5 Cara Mengatasi Anak Susah Makan Karena Diare

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Diare dapat terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari dua minggu (akut) atau persisten (kronis).[1] Diare adalah sering buang air besar yang lunak atau encer.[2] Bagi sebagian anak, diare ringan dan akan hilang dalam beberapa hari. Sementara bagi yang lainnya bisa terjadi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga dapat berisiko anak kehilangan terlalu banyak cairan atau dehidrasi[1], sehingga anak merasa lemas.

Penyebab diare akut pada anak adalah infeksi usus (gastroenteritis) karena virus, keracunan makanan dan air yang terkontaminasi oleh bakteri atau kuman lain.[1] Saat terkena diare, berarti usus sedang mengeluarkan hal-hal yang buruk yang membuat tidak nyaman bagi anak yang diare. Selain itu, beberapa anak mungkin kesulitan makan saat terkena diare. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi anak susah makan karena diare, yaitu sebagai berikut.

1. Menjaga Anak Tetap Terhidrasi

Saat anak diare, sangat berisiko terkena dehidrasi.[1] Oleh karena itu tetap jaga anak tetap terhidrasi meski susah makan. ASI (Air Susu Ibu) memiliki efek proteksi terhadap terjadinya diare. Orang tua dapat menawarkan ASI atau susu formula jika anak berusia dibawah 12 bulan. Kemudian berikan ASI atau susu alternatif lain untuk anak berusia satu tahun lebih atau air, dan biarkan anak minum sampai kenyang.[3]

Jika anak juga menunjukkan sedikit minat pada minuman yang biasa anak minum, maka cobalah alternatif lain. Misalnya dengan es loli berbasis buah utuh dan smoothies. Es loli berbasis buah utuh ini adalah cara lain untuk memberikan cairan kepada anak yang resisten terhadap minum. Sedangkan untuk smoothies dengan campuran pisang, air kelapa dan air.[3]

2. Sup Nasi

Ketika seorang anak mengalami diare selain kehilangan banyak cairan, maka anak juga akan merasa lemas. Rasa lemas ini tidak jarang membuat anak susah makan. Oleh karena itu, orang tua harus pintar membuat olahan makanan yang dapat membuat anak mau makan dan tentunya tidak memberi efek buruk bagi anak yang sedang diare. Salah satunya adalah dengan sup nasi, dengan teksturnya mudah dikunyah sehingga anak tidak kesulitan saat akan mengonsumsinya.

Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk pengobatan diare pada anak menekankan pemberian makanan lanjutan bersama dengan resep larutan rehidrasi oral dan terapi suplementasi seng. Terdapat sebuah penelitian yang menyelidiki efek sup nasi bersama dengan oralit dalam pengobatan penyakit ini. Dalam sebuah penelitian tersebut menunjukkan bahwa regimen sup nasi efektif dan murah dalam pengobatan diare akut pada anak. Sehingga, selain perawatan biasa dengan oralit, sup nasi dapat dikonsumsi bersamaan dengan larutan rehidrasi oral.[4]

3. Makan Dalam Porsi Kecil dan Sering

Dalam banyak kasus, orang tua harus memberi makan anak seperti biasa. Diare biasanya akan hilang pada waktunya, tanpa perubahan atau pengobatan. Saat sedang diare nafsu makan mungkin akan menurun, tetapi asupan makanan yang masuk tetap harus diperhatikan.

Saat diare beberapa anak mungkin juga mengalami mual atau malah muntah. Oleh karena itu, ketika anak susah makan saat mengalami diare maka orang tua dapat memberi makan makanan kecil sepanjang hari, bukan tiga kali makan besar.[5] Hal ini disebabkan karena makanan porsi kecil lebih mudah diterima.

Beberapa anak harus diberi waktu untuk kembali ke kebiasaan makanan normal mereka. Hal ini disebabkan jika beberapa anak tersebut kembali ke pola makan biasa, dapat menyebabkan kembalinya diare. Hal ini disebabkan masalah ringan yang dialami oleh usus saat menyerap makanan biasa.[5]

4. Berikan Makanan Yang Mengandung Cairan

Selain sup nasi, jika anak kesulitan mengonsumsi makanan padat maka orang tua dapat memberikan makanan yang mengandung banyak air. Seperti air kelapa, sup dan yogurt. Namun pemberian jus buah contohnya jus apel tidak disarankan.[6] Karena mengandung sukrosa, fruktosa dan sorbitol yang dapat menyebabkan peningkatan osmolitas. Pilihan lain adalah cairan asin yang mengandung kalium seperti kaldu.[7]

5. Pedialyte

Pedialyte merupakan salah satu larutan elektrolit atau larutan elektrolit lainnya yang biasanya direkomendasikan ketika anak-anak mengalami diare. Namun orang tua penting untuk menyadari bahwa pedialyte tidak benar-benar membuat diare hilang. Jadi pedialyte bukan untuk mengobati diare, tetapi diberikan kepada anak agar tidak mengalami dehidrasi.[8] Mengingat diare dapat menyebabkan anak kehilangan banyak cairan.

Beberapa anak dengan muntah dan diare hanya mentoleransi sejumlah kecil pedialyte misalnya 1 sendok teh setiap 5 menit. Namun, anak-anak yang merasa lebih baik dapat minum pedialyte disesuaikan setelah anak kehilangan cairan. Jadi, dapat memberikan beberapa ons pedialyte setelah muntah atau keluarnya tinja yang besar dan berair. Apalagi jika anak menunjukkan gejala diare juga dapat dibantu dengan memberikan lebih banyak pedialyte .[8]

Kapan Harus Datang Ke Dokter?

Hubungi dokter, jika anak mengalami diare dan kurang dari 6 bulan. Selain itu, apabila anak mengalami diare berkali-kali dalam sehari atau berlangsung lebih dari tiga hari, muntah berulang dan tidak bisa atau tidak mau minum cairan, sakit perut parah dan diare yang mengandung darah juga harus segera menghubungi dokter.[2]

Jika anak mengalami dehidrasi dengan tanda-tanda mulut kering atau lengket, sedikit atau tidak ada air mata sangat menangis, serta mengantuk atau pusing juga harus segera menghubungi dokter.[2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment