Penyakit hepatitis merupakah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada hati. Penyakit hepatitis mengalami imflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus, toksin, obat-obatan, kelainan sistem antibodi, dan gangguan metabolik. Hepatitis dikategorikan sebagai salah satu penyakit yang menjadi masalah di seluruh dunia [1].
Penyakit ini memang bukan penyebab kematian langsung namun menimbulkan masalah pada usia produktif. Hepatitis yang berlangsung selama kurun waktu kurang dari 6 bulan termasuk “hepatitis akut” sementara sebaliknya jika lebih dari 6 bulan disebut dengan “hepatitis kronis”. Penyebab dari hepatitis itu sendiri ada dua yaitu virus dan non-virus. Perbedaaan virus seperti hepatitis A,B,C,D,E dan virus lainnya. Sedangkan non virus penyebabnya alkohol dan obat-obatan[1].
Penyakit hepatitis ini di tularkan melalui fecal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa penduduk di dunia terinfeksi virus A, B, C, D dan E [1] [2] secara global diperkirakan terjadi sekitar 1,4 juta kasus pertahun. Mari kita simak 8 gejala penyakit hepatitis yang sangat berbahaya sebagai berikut:
Daftar isi
1. Pembengkakan hati
Tanda atau gejala pada penderita infeksi virus hepatitis A cukup sangat bervariasi tetapi tidak bersifat spesifik. Rasa demam [6] , kelelahan, atau anoreksia (tidak nafsu makan) dan gangguan pencernaan (mual, muntah, kembung) dapat ditemukan pada awal penyakit.
Selain itu, penderita juga mengalami sakit kuning disertai dengan gatal (ikterus), buang air kecil berwarna pucat/berwarna seperti teh. Pada orang dewasa dan lansia tanda-tanda gejala ini sekitar 70% terlihat sedangan pada anak-anak tanda-tanda ikterus (pada mukosa, kelopak mata, dan langit-langit mulut) ini terlihat sekitar 10% [1].
2. Sakit kuning (kulit dan bagian putih mata menguning)
Pada penderita hepatitis B akan mengalami gejala yang disebut prodromal yang mirip dengan hepatitis akut pada umumnya, yaitu kelelahan, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, bahkan nyeri sendi. Gejala ini akan membaik ketika peradangan hati [6] ditandai dengan gejala sakit kuning timbul.
Tetapi tidak semua hepatitis akut mengalami gejala kuning pada kulit dan bagian putih mata. Proses pemulihan gejala ini berlangsung secara spontan namun sebagian lagi apabila infeksi virus tersebut tidak kunjung sembuh justru akan berkembang menjadi hepatitis B kronik [1] [3].
3. Demam tinggi
Gejala demam pada penderita hepatitis akan mencapai 38˚C yang dirasakan selama kurang lebih satu minggu. Demam ini bisa disertai dengan BAB yang lembek. Faktor pemicunya adalah organ hati terutama bagian empedu yang mengalami gangguan sehingga empedu tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta empedu tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik[2].
Apabila kita merasakan gejala demam tinggi di sertai BAB lembek berhar-hari anda bisa melakukan pengecekan kesehatan ke dokter atau bisa minum obat penurun panas (paracetamol), mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran karena terbukti buah/sayur dapat memperkuat daya tahan tubuh manusia, proses pencernaannya pun lancar [2].
4. Urine berwarna gelap
Urine memiliki kelebihan air yang nantinya akan disaring melalui ginjal dari darah. Pada orang normal biasanya urine berwarna kuning muda. Warna ini berasal dari pigmen yang dihasilkan oleh tubuh (urochrome). Berbanding terbalik dengan warna urine gelap, ini bisa jadi menandakan gejala penyakit hepatitis namun ada dari faktor lain seperti dehidrasi, sembelit, kelelahan, atau efek samping dari makan, obat-obatan dan alkohol [6].
5. Nyeri sendi dan otot
Gejala nyeri sendi dan otot dialami pada penderita hepatitis B kronik. Nyeri ini sebagai respon dari peradangan organ hati. Organ hati [5] mula-mula tidak memunculkan rasa nyeri. Namun ketika organ hati menyalur pada sistem persarafan yang membuat fungsi sensorik mengalami pelemahan sehingga sendi atau otot mengalami pembesaran dari pembesaran inilah sendi/otot terasa nyeri [6].
6. Penurunan berat badan
Penderita hepatitis B yang sudah kronik [5] dapat mengalami penurunan berat badan faktor pemicu terjadinya hipermetabolisme tubuh, fisik dan psikis. Gejala penurunan berat badan [4] tidak semua dikategorikan sebagai penyakit hepatitis, bisa saja penurunan ini karena sedang menjalankan diet atau yang lainnya. Untuk menjaga berat badan agar tetap normal anda cukup istirahat 6-8 jam perhari kemudian hindari makanan yang berlemak, rutin berolahraga dan harus selalu menjaga kestabilan emosi.
7. Pendarahan dalam tubuh
Infeksi pada hati menyebabkan beberapa jaringan pada tubuh terganggu. Gangguan ini yang membuat pendarahan pada tubuh. Pada hepatitis B [5] ketika seseorang bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh seseorang pengidap hepatitis B pula ini akan semakin rentan terjadi pendarahan dikarenaka infeksi virus yang menyebar semakin luas dan tidak dapat dikendalikan. Maka dari itu, untuk menangkal penyebaran infeksi virus ini perlu pemberian zat antibodi supaya tubuh kuat dan bisa menangkal virus tersebut.
8. Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti contohnya pendarahan hebat, gangguan elektrolit, gangguan penyakit hati atau mungkin benturan di kepala. Sedangkan penurunan kesadaran pada penderita hepatitis diakibatkan oleh peradangan pada hati (enselopati hepatikum) yang penyebabnya karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, obat-obatan, dan gangguan autoimun. Pada kasus yang lebih parah gejala ini dapat mempengaruhi sistem saraf [4].
Kapan konsultasi ke dokter?
Apabila anda mengalami 8 gejala hepatitis di atas anda perlu melakukan tindakan pengecekan ke dokter sesegera mungkin dengan berkonsultasi ke dokter menjelaskan secara detail gejala yang ditimbulkan agar dokter bisa mendiagnosis apakah memang tubuh anda terserang penyakit hepatitis atau tidak[4].
Jika memang anda dinyatakan sebagai penderita hepatitis dokter akan memberikan pengobatan terbaik. Lakukan konsultasi ke dokter minimal 6 bulan sekali. Tetapi, untuk menjaga-jaga kesehatan supaya tidak terserang hepatitis, anda bisa melakukan pencegahan sedini mungkin dengan cara mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun yang bersih[4] .
Hindari seks bebas dan jangan melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan, hindari berbagi alat-alat pribadi seperti pakaian, alat mandi, alat makeup dan lain-lain serta lakukan vaksinasi hepatitis sesuai arahan dan anjuran dokter [4].