Sejak dulu keramas dikenal sebagai salah satu pantangan saat haid. Menurut pantangan yang beredar di masyarakat, keramas saat haid dapat mengakibatkan berbagai gangguan mulai dari mempengaruhi aliran darah hingga risiko timbul penyakit berbahaya.
Karena pantangan keramas yang sering dikaitkan dengan risiko berbagai gangguan kesehatan, banyak wanita yang menjadi khawatir sehingga memilih menghindari keramas selama sedang haid. Padahal pantangan yang berasal dari kepercayaan kultur atau didengar dari perkataan orang lain belum tentu benar dan tidak terbukti secara ilmiah.
Kondisi Rambut Saat Haid
Hormon cenderung mengalami fluktuasi selama siklus menstruasi. Perubahan kadar hormon saat haid tidak hanya menimbulkan sakit perut dan mood yang tidak stabil, namun juga dapat mempengaruhi kondisi rambut dan memicu bad hair days (periode saat rambut menjadi sulit diatur)[1, 2].
Menurut studi pada Journal of Cosmetic Dermatology, bad hair days lebih umum selama menstruasi dan pada wanita yang tidak sering mengkeramas rambutnya. Hal ini diduga berkaitan dengan penumpukan sebum pada rambut, akan tetapi variasi frekuensi bad hair days menstruasi tidak berkaitan dengan kadar sebum[2].
Saat haid, tubuh akan menghasilkan lebih banyak hormon testosterone. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi sebum yang dapat membuat rambut terlihat lengket dan berminyak[1].
Perubahan hormon saat menstruasi juga menyebabkan kulit kepala lebih sensitif terhadap rasa sakit. Pada hari pertama menstruasi, kadar hormon estrogen mencapai titik terendah. Penurunan kadar estrogen diikuti oleh penurunan kadar zat besi dalam tubuh[1, 3].
Kondisi ini juga berkaitan dengan terjadinya kerontokan rambut yang lebih banyak daripada biasanya. Pada banyak kasus, pendarahan berat saat menstruasi memicu penipisan dan kerontokan rambut[1, 3].
Saat mengalami bad hair days menstruasi, beberapa wanita mungkin berpikir untuk mengatasinya dengan berkeramas lebih sering. Akan tetapi, berkeramas terlalu sering sebaiknya dihindari karena akan menyebabkan rambut kehilangan minyak alami yang diperlukan untuk menjaga rambut halus dan lembut[3].
Keramas Saat Haid dari Segi Medis
Banyak yang berpikir bahwa mandi dan keramas tidak aman dilakukan saat haid. Hal ini dikarenakan dugaan bahwa air panas menstimulasi pendarahan atau air dapat menghentikan pendarahan menstruasi, yang mana akan berdampak buruk[4].
Ada pula larangan keramas saat haid yang beralasan keramas dapat menyebabkan aliran darah tidak lancar dan menghambat haid. Pantangan lain mengatakan bahwa berkeramas saat haid mengakibatkan pori-pori kulit kepala terbuka sehingga rentan mengalami sakit kepala.
Bahkan terdapat kepercayaan bahwa keramas saat haid dapat menyebabkan timbulnya penyakit berbahaya di kemudian hari atau bahkan mengalami kesulitan selama kehamilan[5].
Akan tetapi, pantangan dan kepercayaan berdasarkan kultur semacam itu tidak terbukti secara ilmiah. Sehingga seharusnya tidak perlu menjadi alasan bagi wanita untuk menghindari keramas selama haid[4, 5].
Penggunaan air panas untuk mandi atau keramas memang dapat membantu menstimulasi aliran darah. Namun hal ini hanya berlangsung sementara dan tidak berdampak besar pada aliran darah menstruasi[4].
Stimulasi aliran darah setelah mandi atau keramas dengan air panas justru dapat bermanfaat untuk membantu meringankan kram menstruasi dan mengurangi ketegangan otot[4].
Demikian pula dengan penggunaan air dingin untuk mandi atau keramas, pengaruhnya pada aliran darah tidak terlalu signifikan sehingga tidak akan menyebabkan pendarahan menstruasi berhenti[4].
Tidak ada alasan untuk menghindari keramas atau mandi selama haid. Keramas tidak akan mengakibatkan dampak signifikan pada aliran darah dalam tubuh serta tidak berkaitan dengan timbulnya penyakit tertentu[4, 5].
Beberapa teori yang tidak diketahui dasarnya mengklaim bahwa perubahan pada temperatur pada kepala dapat memicu perubahan pada perkembangan hormonal yang mana mengarah pada timbulnya penyakit[5].
Akan tetapi tidak terdapat studi yang menunjukkan bahwa berkeramas selama haid atau menstruasi dapat mengakibatkan timbulnya penyakit. Oleh karena itu, teori tersebut tidak valid dan dapat diabaikan[5].
Sebaliknya, kegiatan membersihkan diri seperti keramas dan mandi hendaknya dilakukan secara rutin selama haid. Kebersihan tubuh yang terjaga akan membantu wanita dalam meningkatkan mood dan mengatasi gejala menstruasi dengan lebih baik[4].