Gangguan Kepribadian Skizotipal; Definisi dan Gejala

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal seringkali dideskripsikan sebagai aneh, eksentrik, dan biasanya sangat sedikit atau tidak memiliki sama sekali hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka... biasanya tidak memahami bagaimana membentuk hubungan dengan orang lain, atau bagaimana akibat perilaku mereka terhadap orang lain. Mereka juga dapat salah mempersepsikan motivasi orang lain dan tidak mempercayai orang lain. Masalah ini dapat menyebabkan kecemasan yang berat dan kecenderungan untuk menghindari situasi sosial. Gangguan kepribadian skizotipal umumnya didiagnosis pada dewasa muda dan akan terus ada sampai seumur hidup. Ciri-ciri orang dengan gangguan kepribadian skizotipal termasuk sifat penyendiri dan tidak memiliki teman dekat diluar keluarga inti, emosi yang datar atau respon emosi yang tidak pantas, adanya kecemasan sosial yang persisten dan berlebihan, interpretasi yang salah terhadap situasi tertentu, pola pikir yang aneh dan eksentrik, dll. Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal biasanya baru akan mencari bantuan profesional atas desakan anggota keluarga atau teman dekat. Jika Anda menduga ada orang di sekitar Anda yang memiliki gejala serupa dan telah menimbulkan masalah sosial, maka Anda dapat menyarankan orang tersebut untuk mencari bantuan medis. Read more

Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal adalah penyendiri yang lebih suka menjaga jarak dari orang lain dan tidak nyaman membangun hubungan. Mereka kadang-kadang menunjukkan cara bicara atau sikap yang aneh, serta memiliki rentang emosi yang terbatas atau datar.

Mengenal Gangguan Kepribadian Skizotipal

Gangguan kepribadian skizotipal berada di pertengahan spektrum gangguan kepribadian yang berkaitan, yaitu skizoid di ujung yang lebih ringan dan skizofrenia di ujung yang berat. Ketiga gangguan kepribadian ini diduga berhubungan secara biologis. [2, 4, 5]

Banyak ahli yang percaya bahwa orang dengan gangguan-gangguan kepribadian ini memiliki kerapuhan genetik yang serupa, namun masih belum jelas mengapa seseorang bisa mengalami bentuk gangguan yang lebih ringan atau lebih berat.

Sebagian besar penderita skizotypal mengalami kesulitan untuk mengingat, belajar dan memperhatikan dalam bentuk yang ringan.

Mereka biasanya tidak mengalami gejala-gejala psikotik yang berat atau membuat mereka tidak berfungsi, misalnya delusi dan halusinasi yang muncul dalam skizofrenia. Tetapi, penderita skizotipal kadang-kadang bisa berkembang menjadi penderita skizofrenia.

Gangguan kepribadian skizotipal lebih banyak dialami pria dibanding wanita. Gejala-gejala depresi dan kecemasan cukup umum muncul dalam gangguan ini.

Sekitar separuh dari penderita skizotipal mengalami episode depresi mayor pada satu waktu dalam kehidupan mereka, dan stres bisa memperburuk kondisi skizotipal mereka.

Gangguan kepribadian skizotipal biasanya didiagnosa di awal usia dewasa dan cenderung bertahan sepanjang hidup penderitanya, meskipun perawatan semacam pemberian obat dan terapi bisa meringankan gejala-gejala yang dialami.

Gejala-Gejala Gangguan Kepribadian Skizotipal

Penderita skizotipal biasanya mengalami lima atau lebih dari tanda-tanda dan gejala berikut ini: [1, 2, 3, 4]

  • Penyendiri dan tidak memiliki teman diluar lingkungan keluarga dekat
  • Memiliki emosi yang datar, terbatas atau menunjukkan respon emosional yang tidak tepat
  • Mengalami kecemasan yang terus menerus dan berlebihan
  • Merasa bahwa hal-hal yang terjadi di luar diri mereka berkaitan secara personal dengan diri mereka
  • Memiliki cara berpikir, keyakinan atau tingkah laku yang aneh, eksentrik atau tidak biasa
  • Memiliki pikiran yang penuh kecurigaan atau paranoid serta keraguan yang terus menerus tentang kesetiaan orang lain
  • Percaya pada kekuatan istimewa, misalnya bisa merasakan kehadiran orang yang sudah meninggal atau mengalami ilusi
  • Berpakaian dengan cara yang aneh, misalnya baju yang acak-acakan atau tidak cocok bagian atas dan bawahnya
  • Menunjukkan cara bicara yang aneh, misalnya tidak jelas atau polanya tidak biasa, atau sering mengoceh keluar topik saat melakukan percakapan

Tanda-tanda dan gejala gangguan kepribadian skizotipal, misalnya sangat tertarik pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan seorang diri atau memiliki tingkat kecemasan sosial yang tinggi, bisa tampak ketika penderitanya berusia remaja.

Pada anak-anak, gangguan ini menyebabkan mereka sulit belajar di sekolah atau tampak sering menyendiri, yang bisa membuat mereka mengalami perundungan (bullying).

Perbedaan Antara Skizotipal Dengan Skizoid

Gangguan kepribadian skizotipal dan skizoid sama-sama termasuk ke dalam klaster A, yaitu kelompok yang ciri khasnya adalah kecurigaan. Keduanya terdengar mirip dan bahkan memiliki beberapa gejala yang sama, namun ada perbedaannya: [5]

  • Tingkat kenyamanan. Penderita skizoid hampir tidak pernah perduli tentang kondisi mereka atau berusaha untuk memperbaiki keadaannya. Sebaliknya, penderta skizotipal merasa situasi mereka tidak nyaman, karena mereka terus merasa sanat cemas dan depresi ketika berusaha membangun hubungan sosial. Oleh sebab itu, penderita skizotipal lebih mungkin mencari pertolongan dan perawatan.
  • Tingkah laku. Serangkaian pemikiran dan sikap penderita skizotipal bersifat eksentrik, tidak biasa, dan aneh. Orang-orang ini akan tampak mencolok dalam hal penampilan dan cara berkomunikasi dengan orang lain.

Penyebab dan Faktor Risiko

Skizotipal cenderung bersifat keturunan. Seseorang memiliki risiko mengalami gangguan ini jika ada anggota keluarganya yang menderita: [1, 2, 3, 4]

  • Skizofrenia
  • Gangguan kepribadian skizotipal
  • Gangguan kepribadian lainnya

Faktor-faktor lingkungan, terutama pengalaman di masa kecil, bisa berperan dalam hal berkembangnya gangguan ini. Faktor-faktor tersebut bisa berupa: [3, 4]

  • Penyiksaan atau pelecehan
  • Pengabaian
  • Trauma
  • Stres
  • Memiliki orang tua yang tidak dekat secara emosional

Diagnosa

Sebagian besar penderita skizotipal didagnosa mengalami gangguan ini di awal usia dewasa mereka. Jika dokter mencurigai seseorang mengalami skizotipal, ia akan memulai dengan pemeriksaan fisik untuk memastikan permasalahan yang dialami oleh pasien tidak disebabkan oleh gangguan fisik.

Dokter juga akan menanyakan tentang gejala-gejala yang dialami dan apakah ada anggota keluarga yang memiliki gangguan kepribadian.

Pasien akan dirujuk ke psikiater atau psikolog untuk pemeriksaan yang lebih spesifik, dimana pasien akan diberi pertanyaan mengenai: [3, 4]

  • Kapan pertama kali gejala-gejala mulai muncul
  • Bagaimana gejala-gejala ini berdampak pada kehidupan sehari-hari
  • Bagaimana perasaan pasien ketika berada di situasi sosial
  • Pengalaman di sekolah atau di tempat kerja
  • Masa kecil

Psikiater atau psikolog juga mungkin akan menanyakan apakah pasien pernah berpikir untuk melukai diri sendiri atau orang lain. Mereka juga akan menanyakan mengenai pendapat keluarga tentang tingkah laku pasien.

Jawaban-jawaban dari pasien akan membantu terapis untuk menegakkan diagnosa.

Perawatan dan Pengobatan

Jika seseorang didiagnosa mengalami gangguan kepribadian skizotipal, maka dokter akan meresepkan obat atau menjadwalkan terapi sebagai bentuk perawatan. Tidak ada obat yang secara khusus dirancang untuk mengobati skizotipal, tetapi antipsikotik atau antidepresan bisa meringankan gejala-gejala yang dialami. [1, 2, 3, 4]

Beberapa jenis terapi juga bisa membantu merawat pasien skizotipal. Psikoterapi bisa membantu pasien belajar untuk membangun hubungan dengan orang lain. Terapi semacam ini juga dilakukan bersamaan dengan pelatihan kecakapan sosial untuk membantu penderita skizotipal merasa lebih nyaman berada di situasi-situasi sosial.

Terapi tingkah laku kognitif bisa membantu pasien mengenal sikap-sikap yang berkaitan dengan gangguan yang dialaminya. Pasien akan belajar tentang bagaimana bersikap dalam situasi sosial serta bagaimana merespon sikap orang lain.

Terapis juga akan membantu pasien untuk mengenal pemikiran-pemikiran tentang menyakiti diri sendiri atau orang lain kemudian mengubahnya.

Terapi keluarga juga bisa membantu pasien, terutama bila masih tinggal dalam satu rumah. Terapi ini bisa membantu memperkuat hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya serta lebih merasa mendapat dukungan dari keluarganya.

Bisakah Gangguan Kepribadian Skizotipal Dicegah?

Sejauh ini belum ada cara yang diketahui bisa mencegah terjadinya gangguan kepribadian ini, tetapi bantuan sedini mungkin dari pihak medis bisa membantu mengurangi gejala-gejala yang dialami serta memperbaiki fungsi pasien sebagai seorang pribadi dalam jangka panjang. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment