Selama kehamilan, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini dapat menimbulkan gejala yang mempengaruhi kegiatan ibu, seperti sakit kepala dan mual kehamilan[1, 2].
Tidak jarang ibu hamil mencari cara untuk meringankan gejala tersebut, salah satunya ialah dengan metode akupuntur, yaitu metode pengobatan tradisional China yang berfokus pada keseimbangan aliran energi dalam tubuh[1, 3].
Terganggunya aliran energi tersebut menimbulkan berbagai gejala pada tubuh. Ahli akupunktur fokus pada aliran energi dengan menstimulasi titik-titik tertentu pada sepanjang meridian (jalur aluran energi dalam tubuh)[1].
Daftar isi
Apakah Akupuntur Aman untuk Ibu Hamil?
Pengaplikasian jarum akupuntur diduga dapat meningkatkan kemampuan penyembuhan tubuh, sehingga meringankan rasa sakit dan tidak enak badan, memperkuat sistem imun, dan mengatasi beberapa kondisi kesehatan[3].
Belakangan ini terjadi peningkatan pada penggunaan akupuntur selama kehamilan. Banyak ibu hamil menggunakan metode akupuntur untuk membantu meringankan penyakit kehamilan[3, 4].
Akupuntur selama kehamilan belum dipelajari secara menyeluruh, sehingga keamanan dan efektivitasnya belum bisa benar-benar dipastikan. Namun, secara umum akupuntur dianggap aman untuk ibu hamil[4, 5].
Suatu studi tahun 2014 menunjukkan bahwa mayoritas efek samping yang berhubungan dengan akupuntur selama kehamilan bersifat ringan dan sementara. Sangat jarang timbul efek samping serius akibat akupuntur[4].
Akupuntur pada ibu hamil memiliki insidensi efek samping total sebesar 1,9%. Nilai tersebut sebanding atau lebih sedikit daripada nilai insidensi efek samping pengobatan akupuntur pada populasi umum[4].
Manfaat Akupuntur Saat Hamil
Selama kehamilan, calon ibu dianjurkan untuk menghindari penggunaan obat-obatan. Sehingga untuk mengatasi penyakit kehamilan banyak dari ibu hamil memilih menggunakan metode tradisional seperti akupuntur[6].
Berikut beberapa manfaat potensial akupuntur untuk ibu hamil[3, 6]:
- Meringankan mual dan muntah
Akupuntur dapat membantu meringankan mual dan muntah yang dialami selama kehamilan. Beberapa studi menunjukkan bahwa akupuntur tradisional yang menargetkan pergelangan tangan dapat mengurangi mual dan muntah yang berkaitan dengan mual kehamilan.
- Meringankan sakit pada punggung bagian bawah dan pinggang
Studi menunjukkan bahwa akupuntur dapat membantu meringankan sakit pinggang dan sakit pada punggung bagian bawah yang berhubungan dengan kehamilan.
- Meringankan depresi
Depresi merupakan kondisi yang umum dialami selama kehamilan. Ibu hamil yang menjalani akupuntur mengalami penurunan gejala depresi. Efek ini sangat menguntungkan karena akupuntur dapat menjadi perawatan alternatif untuk menggantikan antidepresan yang mana sering berisiko untuk bayi dalam kandungan.
- Meringankan sakit kepala
Studi menunjukkan bahwa akupuntur dapat mengurangi sakit kepala yang disebabkan oleh kehamilan. Dengan menjalani akupuntur, ibu hamil dapat menghindari penggunaan obat.
- Mengurangi masalah tidur
Ibu hamil sering kali mengalami kesulitan tidur dan tidur tidak nyenyak. Beberapa studi menunjukkan bahwa akupuntur dapat membantu ibu hamil untuk mendapatkan tidur dengan kualitas lebih baik.
- Menginduksi persalinan dan posisi sungsang
Pada suatu studi, akupuntur sukses digunakan sebagai cara menginduksi kelahiran tanpa menggunakan obat. Hal ini dilakukan pada ibu yang usia kehamilannya telah mencapai usia untuk melahirkan. Akupuntur juga disebut dapat membantu bayi dalam posisi sungsang untuk mengubah posisi kepala ke bawah untuk mempersiapkan kelahiran.
- Mengurangi rasa sakit selama dan setelah melahirkan
Akupuntur dapat meringankan rasa sakit selama melahirkan dan setelah operasi sesar. Laporan manajemen persalinan dan kelahiran dari The American College of Obstetricians and Gynecologists’ (ACOG) 2018 menyebutkan akupuntur sebagai salah satu dari beberapa strategi terdokumentasi yang dapat membantu mengatasi sakit selama persalinan.
Tapi laporan tersebut juga mencatat bahwa belum terdapat cukup studi untuk menyimpulkan dengan pasti bahwa akupuntur sebaiknya dianjurkan.
Akupuntur memiliki beberapa manfaat potensial lain, meskipun belum terbukti secara ilmiah, di antaranya[2, 3]:
- Membantu calon ibu saat proses konsepsi, baik secara alami atau dengan teknologi reproduksi terbantu, seperti IVF (in vitro fertilization)
- Mengurangi pembengkakan payudara
- Mengurangi keletihan
- Mengurangi mulas
- Mengatasi konstipasi dan hemorrhoid
- Mengatasi nyeri linu panggul
- Mengatasi masalah sirkulasi seperti kaki bengkak
Potensi Risiko Akupuntur Saat Hamil
Umumnya akupuntur tidak mengakibatkan efek merugikan bagi ibu hamil. Kebanyakan risiko berkaitan dengan akupuntur memiliki dampak negatif yang sangat kecil, meliputi luka atau kemerahan pada bagian jarum ditempatkan, melepuh sebagian, kelemahan, keletihan, berkeringat, dan mual[3, 6].
Titik Tekanan
Pada ibu hamil, titik penempatan jarum akupuntur perlu diperhatikan dengan baik. Terdapat beberapa titik akupuntur dan acupressure yang disebut dapat menginduksi kontraksi, yang mana harus dihindari hingga usia kehamilan ibu mencukupi untuk persalinan[3, 6].
Suatu studi riview menyebutkan ACOG menduga bahwa terdapat beberapa titik akupuntur dapat menyebabkan kelahiran prematur, terutama jika digunakan sebelum usia kehamilan belum penuh[3].
Studi Journal of the American Medical Association (JAMA) 2018 pada IVF dan akupuntur juga menunjukkan bahwa terdapat tingkat keguguran yang lebih tinggi pada sekelompok ibu yang menjalani akupuntur. Studi menyimpulkan bahwa pada kasus-kasus tersebut, perawatan akupuntur kemungkinan tidak dilakukan dengan tepat sehingga mengakibatkan tingkat keguguran yang lebih tinggi[3].
Meski demikian, tidak terdapat kasus terdokumentasi di mana akupuntur menjadi penyebab pasti dari kelahiran prematur dan keguguran. Untuk keamanan, umumnya ibu hamil disarankan untuk menghindari akupuntur selama trimester pertama[3].
Lokasi yang Tidak Bersertifikat
Risiko potensial lain dari menjalani akupuntur selama kehamilan ialah pemilihan praktisi yang tidak bersertifikat atau tidak mengikuti protokol keamanan yang benar saat menggunakan jarum[3].
Pemakaian jarum yang mengabaikan protokol keamanan berisiko lebih tinggi menyebabkan penularan penyakit melalui darah, seperti penyakit HIV[3].
Selain itu, praktisi yang tidak bersertifikat dapat menggunakan jarum akupuntur jenis imitasi, yang mana memiliki ukuran berbeda dari jarum akupuntur tradisional. Hal ini dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping[3].
Tips Akupuntur Saat Hamil
Secara umum, akupuntur dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil. Untuk mengurangi risiko timbulnya efek samping yang merugikan, berikut beberapa tips untuk ibu hamil yang berniat menjalani akupuntur[1, 5, 6]:
- Berkonsultasi dengan dokter
Saat mempertimbangkan untuk menjalani akupuntur, sebaiknya ibu hamil mendiskusikannya dengan dokter terlebih dahulu. Meskipun akupuntur secara umum aman untuk ibu hamil, perawatan tersebut hendaknya menjadi terapi komplementer (pelengkap) dan tidak menggantikan perlunya konsultasi dengan dokter.
Selain itu, dokter dapat membantu mendiskusikan jika terdapat kondisi kesehatan, penggunaan obat, atau masalah lain untuk menentukan apakah akupuntur tepat untuk ibu hamil.
- Memilih praktisi akupuntur dengan bijak
Pemilihan praktisi akupuntur sangat penting untuk keamanan ibu dan kehamilan. Sebaiknya memilih praktisi yang berlisensi dan memiliki sertifikat. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa praktisi berpengalaman merawat ibu hamil.
- Menjalani akupuntur secara rutin
Ibu hamil dianjurkan menghindari akupuntur selama trimester pertama. Mulai minggu ke 36 kehamilan, akupuntur dapat dilakukan secara mingguan dengan 30 menit perawatan per sesi, dilanjutkan hingga jatuh waktu. Akupuntur dapat membantu memperlancar proses persalinan dan membantu mengatasi kecemasan ibu hamil.
- Mewaspadai tanda masalah
Ibu hamil tidak seharusnya merasakan kontraksi tidak biasa selama atau setelah sesi akupuntur, kecuali secara spesifik berniat menginduksi persalinan. Jika ibu hamil merasakan gejala atau tanda yang mencurigakan, sebaiknya segera menghubungi dokter.