Impulsif merupakan kecenderungan untuk melakukan tindakan tanpa memikirkan dampak setelahnya. Contohnya adalah ketika Anda melontarkan suatu perkataan, membeli barang yang tidak direncanakan, atau berlari menyebrang jalan tanpa memperhatikan keadaan sekitar. [1]
Impulsif telah menjadi perhatian para peneliti terkait hubungannya dengan tingkah laku beresiko serta beberapa gangguan kepribadian. Diperkirakan peneliti, impulsif merupakan pola tingkah laku yang penderitanya tidak merencanakan tindakan dan memikirkan dampak setelahnya. [2]
Impulsif dapat memberikan dampak pada diri Anda dan juga orang di sekitar. Selain itu, impulsif juga dapat berujung pada kerugian secara finansial dan hukum bila tidak segera dilakukan pemeriksaan. [3]
Daftar isi
Jenis Impulsif
Ada begitu banyak perilaku yang dapat berujung pada tindakan kompulsif. Di bawah ini merupakan hal yang umum dilakukan dalam kaitannya dengan penderita gangguan kepribadian ambang dan tindakan impulsifnya yaitu: [3]
- Mengubah atau membatalkan rencana secara tiba-tiba
- Makan atau minum dalam jumlah banyak dalam sekali waktu (binge eating or drinking)
- Membuang barang-barang miliknya untuk “memulai dengan barang baru”
- Secara berkala “mulai melakukan tindakan yang lebih bertanggung jawab”
- Menghancurkan harta benda kepemilikan
- Melakukan konfrontasi dengan cepat
- Melontarkan emosi dengan sering
- Ketidakmampuan menerima kritik tanpa merasa tersinggung
- Bergabung dan berhenti di banyak grup
- Sering menyimpulkan sesuatu sendiri
- Melakukan hubungan seksual beresiko dan tak berarti
- Terlalu banyak meminta maaf
- Terlalu membagikan emosi pada publik secara tidak layak
- Menghamburkan uang
- Melakukan kekerasan fisik
- Berhenti dari pekerjaan secara tiba-tiba
- Melukai diri sendiri (self-harm)
- Memotong/memutilasi diri sendiri (self-mutilation)
- Mengancam akan membahayakan diri sendiri atau orang lain
Penyebab Impulsif
Cara Anda mengambil keputusan merupakan suatu proses yang rumit. Penyebab dari tindakan impulsif tidaklah selalu jelas. Mungkin terdapat beberapa alasan yang membuat orang terlibat dalam perilaku beresiko dibandingkan hanya berlaku impulsif. [4]
Impulsif juga umum dilihat pada anak-anak kecil yang belum mengembangkan pengendalian diri yang baik. Berdasarkan penelitian, tingkah laku impulsif berkenaan dengan bagian lobus prefrontal otak. [4]
Sedangkan penelitian lain, mengungkapkan bahwa ada kaitan antara perilaku impulsif dengan hubungan antar sel otak. Kondisi fisik seperti lesi pada otak dan stroke dapat berujung pada gejala perilaku impulsif. [4]
Faktor Resiko Impulsif
Anda mungkin sering berlaku impulsif namun perilaku tersebut dapat menjadi suatu pertanda terhadap gangguan di baliknya. Beberapa gangguan kepribadian menyebabkan Anda berperilaku impulsif. Penyebab pasti dari gangguan kepribadian ini tidak diketahui. [4]
Gangguan kepribadian ini mungkin disebabkan oleh paduan antara beberapa faktor termasuk: [4]
- Genetik
- Lingkungan
- Fungsi otak
- Cedera otak
- Perubahan fisik pada otak
- Trauma pada masa anak-anak
Berikut ini adalah gangguan kepribadian dan faktor resiko lain yang mampu menimbulkan perilaku impulsif yaitu: [1,4]
- Gangguan kepribadian ambang
- Gangguan bipolar
- Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
- Penyalahgunaan obat-obatan
- Gangguan kepribadian antisosial
- Gangguan eksplosif intermiten
- Kleptomania
- Piromania
- Trikotilomania
- Cedera otak atau stroke
- Judi patologis
Karakteristik Impulsif
Menurut DSM-5, perilaku impulsif merupakan pertanda seseorang mengidap gangguan kepribadian ambang. Orang yang impulsif sering kali digambarkan sebagai pribadi yang: [3]
- Pemarah
- Tidak stabil
- Tidak dapat diperkirakan
- Gegabah
Diagnosis Impulsif
Tidak ada uji tunggal untuk mengonfirmasi apakah perilaku impulsif ini akibat gangguan kepribadian ambang atau kondisi lain. Jika dokter mencurigai adanya gangguan kepribadian ambang, dokter akan melakukan pemeriksaan psikologis. [3]
Pola gejala yang muncul harus sesuai dengan panduan DSM-5. Untuk seseorang terdiagnosis gangguan kepribadian ambang harus memenuhi dua kriteria utama diagnostik yakni: [3]
- Gangguan Fungsi Kepribadian
Bentuk gangguan fungsi kepribadian dapat berupa rendahnya citra diri dan kemampuan untuk menilai diri sendiri atau ketidakstabilan pada tujuan, nilai-nilai hidup, pendapat, atau rencana karir. [3]
- Gangguan Fungsi Antar Pribadi
Bentuk gangguan fungsi antar pribadi dapat berupa kekurangan empati (akibat sikap yang negatif atau karena perangai yang mudah marah). Atau ketidakmampuan untuk mempertahankan kedekatan (akibat sulit mempercayai orang lain, terlalu bergantung pada orang lain, atau takut diabaikan). [3]
Untuk mengurangi kemungkinan penyebab lain dari impulsif, dilakukan beberapa tes berikut ini: [3]
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mencari adanya penyebab impulsif misalnya cedera otak atau adanya penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer atau penyakit Huntington. [3]
- Pemeriksaan terhadap gangguan mental bipolar, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, gangguan penyalahgunaan obat, dan gangguan kepribadian antisosial
Cara Mengatasi Impulsif
Jika impulsif yang Anda alami merupakan bagian dari suatu kondisi medis, maka penanganannya berdasarkan penyebab yang ada di baliknya.
Salah satu metodenya adalah dengan analisis tingkah laku terapan. Anda akan belajar melewati atau mengatasi kondisi yang dapat memicu tindakan impulsif Anda. [1]
- Pemberian Obat-obatan
Dokter juga akan menganjurkan pemberian obat-obatan. Antidepresan bergolongan obat penghambat ambilan kembali serotonin selektif/ selective serotonine reuptake inhibitor (SSRI) dapat membantu meringankan gangguan pengendalian impuls. [1]
Jika impulsif merupakan bagian dari gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas maka konsumsi obat yang diresepkan dokter dapat membantu. Obat-obat ini termasuk amfetamin, dekstroamfetamin atau methylphenidate. [1]
Kadang-kadang obat non stimulan seperti clonidine dan guanfacine juga diberikan untuk membantu meringankan gangguan pengendalian impuls. [1]
Bila gejala impulsif Anda terkait dengan gangguan kepribadian ambang maka dokter akan memberikan obat golongan SSRI dan antipsikotik dosis rendah. Hal ini dilakukan jika perilaku Anda sangat ekstrim dan memiliki resiko bahaya bagi diri sendiri maupun orang di sekitar. [3]
Contoh obat tersebut aripiprazole (golongan antipsikotik atipikal) untuk mengurangi masalah antar pribadi dan masalah impulsif. Dan obat penstabil suasana hati seperti lamotrigine yang mampu membantu mengurangi impulsif dan kemarahan. [3]
- Psikoterapi
Mempersiapkan diri pada kondisi yang dapat memancing tindakan impulsif juga dapat membantu meringankan dampaknya. Misalnya membawa buku catatan yang dapat digunakan untuk menggambar sebagai bentuk mengalihkan perhatian atau digunakan untuk menulis kalimat yang akan dilontarkan. [1]
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menunda tindakan impulsif Anda. Sehingga Anda memiliki kesempatan untuk berpikir secara mendalam tentang hal yang Anda lakukan. Apakah sesuatu yang bagus dan bagaimana dampak setelah hal tersebut dilakukan. [1]