Penyakit rematik merupakan penyakit yang mempengaruhi tendon, ligamen, tulang, dan otot sendi. Penyakit rematik dapat menyebabkan nyeri, kekakuan, dan pembengkakan pada persendian. Selain itu, penyakit rematik juga dapat menyerang area tubuh lainnya seperti organ dalam. Beberapa jenis penyakit rematik mempengaruhi jaringan ikat (connective tissue diseases) [1, 2].
Ada lebih dari ratusan jenis penyakit rematik yang berbeda. Diatara yang paling umum adalah artritis, osteoartritis, artritis reumatoid (RA), spondilitis ankilosa, polimialgia reumatik, arthritis psoriatik, penyakit autoimun, penyakit autoinflamsi, lupus, sindrom sjorgen, skleroderma, junveil idiopatik artritis (JIA) dan masih banyak lainnya [1].
Penyakit rematik disebabkan oleh gangguan autoimun atau sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan yang sehat pada tubuh sendiri. Para ahli tidak mengetahui penyebab sebagian besar jenis penyakit rematik. Namun dalam banyak kasus, penyebab penyakit rematik tergantung pada jenis rematik yang diderita. Beberapa faktor dipercaya berperan terhadap munculnya penyakit rematik [2].
Berikut beberapa hal menjadi faktor yang terkait dengan penyakit rematik [2]:
- Gen dan riwayat keluarga
- Masalah gaya hidup, seperti kelebihan berat badan
- Trauma
- Infeksi
- Masalah sistem saraf
- Masalah metabolisme
- Terlalu banyak keausan dan tekanan pada sendi atau persendian
- Faktor lingkungan
- Hormon tertentu
Setiap orang dengan penyakit rematik mungkin memiliki gejala yang sedikit berbeda dan juga dipengaruhi oleh berbagai jenis penyakit rematik yang memiliki gejala berbeda. Berikut ini merupakan gejala rematik yang paling umum:
Daftar isi
1. Nyeri sendi
Nyeri sendi merupakan gejala umum dari penyakit rematik. Setiap kerusakan pada sendi akibat penyakit atau cedera dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri sendi. Nyeri pada rematik umumnya disebabkan oleh keausan.
Nyeri sendi dan pembengkakan sendi mempengaruhi lebih dari satu sendi dalam satu waktu. Sendi yang paling umum terkena nyeri adalah siku, pergelangan tangan, bahu, pangkal tulang belakang, buku-buku jari, pinggul, lutut dan pergelangan kaki.
Nyeri sendi pada penyakit rematik umumnya disebut nyeri sendi kronis. Nyeri sendi kronis muncul secara perlahan dan menyebabkan masalah jangka panjang seperti pada penyakit radang sendi [3].
2. Pembengkakan pada persendian
Pembengkakan pada sendi terjadi ketika ada cairan di jaringan sekitar sendi. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat menyulitkan untuk menggerakkan sendi yang bengkak. Pembengkakan sendi terkait rematik muncul secara perlahan dan dapat menyebabkan masalah jangka panjang.
Dalam beberapa kasus, sendi yang bengkak dapat bertambah besar atau sendi berubah bentuk. Pada beberapa orang terjadi pembengkakan keras yang disebut nodul rheumatoid yang dapat berkembang di bawah kulit di sekitar area sendi yang terkena. Sendi yang mengalami pembengkakan biasanya juga mengalami nyeri. Pembengkakan sendi terjadi pada ruas jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan lainnya [3,4].
3. Kekakuan sendi
Secara umum rasa nyeri dan pembengkakan sendi pada penyakit rematik disertai dengan kekakuan sendi. Kekakuan pada sendi menjadi gejala umum selain nyeri sendi. Kekakuan sendi setidaknya berlangsung 30 menit hingga 1 jam atau lebih setelah bangun tidur. Kekakuan sendi lebih sering di pagi hari atau setelah tidak aktif bergerak [3,4].
Pada penderita artritis rematoid (RA), kekakuan sendi sendi menjadi indikator kekambuhan penyakit. Kekakuan sendi dapat terjadi di satu sisi tubuh atau sebagin besar pada satu sisi tubuh. Sendi yang mengalami kekakuan sama seperti yang mengalami nyeri atau pembengkakan. Seperti pada jari, tangan, pergelangan tangan, bahu, rahang, dan punggung bawah [3,5].
4. Terasa hangat dan kemerahan di area persendian
Area di sekitar persendian dapat terasa hangat, terlihat merah dan bengkak. Pada area tersebut jika disentuh biasanya atau mungkin menimbulkan rasa sakit. Hal tersebut disebabkan oleh peradangan pada jaringan di sekitar sendi [4].
5. Gerakan yang terbatas pada sendi
Nyeri dan pembengkakan sendi dapat menyebabkan masalah gerakan. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya gerak untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari seperti bekerja, berolahraga atau berjalan. Tugas sehari-hari yang sederhana mungkin menjadi sulit atau memakan waktu lebih lama untuk dilakukan. Dengan kata lain, penyakit rematik mengurangi atau membatasi gerakan dan mempengaruhi kualitas hidup [2,4].
Kelemahan otot dapat membuat sendi tidak stabil dan menyebabkan keterbatasan gerak. Terbatasnya gerak karena peradangan pada sendi menyebabkan kesulitan berjalan, menggenggam benda, bangun dan duduk. Penyakit rematik merupakan kondisi jangka panjang sehingga diperlukan perubahan dan pengaturan gaya hidup untuk meningkatkan kualitas hidup, lebih aktif dan mandiri [2, 4, 6].
6. Kelelahan
Kelelahan pada penyakit rematik tidak sama dengan lelah yang dialami orang tanpa penyakit rematik. Kelelahan merupakan keluhan umum dan penting untuk dipahami bagi orang dengan penyakit rematik. Pada penyakit rematik, kelelahan digambarkan sebagai rasa lelah yang berlebihan, kekurangan energi, dan perasaan lelah. Kelelahan secara terus menerus dapat menyebabkan respon pelepasan hormon kortisol atau hormon stres [7].
Orang dengan rematik merasakan lelah yang tidak hilang meski sudah berisitirahat. Kelelahan dapat mempengaruhi energi dan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Kelelahan juga menyebabkan tekanan emosional dan psikologis. Beberapa jenis penyakit rematik seperti artritis rematoid (RA) dan lupus, kelelahan menjadi gejala yang mengiringi disebabkan oleh proses peradangan yang terjadi.
Kelelahan pada orang dengan penyakit rematik dapat memiliki dampak besar pada kualitas hidup. Pada penderita artritis rematoid (RA), kelelahan diidentifikasi sebagai konsekuensi dari penyakit tersebut. Tidur siang selama 30 menit setidaknya sangat berguna untuk memberikan tambahan energi untuk menjalani hari [8].