6].
5. Ligasi dan Pengupasan Vena
Ligasi dan pengupasan (ligation and stripping) dari vena safena besar atau kecil menjadi perawatan standar varises setelah prosedur penanganan konservatif tidak membantu. Insisi dibuat pada pembuluh yang mengalami varises, kemudian pembuluh diikat (ligasi) dan dihilangkan (stripped)[3, 6].
Teknik terbaru prosedur dari ini menggunakan insisi kecil untuk mengurangi perlukaan, kehilangan darah, dan komplikasi serta membatasi penghilangan vena aksial superfisial dari selakangan ke lutut. Prosedur dilakukan dengan bantuan anestesi. Ligasi dan pengupasan dari vena safena besar dan kecil diduga merupakan prosedur paling efektif yang diketahui[6].
Dalam prosedur ini, dokter membuat dua insisi, satu pada dekat selakangan pada puncak vena target dan satu lagi dibuat jauh di bagian bawah kaki, pada pergelangan kaki atau lutut. Bagian puncak vena kemudian diikat dan ditutup. Suatu kabel tipis fleksibel diulir melalui bagian dasar vena, kemudian ditarik keluar, membawa serta pembuluh vena[5].
Prosedur ligasi dan pengupasan biasanya tidak mengharuskan pasien untuk rawat inap. Prosedur ini terkadang dapat mengakibatkan memar, pendarahan, dan rasa sakit. Pada kasus ekstrim langka, dapat menimbulkan trombosis vena dalam (deep vein thrombosis)[5, 6].
Pasien memerlukan waktu 1-3 minggu setelah operasi untuk dapat kembali beraktivitas normal. Selama waktu pemulihan, pasien dianjurkan mengenakan stocking kompresi[5, 7].
6. Ambulatory Phlebectomy
Pembuluh vena berukuran lebih kecil dihilangkan melalui beberapa tusukan kecil pada kulit. Dokter menggunakan pisau bedah atau jarum berukuran besar untuk membuat tusukan setiap 2 hingga 3 cm sepanjang vena yang mengalami varises. Hanya bagian kaki yang ditusuk yang dibius pada prosedur ini. Perlukaan umumnya minimal. Prosedur ini disebut juga stab avulsion[1, 6].
Prosedur ini sangat membantu untuk mengatasi klaster residual setelah saphenectomy dan untuk menghilangkan nontruncal tributaries ketika vena safena memadai. Tidak digunakan benang penjahit (ligature) atau pun jahitan untuk menutup insisi kecil pada prosedur ini[4, 7].
7. Operasi Vena Endoskopi
Prosedur ini dipertimbangkan bagi kasus berat yang melibatkan tukak kaki jika prosedur lainnya tidak membantu. Dokter menggunakan kamera video kecil yang dimasukkan ke dalam kaki untuk dapat mengamati dan mendekati vena varises. Selanjutnya pembuluh vena dihilangkan melalui insisi kecil. Prosedur ini dilakukan pada dasar rawat jalan[1, 4].
Pemantauan Jangka Panjang (Pasca Pengobatan)
Setelah dilakukan prosedur penanganan varises pasien dianjurkan mengaplikasikan stocking kompresi dengan gradien 30-40 mmHg. Pasien juga dianjurkan menjaga atau meningkatkan aktivitas normal[4].
Suatu review Cochrane tahun 2014 menyimpulkan bahwa ablasi laser endovenous, ablasi radiofrekuensi, dan busa skleroterapi memberikan hasil yang sama efektif dengan operasi untuk varises vena safena besar[6].
Prosedur non-operasi memiliki tingkat pemulihan lebih cepat bagi pasien untuk kembali ke aktivitas normal. Prosedur ablasi laser endovenous, skleroterapi, dan operasi memiliki tingkat komplikasi relatif rendah (1% hingga 7%), meliputi mati rasa, melepuh atau bengkak yang bertahan lama, bisul kulit, pewarnaan kulit, dan pembengkakan[6].
Biasanya pasien dapat kembali melakukan aktivitas normal dalam satu atau dua hari menerima penanganan. Pada kebanyakan kasus, tidak terjadi tanda-tanda jaringan parut atau memar, tapi terdapat risiko kecil bahwa varises akan kembali[3].