Obat

Doxycycline: Manfaat – Dosis – Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Doxycycline adalah antibiotik tetrasiklin. Obat ini mulai digunakan sejak tahun 1967.[1]

Pemberian doxycycline hanya bertujuan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri bukan infeksi akibat virus.[2]

Apa Itu Doxycycline?

Untuk mengetahui doxycycline lebih jauh, berikut ini disajikan data tentang doxycycline:[2,3,4]

Indikasi Infeksi, sifilis, epididimo-orchitis, malaria, tifus, uretritis, leptospirosis, periodontitis, jerawat, diare pelancong, antraks
Kategori Obat resep
Konsumsi Anak-anak dan dewasa
Kelas Antibiotik antrasiklin
Bentuk Tablet, sirup, kapsul, infus
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap doxycycline dan tetrasiklin hasil fermentasi lainnya. Pasien dengan akloridia yang telah diketahui ataupun dugaan. Anak-anak dengan usia di bawah 8 tahun. Ibu hamil dan menyusui. Penggunaan bersama metoksifluran.
Peringatan Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan doxycycline:
→ Pasien yang telah menderita penyakit menular seksual sebelumnya.
→ Pasien dengan miastenia gravis.
→ Pasien dengan lupus eritematosus sistemik.
→ Pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui PO/IV
Kategori D: Terdapat bukti bahwa terjadi risiko pada kehamilan berdasarkan data reaksi efek samping, atau laporan pemasaran dan kajian pada manusia. Namun, obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap ibu hamil.

Manfaat Doxycycline

Doxycycline digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri. Berikut ini penyakit yang dapat ditangani dengan doxycycline:[3]

  • Rentan infeksi
  • Sifilis
  • Epididimo-orchitis (peradangan pada testis dan epididimis)
  • Serangan malaria falciparum akut yang resisten terhadap kloroquin
  • Demam tifus kambuhan
  • Uretritis non-Gonore
  • Penyakit menular seksual
  • Gonore nonkomplikasi
  • Pencegahan terhadap demam tifus
  • Penanganan dan pencegahan pasca terpapar spora antraks
  • Leptospirosis (penyakit akibat infeksi bakteri leptospira)
  • Diare pelancong
  • Pencegahan malaria
  • Periodontitis (infeksi serius pada gusi)
  • Jerawat

Dosis Doxycycline

Doxycycline dapat diberikan kepada dewasa dan anak-anak. Berikut ini dosisnya:[3]

Dosis Dewasa

Intravena
⇔ Rentan infeksi:
→ 200 mg pada hari pertama.
→ 100-200 mg setiap hari pada hari selanjutnya bergantung parahnya infeksi.
Diminum
⇔ Sifilis:
→ 300 mg setiap hari.
→ Dosis dibagi.
→ Pemberian paling sedikit selama 10 hari.

⇔ Rentan infeksi:
→ 200 mg sebagai dosis tunggal (pada hari pertama).
→ Atau sebagai dosis terbagi dengan interval pemberian 12 jam.
→ Pada hari selanjutnya 100 mg sekali sehari.
→ Infeksi parah: 200 mg per hari.

⇔ Epididimo-orchitis:
→ Infeksi oleh Chlamydia trachomatis atau Neisseria gonorrhoeae.
→ 200 mg dua kali sehari.
→ Pemberian paling sedikit selama 10 hari.

⇔ Serangan malaria falciparum akut yang resisten terhadap kloroquin:
→ Dikombinasi dengan quinin.
→ 200 mg per hari.
→ Pemberian paling sedikit selama 7 hari.

⇔ Demam tifus kambuhan:
→ Diberikan sebagai dosis tunggal.
→ 100 atau 200 mg.

⇔ Uretritis non-Gonore, penyakit menular seksual, Gonore nonkomplikasi:
→ 100 mg dua kali sehari.
→ Diberikan selama 7 hari.

⇔ Pencegahan terhadap demam tifus:
→ 200 mg sebagai dosis tunggal.

⇔ Penanganan dan pencegahan pasca terpapar spora antraks:
⇔ Pencegahan pasca terpapar:
→ 100 mg dua kali sehari.
→ Diberikan selama 60 hari.

⇔ Penanganan antraks:
→ 100 mg dua kali sehari.
→ Diberikan selama 7 s/d 10 hari (pemberian pada kulit).
→ Selanjutnya diberikan 200 mg sebagai dosis tunggal.
→ Diberikan dua kali sehari.
→ Dikombinasikan dengan agen bakterisidal.
→ 100 mg setiap 12 jam sekali.
→ Diberikan selama 2 minggu sampai kondisi klinis stabil.

⇔ Leptospirosis:
⇔ Pencegahan:
→ 200 mg setiap minggu selama menetap.
→ 200 mg pada hari terakhir perjalanan.

⇔ Diare pelancong
⇔ Pencegahan:
→ 200 mg sebagai dosis tunggal atau dibagi dua pada hari pertama perjalanan.
→ 100 mg sekali sehari selama menetap.

⇔ Pencegahan malaria:
→ Sebagai tablet dispersi.
→ 100 mg setiap hari dimulai 1-2 hari sebelum keberangkatan menuju daerah malaria.
→ 100 mg setiap hari selama menetap di daerah malaria.
→ 100 mg setiap hari selama 4 minggu setelah meninggalkan daerah malaria.

⇔ Periodontitis:
→ Sebagai tablet salut selaput.
→ 20 mg dua kali sehari.
→ Diberikan selama 3 bulan.

⇔ Jerawat:
→ 40 mg atau 50 mg (bergantung sediaan).
→ Diberikan selama 6-12 minggu.
Topikal
⇔ Periodontitis:
→ Berikan pada kantung periodontal.
→ Bisa diulangi setelah 4 bulan dari pemberian pertama.

Dosis Doxycycline Anak-anak

Oral/Diminum:
⇔ Rentan infeksi
→ Anak-anak dengan berat badan < 45 kg
→ 4,4 mg/kg dosis dibagi dua pada hari pertama
→ 2,2 mg/kg pada hari selanjutnya
→ Infeksi parah: 2,2 mg/kg setiap 12 jam sekali

→ Anak-anak dengan berat badan > 45 kg
→ 200 mg sebagai dosis tunggal (pada hari pertama)
→ Atau sebagai dosis terbagi dengan interval pemberian 12 jam
→ Pada hari selanjutnya 100 mg sekali sehari
→ Infeksi parah: 200 mg per hari

⇔ Penanganan dan pencegahan pasca terpapar spora antraks
→ Pencegahan pasca terpapar
→ Anak-anak dengan berat badan < 45 kg
→ 2,2 mg/kg diberikan dua kali sehari
→ Diberikan selama 60 hari

→ Anak-anak dengan berat badan > 45 kg
→ 100 mg dua kali sehari
→ Diberikan selama 60 hari
⇔ Pencegahan malaria
→Anak dengan usia minimal 12 tahun dan berat badan <45 kg
→ 2,2 mg/kg sekali sehari

→ Anak dengan usia minimal 12 tahun dan berat badan >45 kg
→ 100 mg setiap hari dimulai 1-2 hari sebelum keberangkatan menuju daerah malaria
→ 100 mg setiap hari selama menetap di daerah malaria
→ 100 mg setiap hari selama 4 minggu setelah meninggalkan daerah malaria

Efek Samping Doxycycline

Beberapa efek samping yang dapat terjadi selama pemberian doxycycline adalah sebagai berikut:[4]

  • Kulit melepuh, mengelupas, dan mengendur
  • Begah
  • Menggigil
  • Feses berwarna pucat
  • Sembelit
  • Batuk
  • Urine berwarna gelap
  • Nafsu makan berkurang/hilang
  • Diare
  • Kesulitan menelan
  • Pusing
  • Detak jantung cepat
  • Merasa tidak nyaman
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kelopak mata/daerah sekitar mata, wajah, lidah, bibir melepuh, gatal, bengkak
  • Ruam
  • Peningkatan rasa haus
  • Maag
  • Peradangan pada sendi
  • Nyeri otot atau sendi
  • Mual
  • Kesemutan
  • Mata sakit dan merah
  • Kulit luka dan merah
  • Sakit perut parah
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit, luka, dan bintik putih di dalam mulut atau bibir
  • Bengkak pada kaki
  • Kelenjar limfa pada leher, ketiak terasa bengkak, nyeri ketika disentuh)
  • Dada sesak
  • Kelelahan yang tidak biasa
  • Kehilangan berat badan yang tidak biasa
  • Muntah
  • Mata atau kulit berwarna kuning

Info Efek Samping bagi Tenaga Medis:[4]

  • Sistem Saraf
    • Sangat umum (10% lebih): sakit kepala (s/d 26%).
    • Umum (1% s/d 10%): sakit kepala sinus.
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): hipertensi intrakranial benigna (gejalanya ditandai dengan pandangan kabur, skotoma (bagian tengah mata berwarna hitam), diplopia (sindrom penglihatan ganda), tinnitus (telinga berdering).
    • Frekuensi tidak dilaporkan: hipoestesia (penurunan fungsi indera peraba), peningkatan tekanan intrakranial, parestesia (kesemutan), mengantuk, stupor, kehilangan indera pengecap, amnesia, kesemutan pada bagian tubuh yang terpapar sinar matahari, kelumpuhan saraf frenik setelah skleroterapi
    • Laporan pasca pemasaran: hipertensi intrakranial benigna, sakit kepala, pusing.
  • Lainnya
    • Sangat umum (10% lebih): selesma (s/d 22%), gejala flu (s/d 11%).
    • Umum (1% s/d 10%): cedera, nyeri, infeksi, infeksi jamur, flu.
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): infeksi candida/candidiasis, kulit berwarna merah di bagian wajah, leher, dada; nyeri retrosternal
    • Frekuensi tidak dilaporkan: malaise, superinfeksi (pertumbuhan berlebihan organisme noninfeksi.
    • Laporan pasca pemasaran: astenia.
  • Saluran Pencernaan
    • Sangat umum (10% lebih): mual (s/d 13,4%).
    • Umum (1% s/d 10%): mual/muntah, sakit gigi, gangguan pada gigi, dispepsia (rasa tidak nyaman pada perut), diare, abses periodontal, asam lambung, nyeri pada perut bagain atas, kembung, nyeri perut bagain bawah, mulut kering.
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): nyeri gusi, perasaan panas dan terbakar pada ulu hati/gastritis (peradangan dinding lambung)
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): glositis (peradangan lidah), disfagia (kesulitan menelan), enterokolitis (peradangan pada usus halus atau usus besar), luka radang (dengan pertumbuhan berlebih candida/molinia) pada daerah anogenital, esofagitis (peradangan pada kerongkongan), tukak pada kerongkongan, pankreatitis (peradangan pankreas), pseudomembranous kolitis (peradangan usus besar akibat pertumbuhan berlebih bakteri Clostridium difficile), stomatitis (peradangan mulut).
    • Frekuensi tidak dilaporkan: diare terkait Clostridium difficile, iritasi kerongkongan, luka, rasa terbakar pada ulu hati, lidah terlihat berbulu dan gelap, lunturnya/bertambah pekatnya warna gigi, hipoplasia enamel (kerusakan permukaan gigi), enterokolitis akibat bakteri Stapilococcus.
    • Laporan pasca pemasaran: terdapat darah pada tinja, kolitis, sembelit, perubahan warna permukaan gigi.
  • Muskoskeletal
    • Umum (1% s/d 10%): nyeri sendi, nyeri punggung.
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): nyeri otot.
  • Sistem Pernapasan
    • Umum (1% s/d 10%): nasofaringitis, sakit tenggorokan, tersumbatnya sinus hidung, batuk, sinusitis (peradangan sinus hidung), bronkitis (peradangan bronkus), hidung tersumbat, nyeri pada faring-laring.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: bronkospasme (pengencangan otot bronkus).
  • Dermatologis
    • Umum (1% s/d 10%): ruam, kulit sensitif terhadap cahaya.
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): eritema multiformis (sejenis ruam kulit), sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis (gangguan kulit langka dan berbahaya), dermatitis eksfolaitif (peradangan kulit meliputi 90% tubuh), ruam obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: perubahan warna kuku, fototoksisitas, reaksi alergi cahaya, ruam morbiliformis, kuku lepas, ruam dan melepuh.
    • Laporan pasca pemasaran: biduran.
  • Genitourinari
    • Umum (1% s/d 10%): nyeri haid, vaginitis (peradangan vagina) akibat infeksi bakteri, infeksi jamur pada bagian vulvo vagina.
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): infeksi vagina.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: gatal pada vagina, vaginitis.
    • Laporan pasca pemasaran: keputihan akibat jamur kandida/monilia, infeksi monilia pada daerah anogenital.
  • Kardiovaskular
    • Umum (1% s/d 10%): hipertensi, peningkatan tekanan darah.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: flebitis (pemberian secara IV).
  • Hati
    • Umum (1% s/d 10%): peningkatan nilai aspartat transaminase.
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): fungsi hati abnormal, gagal hati, hepatitis (peradangan hati), hepatoksisitas (kerusakan hati akibat penggunaan obat), warna kuning terjadi pada kulit dan mata.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: cedera hepatoselular akut, reaksi penyumbatan empedu, hepatitis akibat tersumbatnya empedu, degenerasi lemak pada hati, peningkatan sementara nilai tes fungsi hati.
  • Metabolisme
    • Umum (1% s/d 10%): peningkatan kadar LDH (laktat dehidrogenase) dalam darah, peningkatan kadar gula darah.
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): penurunan nafsu makan, porfiria (kelainan akibat penumpukan porfirin).
    • Frekuensi tidak dilaporkan: hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah), anoreksia.
  • Psikiatri
    • Umum (1% s/d 10%): kecemasan.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: linglung, depresi, halusinasi.
  • Hipersensitivitas
    • Umum (1% s/d 10%): reaksi anafilaksis (reaksi alergi berat termasuk angiodema/pembengkakan tanpa menimbulkan nyeri di bawah kulit, memburuknya lupus eritematosus sistemik, perikaditis/peradangan pada otot perikardium, hipersensitivitas, penyakit serum/reaksi alergi, purpura Henoch-Schonlein/peradangan dan pendarahan pada pembuluh darah kecil, hipotensi/tekanan darah rendah, dispnea/kesulitan bernapas, takikardia/denyut jantung cepat, edema periferal/pembengkakan pada anggota gerak, biduran).
    • Frekuensi tidak dilaporkan: reaksi hipersensitivitas (termasuk biduran, angiodema, syok anafilaktik, anafilaksis, reaksi anafilaktoid/reaksi alergi akibat berolahraga dan zat kontras, purpura anafilaktoid, penyakit serum, hipotensi, perikaditis, memburuknya lupus eritematosus sistemik, dispnea, edema periferal, takikardia.
    • Laporan pasca pemasaran: reaksi alergi ringan.
  • Hematologis
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): anemia hemolitik, trombositopenia, neutropenia (rendahnya kadar neutrofil), eosinofilia (tingginya rasio eosinofil dalam plasma darah).
    • Frekuensi tidak dilaporkan: peningkatan waktu protrombin, leukopenia, purpura trombositopenia.
  • Ginjal
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): peningkatan nilai BUN (blood urea nitrogen) dalam darah (terkait dosis).
    • Frekuensi tidak dilaporkan: gagal ginjal akut.
  • Endokrin
    • Jarang (0,01% s/d 0,1%): perubahan warna kelenjar tiroid.
  • Okular
    • Frekuensi tidak dilaporkan: diplopia, papiledema (pembengkakan pada saraf optik mata), kehilangan penglihatan (dikaitkan dengan hipertensi intrakranial benigna), konjungtivitis, pembengkakan di sekitar mata.

Detail Doxycycline

Tabel di bawah menunjukkan informasi lebih rinci mengenai doxycycline:[3]

Penyimpanan → Simpan antara 20-25°C.
→ Jauhkan dari cahaya.
Cara Kerja Deskripsi: Doxycycline adalah antibiotik tetrasiklin hasil fermentasi. Sebagai agen bakteriostatik, doxycycline memiliki cakupan yang luas baik bakteri gram positif maupun gram negatif. Doxycycline menghalangi sintesis protein dengan cara menghambat subunit ribosom 30S bakteri.
⇔ Farmakokinetik:
Penyerapan: Hampir seluruhnya diserap oleh saluran pencernaan. Ketersediaan hayati sekitar 93%. Waktu mencapai konsentrasi puncak pada plasma adalah 2 jam.
Penyebaran: Disebarkan secara luas ke jaringan tubuh (dan terikat kuat pada paru-paru dan jaringan ginjal) dan cairan tubuh. Mampu melewati plasenta dan terdapat pada ASI. Sekitar 80%-95% terikat pada protein plasma.
Ekskresi: Dikeluarkan melalui urine (23%-40%), tinja (30%). Waktu paruh eliminasi plasma berlangsung 12-24 jam.
Interaksi Dengan Obat Lain → Terdapat risiko hipertensi intrakranila dengan obat isotretinoin.
→ Terdapat risiko perdarahan dengan kontrasepsi oral.
→ Perpanjangan waktu protrombin dengan antikoagulan (mis. warfarin).
→ Menurunkan paparan antasida yang mengandung Al, Ca, Mg, Zn atau garam Fe, sediaan bismut, karbamazepin, fenobarbital, fenitoin dan primidon.
→ Mampu meningkatkan paparan siklosporin.
→ Mampu memengaruhi kerja bakterisidal penisilin.
→ Obat yang menginduksi enzim hati (mis. rimfapicin) menurunkan waktu paruh doxycycline.
→ Penggunaan bersama metoksifluran dapat menyebakan kerusakan ginjal.
Interaksi Dengan Makanan → Pemberian bersama makanan (termasuk susu) mampu menurunkan penyerapan doxycycline.
→ Pemberian dengan alkohol menurunkan waktu paruh doxycycline.
Pengaruh Pada Hasil Lab.Memengaruhi tes flurosens pada tes urine katekolamin.

Pertanyaan Seputar Doxycycline

Apakah doxycycline antibiotik?

Ya, doxycycline termasuk antibiotik dan dihasilkan oleh bakteri Streptococcus.[1]

Samakah fungsi doxycycline dengan penisilin?

Tidak. Doxycycline adalah agen bakteriostatik yaitu obat yang membuat pertumbuhan bakteri lain terhenti, sehingga jumlah bakteri tetap. Sedangkan penisilin adalah bakterisidal yaitu obat yang membunuh bakteri lain.[3]

Apakah mengonsumsi doxycycline dapat menurunkan berat badan?

Salah satu efek samping mengonsumsi doxycycline adalah dapat menurunkan nafsu makan.[4]

Apakah kehilangan penglihatan adalah salah satu efek samping dari doxycycline?

Doxycycline dapat meningkatkan tekanan intrakranial yang memicu hipertensi intrakranial. Salah satu gejalanya adalah kehilangan penglihatan.[4]

Bisakah doxycycline digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus?

Tidak. Doxycycline hanya digunakan untuk infeksi akibat bakteri.[3]

Contoh Obat Doxycycline (Merek Dagang) di Pasaran

Beberapa nama dagang doxycycline dapat dilihat pada tabel di bawah ini:[4]

Brand Merek Dagang
DohixatDotur
DoxicorDumoxin
SiclidonViadoxin

1) James Q. Del Rosso, DO, FAOCD. 2015. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. Oral Doxycycline in the Management of Acne Vulgaris: Current Perspectives on Clinical Use and Recent Findings with a New Double-scored Small Tablet Formulation.
2) Anonim. Diakses 2020. Webmd.com. Doxycycline Calcium Syrup.
3) Anonim. Diakses 2020. Mims Indonesia. Doxycycline.
4) Anonim. Diakses 2020. Drugs.com. Doxycycline.

Share