Walau sebagian orang merasa aneh dan tidak tertarik dengan daging sapi mentah, masyarakat di beberapa negara familiar dengan makanan tersebut [1].
Beberapa orang di Afrika, Eropa dan bahkan Asia Tenggara menganggap bahwa daging sapi mentah adalah suatu nikmat dunia yang tak boleh dilewatkan [1].
Meski demikian, para non-pecinta daging sapi mentah pun mungkin penasaran apakah makanan ini boleh dikonsumsi serta aman bagi tubuh.
Bolehkah makan daging sapi mentah?
Boleh, terutama jika daging sapi mentah telah melalui pengolahan yang benar sehingga bisa dikatakan aman untuk dikonsumsi meski tidak ada yang bisa menjamin demikian [1,2].
Beberapa menu di bawah ini menggunakan daging sapi mentah yang cukup menarik banyak orang untuk menikmatinya [2].
- Tiger meat atau juga disebut dengan cannibal sandwich/roti lapis kanibal, yakni hidangan daging sapi mentah yang telah dibumbui lalu disajikan di atas biskuit yang telah disusun rapi.
- Pittsburgh rare, yakni jenis steak yang melalui proses pemanasan bersuhu tinggi namun hanya sebentar; penyajiannya masih dalam bentuk daging mentah atau mentah di bagian dalamnya.
- Carpaccio, yakni daging sapi mentah yang sudah diiris tipis-tipis; menu ini merupakan makanan pembuka khas dari Italia dan terkadang dapat juga menggunakan daging ikan mentah.
- Steak tartare, yakni jenis daging mentah yang sudah dicincang, lalu penyajian dilakukan bersama kuning telur mentah, bawang bombay, dan bumbu-bumbu lainnya.
- Kachilaa, yakni sajian daging mentah dari komunitas Newari dalam bentuk sudah dicincang; terkadang juga menggunakan daging kerbau.
- Amsterdam ossenworst, yakni sajian sosis daging sapi mentah asli dari Amsterdam.
Walau menjadi menu yang umum dan banyak dikenal sekaligus diolah oleh koki profesional, belum ada yang bisa menjamin 100% bahwa sajian daging sapi mentah tersebut benar-benar aman bagi tubuh pengonsumsinya [2,3].
Tidak dapat dipungkiri bahwa daging mentah boleh saja dimakan oleh siapapun, terutama jika disajikan setelah diolah dengan benar, namun tetap terdapat berbagai risiko kesehatan yang bisa terjadi [1,2].
Pengolahan daging sapi mentah sebaik apapun tidak menghilangkan sisi bahayanya secara total [1,2].
Risiko Makan Daging Sapi Mentah
Daging sapi mentah berpotensi mengandung berbagai jenis bakteri yang menyebabkan penyakit bawaan makanan [1,2].
Penyakit bawaan makanan (foodborne illness) juga dikenal dengan kondisi keracunan makanan, yang bisa menyebabkan gejala ringan hingga mematikan [1,2].
Bakteri biasanya akan mati ketika daging dimasak sampai matang, namun bila disajikan mentah, maka jenis-jenis bakteri ini mampu menyerang tubuh [1,2,4] :
- Staphylococcus aureus
- Shigella
- Salmonella
- Escherichia coli (E. coli)
Ketika mengonsumsi daging sapi mentah yang telah terkontaminasi bakteri, maka beberapa gejala yang dapat dirasakan antara lain [2,4,5] :
- Sakit perut
- Diare
- Mual
- Muntah
Gejala-gejala keracunan makanan tersebut bisa terjadi tak lama setelah memakan daging sapi mentah atau bahkan baru timbul selisih 1 minggu setelah mengonsumsinya [4,5].
Flu perut adalah kondisi yang dialami seseorang dan berpotensi disebabkan oleh keracunan makanan atau minuman [4].
Untuk konsumsi steak sendiri pun, ada ketentuan untuk suhu bagian dalam daging sapi agar tetap bisa aman saat dimakan [1,6].
Aturan pengolahan steak daging sapi, suhu bagian dalam daging setidaknya dimasak dengan suhu 63 derajat Celsius atau 145 derajat Fahrenheit [6].
Sekalipun demikian, saat disajikan steak baru boleh diiris dan dimakan 3 menit kemudian [6].
Semetara itu, ketentuan pengolahan daging giling berbeda lagi, yaitu membutuhkan minimal suhu 71 derajat Celsius atau 160 derajat Fahrenheit dalam proses memasaknya [6].
Bagi pecinta steak, khususnya rare dan medium-rare, tetap terdapat risiko untuk mengalami keracunan makanan walau risiko jauh lebih rendah daripada memakan daging sapi mentah-mentah [6].
Biasanya, steak rare dimasak dengan suhu 52 derajat Celsius atau 125 derajat Fahrenheit, sedangkan steak medium-rare dimasak dengan suhu 57 derajat Celsius atau 135 derajat Fahrenheit [6].
Menurut FDA (The Food and Drug Administration), risiko keracunan makanan lebih tinggi ketika mengonsumsi daging sapi yang benar-benar mentah atau daging sapi setengah matang (undercooked beef) [2].
Konsumsi daging sapi mentah bagi anak-anak, lansia, dan wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi karena sistem daya tahan tubuh tidak terlalu kuat [2].
Tips Makan Daging Sapi Mentah
Menghindari menyajikan daging sapi mentah sendiri dan memakannya adalah salah satu cara meminimalisir risiko keracunan makanan [1].
Sebab makan daging sapi mentah di restoran yang terpercaya walau tidak sepenuhnya mampu menghindari risiko infeksi bakteri dan semacamnya, tetap hal tersebut lebih aman dibandingkan penyajian sendiri [1].
Koki dan staf restoran penyedia menu daging sapi mentah paling tahu bagaimana mengolah dan menyajikan daging tersebut dengan tindakan pencegahan, keamanan, maupun kebersihan makanan yang ketat [1].
Selain itu, untuk menghindari daging sapi mentah yang tidak aman dikonsumsi, perhatikan beberapa hal penting sebagai berikut [1] :
- Lihat apakah tekstur daging tersebut berlendir.
- Hindari daging sapi mentah yang tidak segar; daging sapi mentah yang juga sudah melalui masa penyimpanan lebih dari 1-2 hari sebaiknya tidak dikonsumsi karena kualitas dari daging tersebut memburuk. Jika tetap mengonsumsi daging sapi mentah yang sudah tidak segar, risiko gangguan kesehatan akan jauh lebih besar.
- Apakah daging sapi mentah memiliki aroma asam; bersama dengan tekstur berlendir, tetap memakannya hanya akan memicu gejala gangguan pencernaan.
Karena daging sapi mentah berpotensi terkontaminasi bakteri penyebab penyakit, sebaiknya tidak memakannya walaupun boleh agar dapat menghindari risiko keracunan makanan [1,2].