Diet Ular : Cara Kerja – Manfaat – Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Diet Ular?

Diet ular atau snake diet adalah salah satu metode diet ekstrem dalam menurunkan berat badan yang diperkenalkan oleh Cole Robinson [1,2].

Cole Robinson diketahui sebagai seorang fasting coach (menurut pernyataan dirinya sendiri) namun tidak ada kualifikasi latar belakang nutrisionis, biologis maupun medis [1,2].

Diet ini berfokus pada puasa selama 48 jam di awal atau selama mungkin; namun pelaku diet ular dapat mengonsumsi Snake Juice (jenis minuman elektrolit) dengan jendela makan 1-2 jam [1,2].

Meski diet ular sendiri diklaim sebagai metode diet yang tidak terlalu ketat karena merupakan contoh diet yang dijadikan gaya hidup melalui berpuasa, beberapa orang masih menganggap diet ini termasuk diet ketat [1,2].

Cara Kerja Diet Ular

Jika menilik metode diet ular dengan berpuasa dan adanya jendela makan, maka jenis diet ini seringkali dianggap sebagai salah satu diet intermittent fasting [1].

Namun bila dibandingkan intermittent fasting yang jendela makan 6, 8 dan 10 jam, diet ular memiliki jendela makan 1-2 jam saja yang menandakan ekstremitasnya lebih tinggi [3].

Cole Robinson pernah menjelaskan mengenai cara kerja diet ular ini, di mana Snake Juice adalah minuman elektrolit yang utamanya perlu diandalkan selama menempuh diet ini [1,2].

Minuman ini bisa dibeli langsung pada situs resmi milik Robinson, namun juga bisa dibuat sendiri di rumah oleh pelaku diet [1,2].

Jika ingin mencoba membuatnya sendiri, maka ini resep yang bisa diikuti [1,2] :

  • Garam Himalaya berwarna merah muda ½ sendok teh
  • Air 2 liter atau 8 cangkir
  • Garam Epsom ½ sendok teh
  • Kalium klorida bebas garam 1 sendok teh

Selain dari minuman elektrolit, rekomendasi asupan kalori selama menjalani diet ular adalah tidak lebih dari 3500 kalori setiap minggunya [4].

Pembatasan kalori tersebut lebih diperuntukkan bagi pelaku diet ular yang baru menjalani [1,2].

Hal ini menjadi alasan mengapa diet ular tergolong ekstrem dan ketat, sebab asupan 3500 kalori adalah untuk setiap minggu [1,2].

Padahal, menurut rekomendasi USDA (U.S. Department of Agriculture) per hari pria membutuhkan 2000-3000 kalori dan wanita 1600-2400 kalori [4].

Dengan kata lain, per minggu pria perlu memenuhi kebutuhan kalori sebanyak 14.000-21.000 kalori dan wanita 11.200-16.800 kalori [4].

Menjalani diet ular sama dengan berani mengambil risiko untuk kekurangan asupan kalori [1].

Bila awal diet dengan asupan 3500 kalori per minggu tak lama membantu pelaku diet mencapai berat badan yang ditargetkan, Robinson menyarankan meningkatkan asupan kalori per minggu menjadi 8500 kalori untuk wanita aktif dan 20.000 kalori untuk pria aktif [1,4].

Pengukuran keton juga perlu dilakukan selama menjalani diet ular; keton sendiri merupakan asam yang tubuh hasilkan ketika proses pembakaran lemak menjadi energi sedang terjadi [1].

Karena pembatasan asupan kalori yang sangat ekstrem, pengecekan kadar keton dalam tubuh sekaligus mengetahui apakah tubuh mengalami ketosis perlu dilakukan [1].

Ketosis adalah proses metabolisme ketika tubuh tidak mendapat cukup karbohidrat untuk dibakar menjadi energi lalu menggunakan lemak untuk dibakar dan diubah menjadi energi [1,5].

Keton adalah hasil dari proses metabolisme bernama ketosis tersebut [1,5].

Untuk diet ular, ada 3 fase yang perlu ditempuh oleh pelaku diet secara konsisten, yaitu sebagai berikut.

Fase Pertama

Fase pertama pada diet ular adalah ketosis, yakni proses metabolisme di mana lemak yang dibakar untuk menjadi energi [1,2].

Berpuasa adalah proses diet yang akan menyebabkan timbulnya rasa lapar, terutama dalam waktu 48 jam [1,2].

Di fase ini, pelaku diet dapat mengonsumsi Snake Juice (jus ular) yang bisa dibeli pada situs Robinson atau dibuat sendiri di rumah [1,2].

Jam makan (jendela makan) hanya 1-2 jam dan pelaku diet boleh makan apa saja tanpa ada batasan atau larangan [1,2].

Namun setelah 1-2 jam, pelaku diet harus berpuasa kembali selama 48 jam [1,2].

Tidak hanya Snake Juice, selama jam makan pelaku diet ular boleh mengonsumsi satu minuman cuka sari apel [1].

Pada fase ini pun Robinson mengemukakan bahwa salah satu tujuan diet ular adalah sebagai pendetoks organ hati dan ginjal [1].

Racun dapat dikeluarkan secara alami melalui proses puasa ini lewat feses, keringan dan urine [1].

Meski demikian, masih terlampau sedikit bukti ilmiah untuk mendukung pernyataan bahwa diet ular adalah diet detoks yang baik bagi tubuh [1].

Fase Kedua

Pada fase kedua, pelaku diet ular masih diminta untuk mengikuti puasa selama 48 jam atau boleh sampai 96 jam (jika mampu) [1,2].

Waktu makan atau jendela makan pun masih sama, yakni hanya selama 1-2 jam saja [1,2].

Inti dari fase kedua diet ular adalah memperpanjang waktu puasa dan bahkan boleh selama yang pelaku diet mampu lakukan [1,2].

Tujuan dari fase kedua adalah mencapai berat badan seperti yang diinginkan dan ditargetkan [1,2].

Fase Ketiga

Pada fase ketiga, pelaku diet dapat berpuasa dengan jam yang lebih sedikit, yakni 24-48 jam setiap setelah makan [1,2].

Tanda-tanda rasa lapar selama fase ini dapat diabaikan dan kemungkinan besar fase ini pun sama sulitnya dengan fase awal dan kedua [1,2].

Diet ular sendiri bukan jenis diet sehat, sebab diet ekstrem dan ketat ini harus melawan rasa lapar selama 1-2 hari [1,2].

Ghrelin dan leptin adalah dua hormon yang penting bagi tubuh karena mengatur rasa lapar dan rasa kenyang [1,2].

Namun karena puasa yang panjang seperti diet ular, akan terjadi perubahan pada kedua hormon tersebut [1,2].

Hal ini menjadikan diet ular sebagai diet yang kurang sehat dan kurang tepat untuk dipilih [1,2].

Manfaat Diet Ular

Diet ular sekalipun sangat ekstrem, tetap mampu memenuhi tujuan beberapa orang yang memilih melakukannya.

Berikut ini adalah sejumlah manfaat dalam melakukan diet ular secara benar.

1. Menurunkan Berat Badan

Tujuan utama melakukan diet ular adalah memangkas berat badan, dan melalui puasa dalam waktu lama tentu diet ini memberikan efektivitas tinggi dalam membuat berat badan turun cepat [1,2].

Namun terlalu cepatnya berat badan turun justru membuat proses ini terlalu berbahaya bagi tubuh [6,7].

Inti dari diet ini adalah menurunkan berat badan dengan cara melaparkan diri sehingga tubuh tidak cukup tenaga apabila digunakan untuk berolahraga seperti pada diet umumnya [6,7].

2. Menurunkan Risiko Diabetes

Diet ular bukan sebuah cara mengobati diabetes tipe 2, melainkan mampu menurunkan risikonya saja [1].

Obesitas identik dengan diabetes, maka dengan menurunkan berat badan melalui diet ular (pembatasan ekstrem kalori dan karbohidrat), risiko diabetes ikut berkurang [1].

Selain itu, penerapan puasa yang sangat lama mampu menurunkan pula risiko peradangan pada tubuh [8,9,10].

Sebuah hasil studi yang melibatkan 1.422 orang dewasa menunjukkan bahwa berpuasa selama 4-21 hari mampu menurunkan kadar gula darah dan menjadikannya lebih stabil [10].

Namun selama penelitian berlangsung, para partisipan ini hanya boleh mengonsumsi 250 kalori setiap hari di bawah pengawasan tenaga medis [10].

3. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Berpuasa dalam diet ular juga diketahui mampu menurunkan tekanan darah yang tinggi lalu menstabilkannya [1].

Hal ini terbukti dari sebuah hasil studi dengan 1.422 orang partisipan yang telah dijelaskan sebelumnya [10].

Karena asupan kalori yang sangat rendah, hal ini membantu agar tekanan darah tinggi cepat turun dan tekanan darah pun bisa lebih stabil [1].

4. Meningkatkan Suasana Hati

Dari hasil studi yang sama, 1.422 orang dewasa yang menjadi partisipan penelitian juga diketahui mengalami perbaikan suasana hati [10].

Dengan lebih sering berpuasa dan pengurangan asupan kalori, rupanya hal ini berpengaruh positif terhadap mood atau suasana hati, asalkan tetap berada di bawah pengawasan medis [1,10].

Risiko Diet Ular

Seperti halnya metode diet lain, tentu terdapat risiko atau efek samping selama menjalaninya, terlebih diet ular dikenal sebagai metode diet ekstrem.

Berikut ini adalah beberapa risiko yang diharapkan untuk dipertimbangkan sebelum orang-orang memutuskan menempuh diet ular.

  • Berpengaruh Negatif Terhadap Penderita Kondisi Medis Tertentu

Pada beberapa orang yang telah menderita penyakit diabetes dan resistensi insulin, gangguan kadar gula darah seperti ini dapat terpengaruh bila menerapkan diet ular [1].

Diet ular juga kurang dianjurkan bagi penderita gangguan makan karena pada dasarnya diet ini tidak mendukung hubungan yang baik dengan makanan dan citra tubuh [1].

  • Kekurangan Nutrisi

Pembatasan asupan makanan sekaligus juga minuman mampu membuat tubuh kekurangan nutrisi, terutama bila diet ular diterapkan dalam jangka panjang [1].

Waktu makan hanya 1-2 jam per 48 jam, sehingga tubuh tidak mendapat cukup makanan [1].

Waktu makan juga tergolong tidak teratur, sehingga diet dalam jangka waktu lama sangat berbahaya bagi tubuh, mulai dari kurang nutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, hingga dehidrasi [11,12].

  • Kelaparan

Diet ular berfokus pada menahan lapar selama mungkin, hal ini diterapkan khususnya pada fase kedua [1].

Melaparkan diri pada dasarnya bukan suatu metode diet yang baik karena lama-kelamaan mampu membahayakan kesehatan tubuh [1].

Berbagai penyakit serius dapat timbul karena kelaparan dalam waktu yang lama dan terus diulangi [1].

Kesimpulan

Diet ular efektif dalam menurunkan berat badan secara cepat melalui metode puasa.

Namun karena efek yang cepat pula, efek sampingnya benar-benar serius bagi tubuh.

Pilih metode diet yang jauh lebih nyaman dilakukan dan tidak berisiko buruk bagi kesehatan.

Tempuh diet yang sehat dengan pemenuhan nutrisi seimbang ditambah dengan olahraga rutin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment