Berdasarkan penelitian, hampir seluruh negara terinfeksi penyakit H1N1 (flu babi) pada tahun 2019. Terdapat sekitar 20-40% dari jumlah populasi beberapa negara di dunia telah terkena penyakit ini[1].
Di Indonesia, jumlah penderita penyakit H1N1 (flu babi) yaitu sebanyak 1385 atau sekitar 42.59% dari total pasien yang terserang penyakit influenza A pada tahun 2009 saat penyakit ini menjadi wabah pandemi[4].
Di Amerika, jumlah penderita penyakit ini adalah sekitar 60.8 juta orang di tahun 2009[5].
Daftar isi
Apa Itu Flu Babi ?
Flu babi (H1N1) merupakan salah satu jenis virus influenza A (penyakit menular). Penyakit ini menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan berpotensi untuk melemahkan pernapasan orang yang terinfeksi[2].
Penyakit ini disebut dengan flu babi karena virus ini ditemukan dalam infeksi pada babi di seluruh dunia. Penyakit ini juga menyebabkan penyakit pernapasan yang berpotensi merusak saluran pernapasan babi[2].
Terkadang orang – orang yang berada di dekat babi, berpotensi untuk terkena flu babi. Selain itu, penyakit ini menular dari satu orang ke yang lainnya[2].
Namun, berdasarkan satu studi lanjutan dari Centers for Disease Control and Prevention, H1N1 berbeda dari virus yang beredar pada babi di Amerika Utara. Virus tersebut memiliki dua gen dari virus flu yang biasanya berada pada di Eropa dan Asia serta gen burung dan gen manusia[3].
Cara Penularan Flu Babi
Cara penularan flu babi (H1N1) adalah sebagai berikut[3]:
- Menyebar dari orang ke orang melalui batuk dan bersin orang yang terinfeksi;
- Berbicara dengan orang yang terinfeksi; dan
- Menyentuh suatu permukaan benda yang telah terinfeksi oleh virus H1N1 (flu babi) dan kemudian menyentuh mulut atau hidung.
Tinjauan H1N1 (flu babi) merupakan penyakit menular yang berasal dari virus H1N1 dan dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas.
Fakta Tentang Flu Babi
H1N1 (flu babi) adalah wabah pandemi yang terjadi di tahun 1918 dan 2009. Saat ini, virus flu babi sudah memasuki tahap pasca pandemi. Hal ini bukan berarti virus ini hilang begitu saja, tetapi menjadi virus musiman[1].
Pada tahun 1918, flu babi juga menjadi wabah pandemi yang mematikan dan dikenal juga dengan flu Spanyol. Jumlah penderita penyakit ini yaitu sekitar 500 juta orang di seluruh dunia. Kematian yang terjadi sekitar 50 hingga 100 juta orang atau sekitar 3 – 5% dari total populasi di dunia[1].
Pada tahun 2009, kematian yang disebabkan oleh flu babi yaitu sekitar 0.001 – 0.007% dari total populasi di dunia atau sekitar 300 ribuan orang[5].
Di Amerika, total kematian yang disebabkan oleh flu babi adalah sekitar 12.469 orang. Penyebaran paling cepat terjadi di Amerika[5].
Di Indonesia, total kematian yang disebabkan oleh flu babi adalah 10 orang. Kematian ini terjadi di 4 provinsi yaitu Jakarta (3 orang), Jawa Barat (3 orang), Jawa Timur (3 orang), dan Yogyakarta (1 orang)[6].
Secara mendunia, penularan penyakit ini paling aktif di beberapa bagian Asia Selatan, di daerah terbatas dengan iklim tropis di Amerika Selatan dan Tengah. Di zona belahan bumi selatan, penularan penyakit ini secara keseluruhan tetap rendah, kecuali di Afrika Selatan[7].
Tinjauan H1N1 (Flu babi) adalah penyakit musiman dan pernah menjadi wabah pandemi sebanyak 2 kali yaitu tahun 1918 dan 2019. Penderita penyakit ini di Indonesia tidak terlalu banyak dibandingkan dengan Amerika.
Penyebab Flu Babi
Penyebab utama penyakit flu babi adalah virus influenza H1N1. Virus ini ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain[2].
Virus flu babi adalah jenis dari orthomyxovirus (virus influenza) dan menghasilkan virion yang berdiameter 80 – 120 nm. Virus ini juga menghasilkan protein – protein yang berguna untuk menempelkan virus pada sel yang terinfeksi dan memindahkan partikel virus dari sel yang terinfeksi. Virus ini memberikan infeksi pada saluran pernapasan[2].
Bagaimana flu babi bisa masuk ke dalam tubuh?
Virus flu babi menginfeksi sel – sel yang melapisi hidung, tenggorokan, dan paru – paru. Virus memasuki tubuh ketika menghirup udara yang telah terkontaminasi[8].
Virus juga memasuki tubuh ketika virus hidup dipindahkan dari permukaan benda yang telah terkontaminasi ke mata, hidung atau mulut. Virus ini tidak dapat tertular karena memakan daging babi[8].
Tinjauan Penyakit H1N1 (flu babi) disebabkan oleh virus influenza jenis H1N1 dan dapat ditularkan ke orang lain.
Efek, Risiko, dan Komplikasi Flu Babi
Flu babi memberikan efek ringan hingga parah kepada penderitanya. Efek yang diberikan oleh flu babi yaitu[2,3]:
- Dapat disembuhkan tanpa pengobatan medis;
- Opname di rumah sakit;
- Kehilangan berat badan;
- Diasingkan/ mendapatkan isolasi dari pihak rumah sakit;
- Komplikasi penyakit lainnya; dan
- Kematian.
Flu babi akan memberikan risiko komplikasi bagi orang dengan faktor risiko[3]:
- Anak – anak berusia di bawah 5 tahun, khususnya berusia di bawah 2 tahun;
- Dewasa di atas 65 tahun;
- Wanita hamil;
- Orang dengan penyakit asma;
- Orang dengan kondisi neurologis dan perkembangan saraf;
- Orang dengan keterlambatan perkembangan sedang hingga parah;
- Orang dengan penyakit paru – paru kronis dan penyakit jantung;
- Orang dengan gangguan darah, endokrin, ginjal, hati, metabolisme;
- Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat penyakit atau obat – obatan seperti HIV atau kanker); dan
- Orang yang berusia 19 tahun dengan terapi aspirin dalam jangka panjang.
Komplikasi dari penyakit flu babi adalah[3,8] :
- Memburuknya kondisi penyakit kronis seperti penyakit jantung dan asma;
- Pneumonia;
- Bronkitis;
- Infeksi pendengaran;
- Infeksi sinus (sinusitis);
- Tanda dan gejala neurologis, mulai dari kebingungan hingga kejang;
- Kegagalan pernapasan.
Tinjauan Efek dari flu babi jika terkena kepada orang dengan faktor risiko akan menyebabkan komplikasi terhadap penyakit lain bahkan kematian.
Gejala Flu Babi
Gejala penyakit flu babi adalah sebagai berikut[3] :
- demam (beberapa orang tidak mengalami gejala ini);
- batuk;
- sakit tenggorokan;
- pilek atau hidung tersumbat;
- sakit pada tubuh dan kelelahan;
- sakit kepala;
- kedinginan;
- muntah dan diare (beberapa orang tidak mengalami gejala ini).
Beberapa gejala penyakit flu babi yang membutuhkan pertolongan medis dengan segera (emergency)[3]:
Gejala pada Anak-anak
- Bernapas secara cepat atau kesulitan bernapas;
- Warna kulit kebiruan;
- Tidak minum cukup cairan;
- Tidak bangun atau tidak berinteraksi;
- Menjadi sangat mudah tersinggung sehingga tidak mau digendong;
- Gejala seperti flu membaik, tetapi gejala kembali lagi disertai dengan demam dan batuk yang parah; dan
- Demam dengan ruam.
Gejala pada Dewasa
- Kesulitan bernapas atau sesak napas;
- Nyeri atau terasa ada tekanan di dada atau perut;
- Pusing secara tiba – tiba;
- Kebingungan;
- Muntah yang parah;
- Gejala dengan flu membaik tetapi gejala kembali lagi dengan demam dan batuk yang parah.
Kapan harus ke dokter?
Jika anda memiliki gejala demam yang berulang dan disertai dengan beberapa gejala berikut[3] :
Gejala pada anak harus dibawa ke dokter : warna kulit menjadi kebiruan, kesulitan bernapas, mendapatkan jumlah cairan yang sedikit, tidak mampu untuk bangun atau berinteraksi, dan demam dengan ruam.
Gejala pada dewasa harus dibawa ke dokter : kesulitan bernapas, nyeri pada dada dan perut, pusing dan kebingungan secara tiba-tiba, muntah yang parah, dan batuk yang parah.
Selain itu, anda harus ke dokter jika anda memiliki penyakit kronis asma, diabetes, atau gangguan jantung, dan sedang dalam keadaan hamil[8].
Tinjauan Gejala H1N1 (flu babi) terjadi pada gangguan pernapasan dan gejala dapat menjadi akut dan membutuhkan pertolongan medis.
Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Flu Babi
Pada umumnya, diagnosis penyakit flu babi dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan melakukan dua tes untuk memastikan penyakit ini, yaitu[3,8]:
- Rapid Tes
Tes ini merupakan diagnosis flu babi yang dilakukan secara cepat. Tes ini dilakukan dengan mengambil zat atau antigen dari hidung atau belakang tenggorokan. Hasil tes ini dapat diperoleh dalam waktu 15 – 30 menit dan hasil dari tes ini kurang akurat. - Tes Laboratorium
Tes ini menggunakan zat atau antigen dari hidung atau belakang tenggorokan. Pemeriksaan tes ini dilakukan pada laboratorium rumah sakit dan hasil yang diberikan lebih akurat.
Tes juga dilakukan untuk pemeriksaanjantung, paru-paru, otak atau sistem saraf dan kegagalan organ yang berkaitan dengan penyakit flu burung.
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap penyakit ini adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tempat tinggal[8].
- Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat gejala-gejala yang terjadi pada tubuh dan memeriksa bagian organ tubuh lain seperti ginjal, jantung dan hati.
- Pemeriksaan terhadap tempat tinggal dan lingkungan interaksi dilakukan untuk memastikan apakah ada penularan penyakit ini dari orang lain.
- Jika hasil dari pemeriksaan fisik dan tempat tinggal menunjukkan tingkat risiko terkena penyakit flu babi sangat tinggi, maka akan dilakukan rapid tes dan tes laboratorium lainnya untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
Tinjauan Diagnosis terhadap penyakit flu babi dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan beberapa tes laboratorium seperti rapid tes.
Pengobatan Penyakit Flu Babi
Orang yang terinfeksi H1N1 (flu babi) dapat menularkan orang lain dari 1 hari sebelum jatuh sakit hingga 5 hingga 7 hari setelah jatuh sakit. Jika seseorang sudah terinfeksi satu kali oleh penyakit H1N1 (flu babi), maka tubuhnya akan kebal dan tidak terkena penyakit ini lagi[3].
Cara pengobatan secara medis dari penyakit ini adalah dengan menggunakan obat anti virus seperti Oseltamivir (Tamiflu), Zanamivir (Relenza), Peramivir (Rapivab), dan Baloxavir (Xofluza). Obat ini mampu mencegah komplikasi yang lebih serius[3].
Kebanyakan penyakit H1N1 juga tidak disembuhkan dengan obat, tetapi dengan pola hidup sehat. Ini terjadi jika tubuh yang terinfeksi memiliki kekebalan tubuh yang kuat[3].
Cara pengobatan secara non medis atau dengan pola hidup sehat adalah[8]:
- Meminum banyak cairan seperti air putih, jus, dan sup hangat untuk terhindar dari dehidrasi.
- Beristirahat dan memiliki istirahat yang cukup untuk mebantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi.
- Mempertimbangkan untuk menggunakan penghilang rasa sakit seperti acetaminophen atau ibuprofen dengan hati – hati.
Tinjauan Pengobatan H1N1 (flu babi) dapat dilakukan dengan cara medis yaitu pemberian obat dan cara non medis yaitu dengan pola hidup sehat.
Pantangan dan Anjuran bagi flu babi
Beberapa pantangan dan anjuran yang harus dilakukan ketika terkena penyakit flu babi agar tidak menyebarkan kepada orang lain adalah[3]:
- tidak berada di luar rumah (belanja, bekerja, atau melakukan perjalanan) minimal 24 jam;
- tidak berkumpul dengan banyak orang;
- tidak menggunakan peralatan makanan secara bersamaan;
- menggunakan masker wajah saat hendak keluar seperti ke rumah sakit;
- menutup mulut dengan kain atau tisu ketika bersin atau batuk; dan
- mencuci tangan sesering mungkin.
Tinjauan Pantangan dan anjuran yang harus dilakukan oleh penderita H1N1 adalah untuk mencegah penyebaran kepada orang lain.
Cara Pencegahan Flu Babi
Beberapa cara pencegahan H1N1 (flu babi) adalah sebagai berikut[3]:
- Mendapatkan vaksin H1N1 (flu babi) untuk meningkatkan kekebalan tubuh;
- Menghindari untuk berkomunikasi dengan jarak yang dekat terhadap orang yang sakit flu atau yang sudah terinfeksi;
- Tinggal di rumah jika sedang sakit;
- Menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin;
- Mencuci tangan dengan air, sabun, antiseptik, atau alkohol untuk membunuh kuman;
- Menghindari untuk menyentuh wajah, hidung dan mulut;
- Membersihkan rumah dan setiap permukaan benda, perabotan, atau ponsel yang sering disentuh;
- Memiliki pola tidur yang cukup;
- Mengkonsumsi makanan cukup nutrisi dan minum air putih; dan
- Memiliki cukup olahraga dan mengatur tingkat stress.
Tes Vaksin Flu Babi
Vaksin H1N1 (flu babi) telah tersedia secara luas untuk melindungi seseorang dari penyakit H1N1 (flu babi). WHO dan CDC menganjurkan agar semua orang dapat memperoleh vaksin ini khususnya orang yang memiliki faktor risiko tinggi[3].
Diagnosis dilakukan pertama kali dengan melihat gejala pada fisik dan melihat tanda dari virus Flu babi[8]. Beberapa tes yang dilakukan jika kondisi penderita semakin parah, telah berada di rumah sakit, dan memiliki faktor risiko adalah[3]:
- Tes Diagnostik Cepat (Rapid Test)
Tes pengujian terhadap virus H1N1 (flu babi) secara cepat dan dapat digunakan dalam rawat jalan. Tes ini mampu memberikan hasil dalam waktu kurang dari 30 menit. Tingkat keakuratan dari tes ini adalah sekitar 10 hingaa 70%. Dengan tingkat keakuratan ini, hasil yang dihasilkan juga bervariasi.
- Tes Lainnya di Laboratorium
Tes ini dilakukan di laboratorium rumah sakit dengan menggunakan swab untuk mengambil selaput lendir dari bagian dalam hidung atau bagian dalam tenggorokan. Tes – tes ini tidak memerlukan pengambilan darah.
Tinjauan Beberapa tes dapat dilakukan untuk pengujian H1N1 (flu babi) setelah dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.