Setiap orang yang aktif melakukan hubungan seksual dan ingin menghindari kehamilan harus memperhatikan pilihan-pilihan tindakan pencegahan dengan baik. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghindari kehamilan. [1]
Menurut The Family Planning Association (FPA) di Inggris, sembilan puluh persen wanita yang aktif melakukan hubungan seksual akan mengalami kehamilan dalam waktu 12 bulan jika tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Seseroang akan mengalami risiko untuk hamil setiap melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, termasuk saat hari pertama mereka melakukan hubungan seksual. [1]
Berikut adalah beberapa pilihan cara yang dapat anda lakukan untuk mencegah kehamilan tanpa KB. [3]
Daftar isi
1. Kondrom Pria
Kondom adalah satu-satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan dan melindungi penularan penyakit menular seksual. Saat digunakan dengan benar, kondom pria memiliki efektivitas sebanyak 80% untuk mencegah kehamilan menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC). [1]
Untuk menggunakan kondom pria dengan benar, anda dapat melakukan [1] :
- Memilih ukuran kondom dengan benar
- Meletakan ujung kondom di kepala penis dengan benar. Jika kepala penis tertutup, anda perlu menarik kulit penis sedikit kebelakang agar kondom dapat terpasang dengan benar.
- Cubit ujung depan kondom untuk membuang udara yang terperangkap.
- Secara perlahan, buka gulungan kondom ke arah bawah penis.
- Setelah melakukan hubungan seksual, tahan bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis keluar dari vagina.
- Buang kondom dengan baik dan jangan pernah gunakan kondom secara berulang.
Kebanyakan kondrom pria terbuat dari bahan lateks, tapi ada juga beberapa kondom yang tidak terbuat dari lateks untuk penderita alergi lateks. Jika anda menggunakan lubrikan, pastikan agar lubrikan tersebut cocok dengan kondom yang anda gunakan. Misalnya, kondom lateks dapat digunakan hanya dengan lubrikan berbahan dasar air. [1]
2. Kondom Wanita
Kondom wanita juga dapat dibeli dengan bebas tanpa resep dokter. Kondom wanita tidak boleh digunakan bersamaan dengan kondom pria. Menurut CDC, kondom wanita memiliki efektivitas 79% sebagai alat kontrasepsi. [1]
3. Diafragma
Diafragma adalah kontrasepsi metode penghalang yang digunakan di dalam vagina. Anda dapat mengoleskan spermisida pada diafragma sebelum digunakan. Saat digunakan bersamaan dengan spermisida, CDC mengestimasi efektivitas diafragma mendekati 90%. [1]
Seseorang dapat memasukan diafragma beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual. Biarkan diafragma berasa di dalam vagina hingga 6 jam setelah berhubungan seksual. Cabut dan buang diafragma setelah 24 jam penggunaan. Diafragma tidak dapat melindungi seseorang dari penyakit menular seksual. [1]
4. Topi Serviks
Topi serviks (misalnya merek FemCap di Amerika Serikat) merupakan cawan silikon lembut yang ditempatkan di dalam vagina. Topi serviks melindungi serviks dari kerja sperma untuk mencapai sel telur. [1]
Efektivitas topi serviks bervariasi pada setiap sumber, namun menurut Planned Parenthood, estimasi efektivitas topi serviks berkisar 70 hingga 85 persen. Topi serviks tidak dapat melindungi seseorang dari penyakit menular seksual. [1]
5. Busa Kontrasepsi
Busa konstrasepsi merupakan sebuah metode pencegah kehamilan yang dapat beli tanpa resep dokter. Busa ini terbuat dari busa polyurethane dan mengandung spermisida. Busa kontrasepsi ditempatkan di dalam vagina untuk menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim. [1]
Pengguaan busa kontrasepsi menghasilkan efektivitas 76 hingga 88 persen. Penggunaan busa kontrasepsi dengan kondim dapat mengurangi risiko kehamilan dan penyakit menular seksual dengan lebih baik. [1]
6. Spermisida
Spermisida adalah sebuah senyawa yang dapat menginaktivasi sperma dan dapat dibeli tanpa resek dokter. Jika digunakan secara tunggal, spermisida perlu dimasukan dekat dengan serviks paling tidak 10 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Spermisida akan bertahan selama 60 menit dan memiliki efektivitas hingga 71 persen. [1]
7. Metode Ritme
Metode ini memerlukan beberapa kali latihan karena cukup sulit untuk dilakukan. Pertama, anda perlu mengetahui cara menghitung siklus haid/menstruasi dan mencatatnya selama 6-12 bulan sebelum memulai metode ini. Selanjutnya, anda menggunakan informasi siklus menstruasi tersebut dan menhitungnya dengan beberapa rumus untuk mengetahui perkiraan kondisi subur (fertil) tubuh anda. Rumus tersebut adalah [3] :
- Kurangi jumlah hari terpendek dalam siklus menstruasi anda dengan angka 18. Angka ini dapat anda gunakan sebagai perkiraan hari awal kondisi subur.
- Kurangi jumlah hari terpanjang dalam siklus menstruasi anda dengan angka 11. Angka ini dapat anda gunakan sebagai perkiraan hari akhir kondisi subur.
- Jangan melakukan hubungan seks diantara dari pertama dan terakhir dari kondisi subur.
8. Metode Hari Standar
Metode hari standar mirip dengan metode ritme namun dalam bentuk lebih sederhana. Metode ini di rancang dengan pasti untuk setiap orang, yaitu hari kesuburan terhadi pada hari ke 8 hingga 19 dari hari pertama menstruasi. Metode ini dapat bekerja dengan baik jika anda memiliki siklus menstruasi sekitar 26 hingga 32 hari. [3]
9. Metode Lendir Serviks
Metode ini dilakukan untuk mengetaui kondisi subur tubuh anda dengan memeriksa lendir serviks. Tepat setelah menstruasi, lendir serviks berjumlah sangat sedikit. Sedangkan, saat anda ovulasi (masa subur), lendir serviks akan bertambah drastis. Perubahan lendir serviks juga dapat anda amati pada warna dan tekstur dari lendir tersebut. [3]
Lendir serviks di masa subur memiliki warna yang jernih, licin, dan stretchy (melar) seperti putih telur. Anda dapat melihatnya dengan memasukan tisu atau jari anda ke dalam vagina. Perhatikanlah lendi tersebut selama beberapa hari untuk dapat membandingkan kondisi lendir serviks pada beragam situasi. [3]
10. Metode Suhu Tubuh Basal
Cara lain untuk mengetahui masa subur anda adalah dengan memperhatikan suhu tubuh setiap harinya. Anda dapat menggunakan termometer suhu tubuh basal pada jam dan aktivitas yang sama setiap harinya. [3]
Saat anda ovulasi (masa subur), temperatur tubuh anda dapat meningkat hingga 1 derajat Fahrenheit (sekitar 0,5 derajat Celcius). Anda juga perlu memperhatikan beberapa gejala tubuh lainnya seperti nyeri payudara, sakit punggung, dan kembung. [3]
11. Metode Simtotermal
Metode simtotermal menggabungkan beberapa aspek tertentu pada kalender, suhu tubuh masal, dan inspeksi lendir vagina. Tidak hanya faktor tersebut yang menjadi pertimbangan bagi keputusan metode ini, beberapa gejala lain, misalnya sakit perut dan nyeri payudara, juga menjadi faktor penentuan pertimbangan metode simtotermal. Beberapa wanita mengalami sakit perut bawah pada saat ovulasi (masa subur). [2]
12. Metode Penarikan
Salah satu cara untuk menghindari kehamilan adalah untuk tidak mempertemukan sperma dengan sel telur. Saat anda menggunakan metode ini, pria harus menarik penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi. Tindakan ini memerlukan kontrol diri yang cukup banyak. Metode penarikan masih menyisakan 22% kemungkinan untuk hamil. [3]
13. Obat herbal
Beberapa obat herbal diperuntukan menghindari kebuntingan. Namun, perlu dipertimbangkan bahwa hanya ada sedikit riset yang mampu mendukung fakta ini dengan baik. FDA juga belum menyetujui obat-obat herbal ini sebagai obat pencegahan kehamilan. Beberapa obat tersebut diantaranya adalah [3] :
- Mimba (neem)
- Jarak
- Gosipol (dari biji kapuk/kapas)
- Thunder God Vine
- Zodia (evodia)
- Wortel liar
Senyawa herbal tersebut dapat bekerja dengan cara [3] :
- Mencegah pelepasan sel telur
- Mencegah sperma untuk membuahi sel telur
- Menghambat sel telur yang telah terfertilisasi untuk melakukan implantasi di rahim
14. Menyusui
Kondisi menyusui, selama 6 bulan pertama pasca melahirkan, dapat menghindari anda dari kehamilan. Kondisi ini dipertegas dengan ketidakhadiran menstruasi akibat tidak adanya sel telur yang matang. Anda harus menyusui anak anda secara langsung setiap 4 hingga 6 jam sekali, bahkan saat dimalam hari, tanpa bantuan susu formula ataupun botol susu. [3]
15. Sterilisasi
Pria dan wanita dapat melakukan tindakan sterilitasi untuk menghindari pembuahan atau kehamilan secara permanen. Prosedur ini dapat menghindari kehamilan dengan efektivitas hampir 99 persen, walaupun tidak dapat mencegah penularan penyakit menular seksual. [1]
Pria dapat melakukan tindakan vasektomi (vasektomi bilateral), sebuah tindakan yang memotong dan mengikat saluran sperma secara permanen. Tindakan ini tergolong operasi minor dan tidak memerlukan tindakan rawat inap. Wanita dapat melakukan tindakan ligasi tuba fallopi atau oviduk, dimana saluran keluarnya sel telur tersebut akan di ikat secara permanen. [1]
Kapan Harus Melakukan Tes Kehamilan?
Seseorang dapat melakukan tes kehamilan jika menduga terjadinya kehamilan. Beberapa tanda-tanda hamil antara lain [1] :
- Telat atau tidak menstruasi
- Pembesaran payudara
- Kelelahan
- Peningkatan frekuensi buang air kecil
- Mual
- Muntah