Amnesia Retrograde : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Amnesia Retrograde?

Amnesia retrograde merupakan sebuah kondisi ketika seseorang mengalami kehilangan ingatan yang berpengaruh pada kemampuan penderita dalam menciptakan kenangan, menyimpannya sekaligus mengingat kembali [1,7].

Pada penderita amnesia retrograde, segala ingatan yang telah terbentuk sebelum amnesia mulai timbul akan terpengaruh dan cenderung hilang.

Usai mengalami cedera otak traumatis, kemampuan orang tersebut dalam mengingat terutama kenangan beberapa tahun lalu sebelum cedera terjadi akan hilang.

Penyebab dari amnesia retrograde bervariasi, bahkan sifat kondisi pun pada beberapa kasus ada yang progresif, sementara, hingga permanen.

Tinjauan
Amnesia retrograde adalah hilangnya ingatan seseorang yang berdampak pada kemampuan menciptakan kenangan, menyimpan sekaligus mengingat kembali.

Fakta Tentang Amnesia Retrograde

  1. Amnesia retrograde merupakan sebuah fenomena yang telah dijelaskan di laboratorium dan klinik selama 100 tahun lebih dan dianggap sebagai sumber informasi penting terkait pengaturan dan struktur ingatan manusia [1].
  2. Data epidemiologi amnesia retrograde secara global belum tersedia sehingga belum diketahui secara jelas.
  3. Di Indonesia, prevalensi amnesia dan amnesia retrograde sendiri belum diketahui jelas, namun menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi insiden cedera kepala adalah 4 per 100.000 penduduk [2].
  4. Di Bali, diketahui prevalensi kasus cedera di kepala adalah 6 per 100.000 penduduk [2].
  5. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2013, prevalensi cedera kepala lebih tinggi pada orang-orang dengan rentang usia 15-44 tahun (kelompok usia produktif) [2].

Jenis Amnesia Retrograde

Walau amnesia retrograde sendiri adalah salah satu tipe kondisi amnesia, kondisi ini terbagi lagi menjadi beberapa keadaan, yaitu sebagai berikut.

Amnesia Disosiatif (Psikogenik)

Amnesia retrograde satu ini mengakibatkan syok emosional pada penderitanya, namun kasus ini tergolong langka [4,5].

Kerusakan pada otak bukanlah penyebab utamanya, melainkan respon psikologis terhadap trauma yang dialami.

Kejadian-kejadian traumatis seperti menjadi korban kriminalitas adalah faktor penyebab amnesia ini dan biasanya hanya bersifat sementara.

Amnesia Retrograde Sementara / Temporally Graded Retrograde Amnesia

Amnesia retrograde umumnya bersifat sementara dan hanya memori paling baru dan lama yang dapat hilang [1,4,5].

Tingkat amnesia retrograde sendiri cukup bervariasi, sebab ada penderita yang mengalami kehilangan memori 1-2 tahun sebelum kecelakaan terjadi, ada pula yang kehilangan ingatan 10 tahun sebelum kecelakaan.

Amnesia Retrograde Fokal

Amnesia jenis ini juga diketahui sebagai sebuah kondisi amnesia retrograde murni [3,4,5].

Amnesia retrograde fokal adalah sebuah kondisi amnesia retrograde tanpa atau dengan sedikit gejala.

Jenis amnesia retrograde ini penderita akan tetap mampu menciptakan memori atau ingatan baru.

Bahkan ingatan yang telah hilang tidak akan berpengaruh sama sekali pada tingkat kecerdasan penderitanya.

Kemampuan dalam belajar hal-hal baru pun tidak akan hilang selama mengalami amnesia retrograde fokal.

Tinjauan
Terdapat beberapa jenis amnesia retrograde, yaitu amnesia retrograde psikogenik atau disosiatif, amnesia retrograde sementara, dan amnesia retrograde fokal.

Penyebab Amnesia Retrograde

Kerusakan berbagai bagian otak dapat terjadi karena berbagai faktor dan kerusakan tersebutlah yang mampu mengakibatkan seseorang mengalami amnesia retrograde.

Ketika kerusakan terjadi di bagian otak pengendali ingatan dan emosi terjadi, seperti hipokampus dan talamus, amnesia retrograde pun terjadi [7].

Hipokampus sendiri merupakan bagian otak besar yang ada di lobus temporal dan terdapat pada sisi kanan dan kiri [11].

Peran utama hipokampus adalah sebagai pengendali ingatan atau memori, sekaligus navigasi ruangan.

Talamus adalah struktur yang terletak di tengah otak; lokasi tepatnya ada pada antara otak tengah dengan korteks serebral [12].

Talamus berfungsi itama sebagai pengirim informasi ke otak untuk mengendalikan siklus tidur, kewaspadaan serta kesadaran seseorang.

Selain itu, talamus juga berperan sebagai penerus pesan yang ditangkap reseptor indera, seperti rasa, sentuhan, penglihatan, dan pendengaran (tidak termasuk penciuman).

Berikut ini adalah sejumlah faktor yang mampu menjadi penyebab kerusakan kedua bagian otak dan menjadi pemicu amnesia retrograde :

Penyakit Alzheimer adalah golongan demensia degeneratif yang dapat memicu amnesia retrograde memburuk secara progresif [4].

Untuk penyakit ini, belum diketahui pengobatan yang mampu menyembuhkan, sehingga cukup sulit untuk mengatasi amnesia retrograde yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer.

  • Cedera Otak

Cedera otak biasanya berawal dari kondisi gegar otak karena cedera otak ringan [2,3,4,5].

Namun pada cedera otak yang lebih serius, seperti kepala yang terkena pukulan atau benturan keras, bagian otak penyimpan ingatan dapat rusak.

Kerusakan ini mampu memicu amnesia retrograde; namun, kembali lagi pada tingkat kerusakan bagian otak itu sendiri.

Amnesia retrograde yang terjadi juga dapat bersifat sementara atau permanen.

Henti napas yang kemungkinan besar terjadi saat serangan jantung dapat menjadi penyebab seseorang dapat menjadi tanda bahwa otak mengalami kekurangan oksigen selama beberapa menit [6].

Kerusakan otak dapat terjadi secara berat dan kemudian berakibat pada kondisi amnesia retrograde.

Selain amnesia retrograde, menurunnya fungsi kognitif dapat pula terjadi karena serangan jantung.

  • Kejang

Kondisi kejang pada tubuh apapun jenis dan bentuknya mampu menjadi penyebab kerusakan pada otak [1,3,5].

Risiko kerusakan otak yang memicu masalah ingatan pun cukup besar dalam hal ini.

Bahkan pada beberapa kasus, kejang dapat memengaruhi seluruh bagian dan fungsi otak meski pada sebagian kasus lainnya hanya sebagian kecil otak saja yang terkena dampaknya.

Kejang-kejang pada beberapa bagian otak (khususnya lobus frontal dan temporal) mampu menjadi penyebab umum penderita epilepsi yang kehilangan ingatannya [7].

Peradangan pada otak yang disebabkan infeksi virus disebut juga dengan kondisi ensefalitis [1,3,4,5,7].

Tidak selalu terjadi karena infeksi virus, reaksi autoimun atau tumbuhnya tumor pun dapat menjadi penyebab dari ensefalitis.

Peradangan ini mampu menjadi penyebab kerusakan pada bagian otak yang bertugas menyimpan ingatan atau memori.

  • Defisiensi Thiamin

Kekurangan thiamin dapat disebabkan oleh malnutrisi atau penyalahgunaan alkohol (konsumsi alkohol secara berlebihan dan cenderung telah kecanduan) [1].

Asupan thiamin yang tidak memadai mampu memicu pada sebuah kondisi bernama ensefalopati Wernicke.

Jika tidak diatasi secepatnya, ensefalopati Wernicke dapat menjadi lebih buruk dan mengakibatkan psikosis Korsakoff yang menjadi penyebab timbulnya amnesia retrograde maupun anterograde.

Kerusakan pada otak dapat pula disebabkan oleh serangan stroke besar maupun kecil yang berulang [4].

Gangguan daya ingat menjadi akibat dari kerusakan otak di mana kasus penyakit stroke yang memicu gangguan memori dan bahkan demensia sudah sangat umum.

Ingatan visual hingga verbal dapat hilang pada penderita stroke.

Tinjauan
Kerusakan pada beberapa bagian otak dapat menjadi penyebab amnesia retrograde. Dan kerusakan bagian-bagian otak tertentu dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti penyakit stroke, ensefalitis, kejang, serangan jantung, cedera otak, penyakit alzheimer, hingga defisiensi thiamin.

Gejala Amnesia Retrograde

Gejala amnesia retrograde diklasifikasi menurut jenis kondisinya dan berikut adalah sejumlah gejala yang perlu dikenali.

Gejala Amnesia Disosiatif (Psikogenik)

Pada kasus amnesia disosiatif, gejala utama yang dialami penderita lebih kepada ketidakmampuan mengingat hal-hal yang terjadi sebelum dirinya mengalami cedera atau kejadian traumatis lainnya [3,10].

Selain itu, penderita amnesia disosiatif tak dapat mengingat segala informasi autobiografi tentang diri sendiri.

Gejala Temporally Graded Retrograde Amnesia

Pada kasus temporally graded retrograde amnesia, penderita tak mampu mengingat segala hal sebelum terjadinya amnesia awal.

Tak hanya itu, beberapa kondisi di bawah ini adalah tanda umum yang perlu diwaspadai [4,5] :

  • Ketidakmampuan mengingat pengetahuan umum, fakta, tempat, wajah, dan nama orang sebelum amnesia terjadi.
  • Ketidakmampuan mengingat ingatan lama, terutama kenangan masa remaja dan saat masih anak-anak.
  • Ketidakmampuan cara melakukan banyak hal, termasuk lupa bagaimana mengemudikan mobil, bermain piano, atau cara bersepeda.

Namun pada kasus amnesia retrograde satu ini, penderita memiliki kesempatan untuk menciptakan ingatan atau kenangan baru serta mempelajari kemampuan baru dalam berbagai hal.

Hanya saja, tak semua penderita bisa demikian karena ada pula yang tak lagi sanggup mengingat maupun mempelajari hal baru.

Gejala Amnesia Retrograde Fokal

Amnesia retrograde fokal terkadang terjadi dengan gejala yang terlampau sedikit dan tak terlalu kelihatan, atau justru tanpa gejala.

Gejala amnesia retrograde fokal lebih umum, seperti halnya amnesia retrograde pada normalnya, yaitu masalah koordinasi dan otak.

Kebingungan dan kesalahan ingatan (false memories) dapat terjadi pada penderitanya [10].

Tinjauan
Gejala amnesia retrograde dibagi menurut jenisnya, yaitu gejala amnesia retrograde disosiatif/psikogenik (tidak mampu mengingat hal-hal yang terjadi sebelum dirinya mengalami cedera atau kejadian traumatis lainnya), gejala amnesia retrograde temporally graded (tidak mampu mengingat pengetahuan umum, fakta, tempat, wajah, dan nama orang sebelum amnesia terjadi; tidak mampu mengingat ingatan lama dan tidak mampu melakukan banyak hal sederhana pada kegiatan sehari-hari), dan gejala amnesia retrograde fokal (kebingungan serta false memories).

Pemeriksaan Amnesia Retrograde

Dalam mendiagnosa amnesia retrograde, dokter akan menerapkan sejumlah metode sebagai berikut.

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Dokter perlu memeriksa kondisi fisik pasien secara menyeluruh untuk mendapatkan kemungkinan hilangnya ingatan [1,4,7],.

Dokter juga akan menanyakan kepada pasien mengenai detail riwayat kesehatan, termasuk riwayat penyakit yang diderita, penggunaan obat, serta penempuhan tindakan medis tertentu.

  • Tes Darah

Dokter biasanya merasa perlu untuk menerapkan tes penunjang seperti tes darah [1,4].

Metode diagnosa ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kondisi malnutrisi pada tubuh pasien.

Adanya kemungkinan defisiensi thiamin sebagai penyebab amnesia retrograde dapat terdeteksi melalui tes darah, begitu juga dengan kondisi infeksi.

  • Tes Pemindaian

Untuk mengidentifikasi adanya kelainan atau cedera pada otak, dokter kemungkinan akan merekomendasikan tes pemindaian.

MRI dan CT scan adalah metode tes pemindaian yang dapat memeriksa kondisi otak pasien secara lebih detail [1,4,5,7].

Metode pemeriksaan penunjang ini juga diperlukan apabila dokter mencurigai adanya aktivitas kejang pada otak [4].

Untuk memastikan, elektroensefalogram adalah tindakan pemeriksaan yang tepat dan membantu dokter menguatkan diagnosa.

  • Tes Kognitif

Tes kognitif adalah tes penunjang lainnya yang dokter kemungkinan rekomendasikan [4].

Melalui tes ini, dokter dapat mengetahui kondisi memori jangka panjang dan jangka pendek penderita.

  • Pemeriksaan Saraf

Pemeriksaan saraf akan membantu dokter dalam mengetahui kondisi saraf pasien secara lebih detail [8].

Adanya gangguan sistem saraf pada tubuh dan juga penyakit saraf yang selama ini pasien miliki dapat terdeteksi dan terdiagnosa melalui pemeriksaan ini.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, tes darah, tes pemindaian, elektroensefalogram, tes kognitif, dan pemeriksaan saraf adalah metode diagnosa amnesia retrograde yang umumnya digunakan oleh dokter.

Pengobatan Amnesia Retrograde

Belum ada pengobatan yang mampu sepenuhnya mengobati amnesia retrograde, sebab pengobatan yang diberikan dokter rata-rata hanya bertujuan meredakan gejala dan fokus pada penyembuhan penyebab amnesia retrograde.

Untuk kasus penyakit demensia degeneratif seperti halnya penyakit Alzheimer pun belum diketahui metode penyembuhannya.

Namun, terdapat sejumlah metode perawatan yang biasanya direkomendasikan dan dianjurkan oleh dokter untuk pasien amnesia retrograde.

  • Psikoterapi

Psikoterapi adalah metode pengobatan yang bertujuan utama memperbaiki dan mencoba meningkatkan kondisi pasien yang kehilangan ingatan karena kejadian traumatis [4].

Amnesia bentuk dan jenis lainnya pun dapat diatasi melalui psikoterapi.

  • Terapi Okupasi

Amnesia retrograde juga secara umum diatasi dengan terapi okupasi dengan tujuan membantu pasien dalam menggantikan memori yang hilang dengan menciptakan memori baru [4].

Tidak hanya itu, pasien juga akan didampingi oleh terapis profesional dalam mempelajari informasi dan banyak hal baru secara perlahan.

Pasien akan dibantu oleh terapis dalam mempelajari metode yang lebih strategis dan praktis dalam mengingat informasi-informasi baru.

Terapi okupasi juga akan meningkatkan kemampuan pasien dalam berinteraksi sosial melalui teknik percakapan yang lebih baik.

  • Penggunaan Teknologi

Memanfaatkan teknologi yang telah berkembang pesat, pasien amnesia retrograde dapat menggunakan tablet atau smartphone sebagai alat bantu [9].

Mempelajari penggunaan teknologi baru akan membantu mereka dalam proses penyimpanan sekaligus pengaturan informasi baru yang telah diterima.

Smartphone maupun tablet adalah alat teknologi yang mampu menyimpan memori baru dalam bentuk video, foto, hingga dokumen.

Tinjauan
Pengobatan amnesia retrograde umumnya adalah melalui psikoterapi, terapi okupasi dan penggunaan teknologi dalam membantu mengingatkan pasien ketika beraktivitas sehari-hari.

Pencegahan Amnesia Retrograde

Amnesia retrograde dapat terjadi sewaktu-waktu karena umumnya kerusakan otak yang menyebabkannya dipicu oleh suatu cedera.

Untuk itu, melindungi diri saat bepergian maupun bekerja adalah hal penting yang perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan.

Jika menderita suatu penyakit yang diketahui mampu menyebabkan atau mengakibatkan amnesia retrograde, segera atasi untuk meminimalisir risiko kerusakan otak yang lebih parah [9].

Tinjauan
Amnesia retrograde tak dapat dicegah, namun secepatnya mengatasi penyakit-penyakit yang mampu berakibat pada kondisi ini setidaknya mampu meminimalisir risikonya.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment