Normalnya, orang dewasa memiliki kadar kolesterol kurang dari 200 mg/dL yang dianggap sebagai kondisi tubuh yang sehat [1].
Maka ketika kadar kolesterol berada pada angka 200 mg/dL atau lebih, kondisi ini sudah tergolong sebagai kolesterol tinggi [1].
Jika sudah berada pada angka 240 mg/dL ke atas, kadar kolesterol sudah termasuk tinggi sekali [1].
Untuk menurunkan atau menjaga kestabilan kadar kolesterol, diet sehat adalah salah satu kuncinya [2].
Namun bagi penderita kolesterol tinggi, pertimbangkan kembali apabila ingin menjalani diet keto [3,4,5,6].
Walaupun diet keto mengutamakan rendah karbohidrat, pelaku diet juga penting untuk mengasup sumber makanan tinggi lemak [7].
Ketahui seberapa aman atau bahayanya diet keto sebelum benar-benar menjalaninya.
Bolehkah penderita kolesterol tinggi lakukan diet keto?
Diet keto tidak dianjurkan bagi penderita kolesterol tinggi sekalipun rata-rata orang cocok dengan metode diet ini [3,4,5,6].
Seperti halnya jenis diet lain, tidak semua orang akan cocok dan mampu melakukan diet keto [3,4,5,6].
Hal ini bisa dikarenakan adanya kondisi medis tertentu sehingga tidak memungkinkan untuk mengasup sumber-sumber makanan pada diet tersebut [3,4,5,6].
Diet ketogenik atau diet keto pada dasarnya berfokus pada rendah lemak dan tinggi karbohidrat sebagai asupan utama pelaku dietnya [7].
Jadi jika seseorang memiliki kondisi kolesterol tinggi, menjalani diet keto justru dapat memicu lonjakan LDL atau kadar kolesterol jahat [3,4,5,6].
Efek kenaikan kadar LDL tidak langsung terjadi setelah beberapa hari menempuh diet keto [6].
Kenaikan kadar LDL maupun trigliserida bisa terjadi justru setelah melakukan diet keto beberapa minggu atau beberapa bulan [6].
Meskipun lonjakan kadar LDL maupun trigliserida dalam jangka pendek tidak begitu memengaruhi peningkatan risiko penyakit jantung, diet keto sebaiknya tidak menjadi pilihan diet utama [6].
Diet keto bukan opsi diet terbaik bagi penderita kolesterol tinggi, penyakit hati/liver, dan penyakit ginjal [5].
Alih-alih membaik, diet keto bahkan mampu memperburuk gejala yang sudah dialami [5].
Oleh sebab itu, penderita kolesterol tinggi sebaiknya tidak sembarangan memilih metode diet apabila bertujuan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat [3,4,5,6].
Bila kolesterol diketahui tinggi, konsultasikan dengan dokter mengenai jenis diet apa saja yang aman dan boleh dilakukan [3,4,5,6].
Apakah diet keto memengaruhi pembuluh arteri?
Ya, apabila kondisi kesehatan pelaku diet keto sedang tidak baik-baik saja, terutama dengan kolesterol dan trigliserida tinggi [4].
Konsumsi lemak jenuh saat menjalani diet keto dapat segera menaikkan kadar LDL yang kemudian memicu penumpukan plak di dinding arteri [4].
Lama-kelamaan penumpukan plak dapat mempersempit jalannya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah [4].
Sementara itu, lemak tak jenuh akan memberikan efek sebaliknya, yakni peningkatan kadar HDL atau kolesterol baik [4,5].
Tidak hanya menurunkan risiko penyakit jantung, asupan lemak tak jenuh baik sebagai pencegah penyakit stroke [4,5].
Lalu, diet apa saja yang cocok untuk penderita kolesterol tinggi?
Untuk penderita kolesterol tinggi, sebaiknya tidak memilih diet keto sebagai jalan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Beberapa jenis atau metode diet lain yang bisa dilakukan dan bersifat lebih aman antara lain adalah [8,9] :
- Diet Mediterania, yakni dengan mengurangi atau membatasi asupan karbohidrat serta protein namun mengonsumsi lebih banyak lemak sehat.
- Diet TLC (Therapeutic Lifestyle Changes), yakni dengan berfokus pada diet rendah lemak jenuh dan lemak trans, olahraga dan mengendalikan berat badan.
- Diet Weight Watchers, yakni dengan mengasup tinggi serat dan protein namun rendah lemak dan karbohidrat.
- Diet Vegetarian atau Vegan, yakni dengan mengonsumsi sayuran, buah, dan sumber makanan nabati.
Agar lebih aman, lakukan konsultasi dengan dokter mengenai jenis diet apa saja yang baik bagi kondisi kolesterol tinggi.