Radioterapi atau terapi radiasi merupakan salah satu metode perawatan untuk penderita kanker jenis apapun [1,2].
Radioterapi umumnya dikombinasi bersama dengan operasi pengangkatan tumor maupun kemoterapi [1,2].
Namun pada beberapa kasus kanker yang masih berukuran kecil dan belum menyebar luas ke jaringan tubuh lain bisa ditangani dengan radioterapi saja [1].
Walau prosedur ini tergolong aman dan umum direkomendasikan oleh dokter, tetap terdapat risiko efek samping yang timbul dan dialami pasien yang menjalaninya.
Efek samping radioterapi untuk kanker payudara bisa bermacma-macam; hal ini kerap ditentukan oleh jenis radioterapi yang pasien tempuh maupun respon tubuh terhadap pengobatan ini.
Berikut ini adalah sejumlah efek samping yang dimaksud dan perlu diwaspadai.
1. Limfedema
Limfedema merupakan kondisi saat lengan atau tungkai membengkak karena pembuluh getah bening tersumbat [1,3].
Limfedema sendiri adalah efek samping yang cukup umum terjadi pada penderita kanker, baik diakibatkan oleh efek pengobatan kanker seperti radioterapi, maupun akibat dari kanker itu sendiri [1].
Pada pasien kanker payudara yang menempuh terapi radiasi dan kelenjar getah bening terkena paparan radiasi selama prosedur ini, limfedema akan timbul, sekalipun bertahun-tahun setelah pasien selesai menjalani terapi radiasi [1].
Pembuluh getah bening tersumbat karena paparan radiasi tersebut, bahkan terkadang pasien mengalami jaringan parut pada area tersebut [1,3].
Pembengkakan ringan hingga berat pada tangan, lengan atau tungkai menjadi gejala yang umum terjadi sebagai tanda limfedema; dan biasanya keluhan lain pun bisa turut menyertai, seperti [3] :
- Lengan atau tungkai kaku, terasa berat saat digerakkan, dan nyeri.
- Gerakan tubuh menjadi lebih terbatas.
- Bengkak di bagian kelenjar getah bening.
- Muncul atau terjadi pembentukan borok di permukaan kulit.
- Fibrosis kulit (kulit menebal dan tekstur menjadi lebih keras).
- Kulit mudah memar.
- Kulit dan jaringan sekitarnya mudah mengalami peradangan.
- Kulit pecah-pecah.
Bila pembengkakan dan keterbatasan gerakan pada tungkai atau lengan mulai terjadi, segera konsultasikan ke dokter.
Pemeriksaan harus dilakukan untuk memastikan apakah gejala-gejala yang pasien keluhkan mengarah pada limfedema.
Biasanya, dokter meminta pasien untuk melakukan beberapa hal ini sebagai penurun risiko limfedema [1,3] :
- Menghindari suhu ekstrem
- Menghindari asupan makanan tinggi sodium/tinggi garam
- Tidak membawa benda berat pada area lengan yang terpengaruh
- Melakukan latihan fisik atau olahraga yang sudah dikonsultasikan/disetujui dokter untuk meningkatkan kembali saluran getah bening
Sebelum menjalani radioterapi, pasien bisa bertanya detail kepada dokter mengenai cara menurunkan risiko limfedema maupun cara mendeteksinya secara dini.
2. Peradangan Paru
Peradangan paru sebagai efek dari radioterapi hanya terjadi pada beberapa wanita penderita kanker payudara [4].
Beberapa pasien memiliki risiko lebih tinggi mengalami peradangan paru-paru, terutama jika menjalani perawatan kanker kombinasi radioterapi dan kemoterapi [4].
3. Masalah Jantung
Paparan radiasi pada bagian payudara kiri dari prosedur radioterapi dapat memengaruhi kondisi jantung pasien [3].
Sebagian kecil proses radioterapi pada kanker payudara bisa menyebabkan gangguan pada jantung, termasuk menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung [3].
Namun zaman sekarang, efek samping pada jantung seperti ini tidak lagi umum terjadi [3].
4. Kelelahan
Penempuhan radioterapi bersama dengan perawatan kanker lainnya seringkali membuat pasien kelelahan [1,5].
9 dari 10 pasien mengalami kondisi tersebut dan akan berdampak pada cara bicara, daya konsentrasi, hingga aktivitas sehari-hari pasien [5].
Selama masih menjalani radioterapi, pasien kanker payudara akan mudah lelah dan tidak membaik walaupun sudah beristirahat [1].
Bila rasa lelah cukup ekstrem dan pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, segera katakan pada dokter [1].
Meski tidak terdapat solusi penanganan untuk kelelahan sebagai efek samping radioterapi, dokter akan memberikan solusi lainnya [1].
5. Perubahan Kulit
Terapi radiasi eksternal pada penderita kanker payudara mampu menyebabkan efek samping berupa perubahan pada kulit [1,6].
Kulit yang terpengaruh adalah area kulit yang menjadi lokasi tumbuhnya kanker dan diobati dengan paparan radiasi [1,6].
Beberapa perubahan kulit yang dimaksud sebagai efek samping radioterapi adalah [6] :
- Sunburn (kulit terbakar)
- Warna kulit menjadi lebih gelap
- Kulit melepuh
- Kulit mengelupas
- Nyeri dan perih pada kulit
- Spider veins
Spider veins adalah kondisi yang mirip dengan varises namun pembuluh darah yang tampak pada kulit berwarna merah keunguan dan tampak lebih kecil-kecil [6].
Spider veins adalah salah satu efek samping yang bisa terjadi di beberapa area kulit pasien kanker payudara beberapa bulan hingga beberapa tahun usai menjalani radioterapi [6].
Perubahan kulit tidak terjadi secara drastis saat pasien menempuh prosedur radioterapi, tapi berkembang secara bertahap [1,6].
Pada beberapa pasien yang mengalami efek samping ini, kondisi bisa bertahan lama hingga bertahun-tahun usai menjalani perawatan [1,6].
Untuk mengatasi dan menjaga kulit agar kondisinya tidak semakin buruk, beberapa hal berikut bisa dilakukan [6] :
- Menghindari penggunaan sabun atau produk perawatan kulit dengan kandungan parfum.
- Menggunakan air hangat untuk membasuh tubuh.
- Mengenakan pakaian longar yang terbuat dari bahan lembut dan ringan.
- Menjaga kelembapan area kulit yang terpengaruh setiap hari menggunakan pelembap yang sudah dikonsultasikan dengan dokter.
- Menghindari penggunaan bra berkawat.
Efek samping radioterapi untuk kanker payudara bisa cukup ringan namun juga bisa cukup berat; oleh sebab itu, bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan efek samping yang terjadi selama atau sesudah radioterapi.