13 Efek Samping Pil KB yang Harus Diwaspasdai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Pil KB merupakan salah satu metode hormonal mencegah kehamilan. Efek samping pil KB yang Anda alami adalah hal yang umum dan beragam setiap orangnya. Pil KB merupakan cara mengendalikan kelahiran dengan mencegah tubuh menghasilkan sel telur. [1]

Pada masa lalu hanya ada satu pilihan mengonsumsi pil KB. Hal ini melibatkan konsumsi pil berisi hormon selama 21 hari dan diikuti dengan pil plasebo (biasanya terbuat dari gula) selama 7 hari. Selama hari mengonsumsi pil plasebo, Anda akan mengalami menstruasi. [2]

Beberapa efek samping pil KB yaitu keluarnya bercak darah di luar masa menstruasi, mual, peningkatan sensitivitas nyeri pada payudara, sakit kepala, peningkatan berat badan, perubahan suasana hati, tidak mengalami haid, keluar cairan dari vagina dan lainnya. [3]

1. Bercak Darah di Luar Masa Menstruasi

Pil KB mengandung hormon estrogen dan progestin. Sembari tubuh Anda menyesuaikan diri pada obat ini, dapat memicu tubuh melepaskan sebagian kecil dari dinding rahim. Ini menimbulkan bercak pendarahan. [4]

Faktanya, sekitar setengah dari pengguna pil KB mengalami bercak pendarahan atau pendarahan tak terduga selama 3 bulan pertama mengonsumsi pil KB. Untungnya, efek ini biasanya sementara – 90% pengguna tidak lagi mengalami bercak pendarahan pada bulan ketiga mengonsumsi pil KB. [4]

2. Mual

Beberapa orang mengalami mual ringan ketika pertama kali mengonsumsi pil KB namun hal ini biasanya akan mereda. Mengonsumsi pil dengan makanan atau saat menjelang tidur dapat membantu menguranginya. [1]

3. Peningkatan Sensitivitas Nyeri pada Payudara

Pil KB dapat menyebabkan pembesaran atau meningkatkan sensitivitas nyeri pada payudara. Efek samping ini cenderung membaik beberapa minggu setelah memulai konsumsi pil KB. [3]

4. Tidak Mengalami Haid

Anda mungkin akan mengalami kondisi tidak menstruasi atau hanya merasakan pendarahan ringan saat menstruasi selama mengonsumsi pil KB. Hal ini disebabkan pil KB mengandung progestin. Senyawa ini menjadikan dinding rahim tipis sehingga selama haid tidak terlalu banyak bagian yang diangkat. [4]

5. Sakit Kepala

Hormon yang terdapat di dalam pil KB dapat menyebabkan atau meningkatkan frekuensi sakit kepala dan migrain. Perubahan pada hormon wanita (estrogen dan progesterone) dapat memicu migrain. Gejala dapat bergantung pada dosis dan jenis pil KB. [1]

6. Peningkatan Berat Badan

Pil KB sering kali mencantumkan peningkatan berat badan sebagai efek samping yang mungkin terjadi walau penelitian belum membenarkan hal ini. Secara teori, pil KB membuat penumpukan air dalam tubuh. Pil KB juga dapat berujung pada peningkatan massa otot atau lemak. [1]

7. Perubahan Suasana Hati

Orang dengan riwayat depresi dianjurkan untuk berdiskusi dengan dokter sebelum mengonsumsi pil KB. Hal ini disebabkan oleh beberapa orang mengalami depresi atau perubahan suasana hati ketika mengonsumsi pil KB. [3]

8. Perubahan pada Kulit

Dokter sering meresepkan pil KB untuk mengatasi jerawat. Pada beberapa kasus, konsumsi pil KB malah memperparah jerawat. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis progestin dapat memperparah jerawat meskipun estrogen yang terdapat di dalam pil KB berdampak sebaliknya. [4]

9. Penurunan Libido

Hormon di dalam pil KB dapat berdampak pada dorongan seksual (libido) pada beberapa orang. Akan tetapi, banyak faktor lain yang juga berperan andil dalam penurunan libido. [3]

10. Begah

Estrogen yang terdapat di dalam pil KB membuat tubuh Anda menghasilkan lebih banyak renin-angiotensin. Senyawa ini diciptakan oleh ginjal. Ketika hal ini terjadi maka tubuh menahan air lebih banyak sehingga berujung pada rasa begah. [4]

11. Keluar Cairan dari Vagina

Perubahan pada cairan yang keluar dari vagina dapat terjadi ketika Anda mengonsumsi pil KB. Hal ini berdampak pada penurunan atau peningkatan keluaran cairan vagina atau perubahan pada sifat cairan vagina. [1]

12. Perubahan Penglihatan pada Pemakai Kontak Lensa

Perubahan hormon yang terjadi akibat konsumsi pil KB dapat berujung pada retensi cairan. Sebagai akibatnya, menimbulkan pembengkakan atau perubahan bentuk pada kornea. Ketika pembengkakan terjadi, kontak lensa menjadi terasa tidak nyaman. [3]

13. Peningkatan Tekanan Darah

Hormon di dalam pil KB terutama estrogen dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Anda memiliki resiko lebih besar mengalami peningkatan tekanan darah saat mengonsumsi pil KB bila berusia lebih dari 35 tahun, merokok, atau kelebihan berat badan. [4]

Alternatif Pil KB

Bagi Anda yang tidak dapat atau tidak ingin mengonsumsi pil KB sebagai sarana penunda kehamilan, terdapat pilihan lain. Penting untuk Anda perhatikan bahwa pil KB tidak mencegah penyebaran penyakit menular seksual. Hanya metode perlindungan dengan penghalang seperti kondom yang dapat mencegah penyebaran penyakit ini. [1]

  • Kondom

Kondom merupakan metode penghalang dalam menunda kehamilan. Ada begitu banyak jenis dan jenama. Kebanyakan kondom terbuat dari latex, namun orang dengan alergi latex dapat mengganti dengan jenis kondom polyurethane atau kulit anak domba. [1]

  • Diafragma

Diafragma merupakan kontrasepsi dengan metode penghalang lainnya. Alat ini berupa cawan dangkal berbentuk seperti kubah. Ketika diletakkan di vagina, alat ini dapat mencegah sperma mencapai mulut rahim. Orang sering menggunakan diafragma dengan spermisida. [1]

  • Cincin Vagina

Cincin vagina adalah cincin plastik yang melepaskan hormon ke dalam vagina untuk menghambat proses ovulasi (pelepasan sel telur). Untuk menggunakannya, cincin vagina dimasukkan ke dalam vagina selama 21 hari, dan mengeluarkannya selama 7 hari agar terjadi mestruasi. Setelah itu, mengganti cincin dengan yang baru. [1]

  • Injeksi Kontrasepsi

Injeksi yang mengandung bahan kontrasepsi dapat menghambat ovulasi dan mempertebal lendir mulut rahim untuk mengurangi peluang sperma mencapai sel telur. Injeksi ini dapat mempunyai efek yang sama dengan pil KB. Selain itu juga mampu mengurangi kepadatan mineral tulang. [3]

  • Implan

Batangan plastik kecil dapat ditempatkan pada lengan atas dan melepaskan hormon untuk mempertebal lendir leher rahim, menipiskan dinding endometrium, dan menghambat ovulasi. Metode ini dapat memiliki efek samping yang sama dengan pil KB. [3]

  • Intrauterine Device (IUD)

Suatu perangkat kecil yang terbuat dari plastik dan tembaga dimasukkan ke dalam rahim. IUD dapat bersifat hormon atau non hormon. Bila bersifat hormon maka mempertebal lendir serviks dan menghambat ovulasi. Sedangkan non hormon menghasilkan tanggapan anti radang di dalam rahim yang bersifat beracun bagi sperma. [3]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment