Fakta kehidupan bagi banyak wanita adalah periode menstruasi yang teratur. Namun ketika terjadi keputihan bercampur darah di luar periode bisa tampak mengkhawatirkan. Terkadang hal ini bisa menjadi masalah yang besar, karena bagaimanapun pasti ada kekhawatiran di balik keputihan bercampur darah [1].
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi keputihan bercampur darah, secara alami atau secara medis yang tergantung penyebabnya antara lain adalah sebagai berikut.
Daftar isi
1. Menurunkan Berat Badan
Periode menstruasi terjadi ketika tubuh melepaskan lapisan rahim. Ketika seseorang memiliki ketidakseimbangan hormon, maka tubuhnya tidak akan mendapatkan sinyal yang dibutuhkan untuk melakukan ini sesuai jadwal. Hasilnya mungkin keputihan berdarah di antara periode [1].
Pada remaja, uni mungkin terjadi ketika mereka mulai mendapatkan menstruasi. Wanita yang mendekati menopause juga dapat mengalami pendarahan uang tidak terduga karena perubahan hormon. Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk menghentikan pendarahan abnormal akibat ketidakseimbangan hormon, kecuali jika kelebihan berat badan. Dengan kelebihan berat badan dapat membuang hormon, maka menurunkan berat badan dapat membantu mencegah keluarnya darah [1].
2. Jaga Kebersihan Organ Intim
Cara untuk keputihan yang tidak normal salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan organ intim. Selalu bersihkan organ intim dari depan ke belakang [2]. Juga basuh kulit di sekitar vagina dengan lembut menggunakan air biasa [3]. Hal ini untuk membantu mencegah masuknya bakteri dari daerah dubur ke dalam vagina [2].
3. Kenakan Celana Dalam yang Menyerap Keringat
Dengan menggunakan celana dalam yang menyerap keringat, maka dapat membantu mengatasi keputihan yang tidak normal. Biasanya celana dalam ini berbahan katun, dimana kapasnya memungkinkan area genital untuk bernapas sehingga tetap terasa kering dan tidak lembab. Selain itu, hindari menggunakan celana yang ketat atau baju yang ketat dalam waktu yang lama [2].
4. Hindari Pembersih Kewanitaan Beraroma
Panty liner memang dapat membantu mengatasi keputihan yang banyak atau berlebihan jika merasa khawatir dengan bau yang ditimbulkan, Namun jika menggunakannya secara terus-menerus maka dapat menyebabkan iritasi. Untuk menghindari iritasi ini maka jangan gunakan sabun atau gel yang mengandung pewangi, jangan gunakan tisu kebersihan beraroma dan jangan membasuh bagian dalam vagina [3].
5. Jenis Kontrasepsi
Pil KB memang dapat melakukan lebih dari sekedar mencegah kehamilan. Terkadang dokter meresepkannya untuk membantu seorang wanita yang mengalami menstruasi lebih teratur. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan pendarahan vagina yang tidak normal. Meski sangat umum karena dengan pil mini yang hanya mengandung progestin [1] .
Hal sama juga berlaku bagi wanita yang memiliki alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), yaitu alat plastik yang dimasukkan ke dalam lahir oleh dokter untuk mencegah kehamilan. IUD melepaskan hormon membantu mengalami lebih sedikit pendarahan abnormal bagi wanita. Namun dalam beberapa kasus, mereka juga dapat menyebabkan keputihan berdarah di luar periode normal [1].
Keputihan bercampur darah yang dialami mungkin karena jenis kontrasepsi yang digunakan. Meski tidak ada satu jenis alat kontrasepsi yang terbaik bagi semua wanita [1]. Namun beritahu dokter jika metode kontrasepsi atau obat lain berkontribusi terhadap gejala yang dialami, dokter mungkin akan mendiskusikan penghentian obat saat ini demi rejimen kontarsepsi yang baru [4].
6. Pil dan Krim
Infeksi juga menjadi salah satu penyebab keputihan berdarah. Peradangan vagina ini biasanya disebabkan oleh tiga jenis infeksi seperti ragi, bakteri vaginosis, dan trichmoniasis. Vaginitis dapat menyebabkan vagina gatal, keluar cairan, nyeri saat buang air kecil, dan pendarahan ringan atau bercak di antara periode. Biasanya dokter dapat meresepkan pil atau krim untuk mengobatinya [1] .
Beberapa krim yang dapat menutupi berbagai jenis ragi adalah Butoconazole (Gynazole-1) dan Terkonazol (Terazol). Dokter juga mungkin meresepkan krim steroid, selama beberapa hari untuk meredakan peradangan, kemeraham dan nyeri yang lebih parah pada pembukaan vagina dan jaringan di sekitarnya atau yang disebut vulva[5].
7. Antibiotik
Pada wanita yang mengalami infeksi menular seksual, juga dapat disebabkan karena klamidia. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan antara periode dan setelah berhubungan intim. Selain itu, juga dapat membuat seseorang merasa sakit saat buang air kecil dan sakit perut pada bagian bawah. Maka dokter akan mengobatinya dengan antibiotik.[1] Antibiotik ini tersedia untuk banyak infeksi menular seksual dan bakteri [4] .
Terdapat dua antibiotik yang paling diresepkan untuk klamidia, yaitu azitromisin dan doksisiklin. Azitromisin yang diberikan 2 atau 4 tablet sekaligus, sedangkan dosiksisiklin diberikan 2 kapsul sehari selam seminggu. Namun mungkin dokter juga dapat memberi antibiotik yang berbeda seperti amoksisilin atau eritromisin, jika memiliki alergi, sedang hamil atau menyusui. Antibiotik yang lebih lama dapat digunakan, jika dokter khawatir tentang komplikasi klamidia [6] .
8. Pembedahan atau Radiasi
Jika gejala yang dialami disebabkan oleh kondisi kanker, maka dokter akan menyarankan pembedahan atau terapi radiasi. Kemoterapi juga merupakan pilihan untuk kanker stadium lanjut [4] .
Kapan Harus ke Dokter?
Segera menghubungi dokter apabila gejala terjadi di luar siklus atau aktivitas seksual. Dokter mungkin akan melakukan tes seperti pemerikasaan panggul, pap smear, ultrasonografi rahim, sampel jaringan vagina dan rahim. Keputihan berdarah dapat menjadi keadaan darurat jika dibiarkan saja[4]..
Apalagi jika mengalami keputihan berdarah yang menjadi pendarahan vagina yang disertai dengan sakit perut, kram, demam, atau kedinginan selama trimester kehamilan maka segera dapatkan bantuan medis darurat. Tanda-tanda ini menunjukkan komplikasi kehamilan yang parah dan memerlukan perawatan darurat [4] .