Agen perangsang eritropoiesis digunakan untuk pengobatan anemia yang disebabkan oleh gagal ginjal kronis, obat antikanker, dan perawatan untuk HIV. Agen perangsang eritropoiesis juga digunakan sebagai penurun transfusi darah selama dan setelah operasi besar[1]
Daftar isi
Fungsi Agen Stimulan Eritropoiesis
Agen perangsang eritropoiesis berfungsi sebagai pengobatan anemia dan penyakit ginjal. Agen perangsang eritropoiesis bekerja untuk meningkatkan sel darah merah yang ada di dalam darah. Beberapa fungsi lain dari Agen perangsang eritropoiesis adalah[2]:
- Membantu tubuh menjadi lebih banyak sel darah merah.
- Digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis , kemoterapi kanker, atau terapi HIV . Ini juga dapat digunakan sebelum operasi jika Anda menderita anemia.
- Digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kemoterapi.
- Untuk mengurangi jumlah transfusi darah selama dan setelah operasi besar tertentu.
Penggolongan Agen Stimulan Eritropoiesis
Agen Stimulan Eritropoiesis di golongkan menjadi 7, yaitu :
Digunakan untuk mengobati anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal kronis[2].
- Epoetin alfa-epbx
Digunakan sebagai pengobatan anemia dan membantu untuk kebutuhan transfusi darah[3].
- Epotin beta
digunakan untuk mengobati anemia , umumnya terkait dengan gagal ginjal kronis dan kemoterapi kanker[4] .
Untuk pengobatan anemia pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi[5].
- Aktivator reseptor eritropoietin kontinu
untuk pengobatan pasien dengan anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal kronis[6].
Penyakit yang Diatasi dengan Agen Stimulan Eritropoiesis
Masing-masing dari jenis Agen Stimulan Eritropoiesis digunakan untuk mengobati penyakit yang sama, yaitu :
- Anemia
- Anemia Terkait dengan Gagal Ginjal Kronis
- Anemia Sebelum Operasi
- Anemia, Diinduksi Kemoterapi
- Anemia, Akibat Obat
Cara Kerja Agen Stimulan Eritropoiesis
Agen Stimulan Eritropoiesis seperti Darbepoetin alfa bekerja dengan sebaga perangsang Eritropoiesis dengan mekanisme kerja sama dengan jenis obat lainnya yaitu eritropoietin endogen. Eritropoiesis dapat berinteraksi terhadap sel induk progenitor sebagai peningkat produksi sel darah merah[7].
Pengikatan eritropoietin ke reseptor eritropoietin sebagai penyebab dimerisasi reseptor yang dapat memberikan fasilitas jalannya jalur di dalam sitosol. Protein di dalam tubuh yang telah diaktifkan ditranslokasikan ke bagian nukleus yang berfungsi sebagai faktor transkripsi yang dapat mengatur cara kerja gen yang spesifik dalam pembelahan sel[7].
Subkutan lebih cepat untuk mencapai konsentrasi antara 20-25 jam jika di bandingkan dengan intravena. Untuk ketersediaan hayati pada subkutan lebih rendah jika dibandingkan intravena sekitar 20%-40%[8]. Jenis obat Agen Stimulan Eritropoiesis yaitu Peginesatide diberikan secara subkutan atau intravena yang diekskresikan terutama melalui urin dan tidak berubah[10].
Volume distribusi seperti epoetin alfa pada intravena umumnya memiliki volume plasma kisaran 40-63,80 mL/kg dengan distribusi ekstravaskular yang terbatas. Erythropoietin dan epoetin alfa dibersihkan terlebih dahulu melalui penyerapan dan di degrasi melalui sel – sel pada jalur atau sistem limfatik[8].
Epoetin alfa diberikan sedikit dengan cara parenteral subkutan atau intravena yang tidak di serap melalui volume distribusi ~94,74 ml/kg[9].
Contoh Obat Agen Stimulan Eritropoiesis
Agen Stimulan Eritropoiesis tersedia dalam bentuk solusi injeksi. Dari empat jenis agen obat yaitu darbepoetin alfa, dan aktivator reseptor eritropoietin kontinu memiliki waktu paruh yang lebih lama, yang berarti mereka dapat diberikan lebih jarang[11]. Berikut beberapa contoh obat sesuai dengan jenisnya.
Contoh obat Eritropoietin :
- Epo
Contoh obat Epoetin alfa :
- Procrit
- Epogen
Contoh obat Epoetin beta :
- NeoRecormon
Contoh obat Epoetin zeta :
- Silapo
- Retacrit
Contoh obat Epoetin zeta :
- Silapo
- Retacrit
Contoh obat Aktivator reseptor eritropoietin kontinu :
- Mircera
Efek Samping Agen Stimulan Eritropoiesis
Agen Stimulan Eritropoiesis kemungkinan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Berikut ini beberapa efek samping
Beberapa efek samping umum termasuk[12]:
- Nyeri sendi
- Ruam
- Muntah
- Sakit kepala
Beberapa efek samping serius termasuk[13]:
- Serangan jantung
- Stroke
- Peningkatan pertumbuhan kanker
- Aplasia sel darah merah murni
Pemberian oabt ini tidak dianjurkan pasien bedah dan menyusui. Jika ibu menyusui menggunakan obat ini, dianjurkan untuk tidak menyusui selama 2 minggu setelah penggunaan dosis terakhir karena obat ini mengandung benzil alkohol[4].
Konsultasi terlebih dahlu jika ingin mengkonsumsi obat ini jika anda memiliki kondisi Penyakit jantung, Tekanan darah tinggi, Porfiria, kejang, Alergi terhadap epoetin alfa, Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Selain itu, wanita yang sedang hamil, berencana untuk hamil[4].