Anestesi Spinal: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Anestesi adalah suatu istilah yang erat dengan pembiusan atau menghilangkan rasa nyeri akibat suatu tindakan medis misalnya operasi. Secara awam, banyak dikenal bius umum (general anestesi) dimana pasien... akan dibuat tidur sebelum dilakukan operasi, dan bius lokal (local anestesi) dimana pasien akan dibuat tidak merasakan sensasi nyeri pada sebagian tubuh saja ketika operasi. Jika menggolongan pada kedua hal tadi, maka anestesi jenis spinal adalah yang hanya menghilangkan sensasi nyeri tanpa membuat pasien tertidur. Anestesi secara spinal dilakukan dengan memberikan obat bius pada daerah tulang belakang (spinal) dengan tujuan memblok bagian bawah tubuh agar tidak terasa nyeri saat dioperasi. Anestesi spinal akan dilakukan oleh dokter dengan kompetensi khusus yaitu dokter spesialis anestiesiologi. Beberapa kasus operasi yang menggunakan bius jenis spinal adalah operasi kandungan termasuk diantaranya operasi sectio caesaria. Seperti halnya tindakan medis lainnya, anestesi spinal memiliki beberapa efek samping, diantaranya adalah mual muntah, nyeri kepala, nyeri pada bagian yang dilakukan tusukan, dan tekanan darah yang turun. Read more

Sebelum proses operasi dimulai, maka diperlukan tindakan anestesi atau menghilangkan rasa nyeri dan sakit pada tubuh pasien.

Hal ini diperlukan agar pasien tidak merasakan kesakitan saat proses operasi dilaksanakan, sehingga operasi dapat berjalan lancar dan hasil yang diharapkan akan maksimal.

Apa itu Anestesi Spinal?

Di dalam dunia medis, ada berbagai macam jenis anestesi. Salah satu anestesi yang umum ditemui di dalam dunia medis adalah anestesi spinal.[1]

Anestesi spinal adalah proses menyuntikkan antiseptik pada ruas-ruas tulang belakang pada pasien sebelum tindakan operasi dimulai.[2]

Siapa yang Membutuhkan Anestesi Spinal?

Anestesi spinal pada dasarnya diperuntukkan bagi para pasien yang ingin menjalani operasi pada daerah bawah pinggang. [5]

Hal ini diakibatkan dari efek anestesi spinal yang mampu membuat seluruh tubuh di bagian bawah pinggang menjadi mati rasa.

Dengan demikian, anestesi jenis ini cocok diperuntukkan bagi: [3]

  • Pasien yang membutuhkan bedah pada bagian kaki.
  • Pasien yang membutuhkan bedah pada bagian kelamin dan bagian selangkangan.
  • Pasien yang akan menjalani operasi caesar.

Fungsi dan Tujuan Anestesi Spinal

Umumnya, tindakan operasi akan diawali dengan suntikan atau pemberian anestesi pada pasien. Salah satunya adalah pemberian anestesi spinal.

Anestesi spinal berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit pada pasien sebelum operasi dimulai. [2]

Tujuan dari anestesi spinal adalah untuk memberikan efek kebas pada saraf tubuh pasien, tepatnya pada saraf tubuh bagian bawah.

Dengan demikian, pasien akan terbebas dari rasa sakit untuk sementara waktu sehingga operasi dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal.

Perbedaan antara Anestesi Spinal dan Anestesi Epidural

perbedaan anestesi spinal dan epidural

Selain anestesi spinal, terdapat satu jenis anestesi yang disebut dengan anestesi epidural. Anestesi epidural juga digunakan untuk memberikan efek kebas pada tubuh pasien.[5]

Lalu, apa yang membedakan anestesi spinal dengan anestesi epidural?

Berikut beberapa perbedaan antara anestesi spinal dan anestesi epidurial: [4]

  • Anestesi spinal disuntikkan pada daerah serebrospinal di dalam ruang subarachnoid, sedangkan anestesi epidural disuntikkan hanya pada area epidural.
  • Anestesi spinal bereaksi secara cepat (kurang dari 5 menit), sedangkan anestesi epidural membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bereaksi.
  • Anestesi spinal memberikan efek mati rasa yang lebih lama, sedangkan anestesi epidural memberikan efek mati rasa yang lebih singkat.

Persiapan Anestesi Spinal

Pada dasarnya, tidak ada persiapan khusus sebelum pasien menerima anestesi spinal. Namun, pasien umumnya akan dikondisikan untuk berpuasa sebelum menerima anestesi. [5]

Hal ini bertujuan untuk menghindari gangguan-gangguan yang tidak diperlukan selama operasi seperti pasien mengalami pusing atau mual.

Selain itu, dokter akan mengingatkan pasien untuk menjaga kondisi tubuh mereka. Apabila kondisi pasien menurun, maka pemberian anestesi spinal sebelum operasi bisa dibatalkan.

Siapa yang Memberikan Anestesi Spinal?

Anestesi spinal diberikan oleh dokter khusus yang disebut sebagai dokter anestesi. [6]

Dokter anestesi adalah dokter dengan lisensi khusus yang terlatih sangat profesional untuk memberikan suntikan anestesi.

Dokter anestesi telah melewati pendidikan resmi seperti Neurologi, Ilmu Rehabilitasi, bahkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3. [6]

Dalam memberikan anestesi, dokter akan dibantu oleh satu atau dua Perawat anestesi. Perawat Anestesi adalah perawat khusus yang terlatih untuk membantu menangani pemberian anestesi pada pasien.

Peran utama perawat tersebut adalah memberikan kenyamanan pada pasien saat pemberian anestesi spinal berlangsung.

Prosedur Anestesi Spinal

Sebelum pemberian anestesi dimulai, pasien diarahkan untuk duduk.

Setelah itu, dokter akan memastikan bahwa pasien telah duduk senyaman mungkin.

Dengan duduk senyaman mungkin, maka hal ini akan memudahkan dokter saat memberikan Anestesi spinal pada ruas tulang belakang pasien. [5]

Awalnya, tubuh pasien akan merasakan sensasi sedikit tidak nyaman setelah mendapatkan suntikan anestesi. Meski begitu, proses tersebut tidak akan menyakitkan.

Setelah beberapa saat, pasien akan mulai mengalami rasa kebas atau mati rasa pada salah satu kaki. Kemudian, kedua kaki pasien akan kebas seutuhnya. Rasa kebas kemudian akan berlanjut sampai ke atas.

Beberapa pasien mungkin akan mengalami sensasi berputar atau limbung.[7] Tidak perlu panik karena sensasi tersebut umum terjadi.

Apabila tubuh pasien sudah tidak merasakan sakit atau sensasi apapun, maka dokter akan mengarahkan pasien untuk memulai prosedur operasi.

Pasca Pemberian Anestesi Spinal

Umumnya, perlu waktu sekitar 2 sampai 3 hari bagi pasien untuk memulihkan diri pasca pemberian Anestesi Spinal.[6]

Setelah proses operasi selesai, efek dari Anestesi Spinal akan berangsur-angsur menghilang.

Efeknya, pasien mungkin akan mengalami sedikit kesemutan dan nyeri pada area operasi. Namun, pasien tidak perlu panik atau khawatir karena ini merupakan gejala normal yang umum ditemui pasca pemberian Anestesi Spinal.

Namun, setiap pasien mungkin akan merasakan efek lain yang berbeda-beda seperti linglung serta sensasi sedikit berputar.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan pasien pasca pemberian anestesi spinal antara lain: [6]

  • Jangan terlalu banyak bergerak. Posisikan tubuh serileks dan senyaman mungkin serta minim gerakan.
  • Jangan paksakan diri untuk mengoperasikan handphone atau barang elektronik lainnya.
  • Jangan paksakan diri untuk langsung makan dan minum. Memaksakan diri untuk minum dan makan hanya akan menyebabkan mual dan muntah. Apabila dokter menghendaki pasien untuk berpuasa, maka ikuti anjuran tersebut.

Risiko Anestesi Spinal

Pemberian anestesi spinal umumnya tidak akan menimbulkan efek samping atau resiko.

Namun, dalam beberapa kasus, pasien mungkin akan merasakan efek tertentu.

Beberapa efek samping yang mungkin dirasakan oleh pasien antara lain: [6]

Tidak perlu panik apabila pasien mengalami satu atau beberapa keluhan di atas.

Segera hubungi perawat atau dokter apabila keluhan-keluhan tersebut dirasa cukup mengganggu.

Umumnya, biaya anestesi spinal sudah termasuk ke dalam biaya operasi total.

Namun, apabila calon pasien atau pasien ingin mengetahui biaya anestesi spinal secara rinci, jangan sungkan untuk menghubungi bagian administrasi atau kasir di rumah sakit yang bersangkutan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment