Hemiarthroplasty : Manfaat – Prosedur – Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Hemiarthroplasty?

Hemiarthroplasty adalah tindakan medis berupa prosedur bedah yang bertujuan menggunakan sendi buatan untuk mengganti setengah dari sendi pinggul atau panggul [1,2].

Hemi sendiri merupakan kata yang bermakna “setengah” dan arthroplasty merupakan kata yang memiliki makna “penggantian sendi” [1,2].

Sendi adalah perekat antar tulang sekaligus pendukung gerakan tubuh manusia agar maksimal [1,2].

Sendi di bagian pinggul atau panggul terdiri dari femoral head (bagian atas tulang paha dengan bentuk mirip bola) dan acetabulum (bagian soket pembentuk panggul) [1,2].

Hemiarthroplasty merupakan jenis tindakan bedah yang bertujuan mengganti femoral head saja, sedangkan bila untuk penggantian keseluruhan sendi panggul, maka pasien memerlukan tindakan lain, yaitu prosedur penggantian pinggul total [3].

Manfaat Hemiarthroplasty

Tujuan utama tindakan hemiarthroplasty adalah mengembalikan fungsi panggul agar kembali baik dan sehat.

Berikut ini adalah manfaat pasien menempuh hemiarthroplasty yang umumnya direkomendasikan oleh dokter.

1. Mengatasi Patah Tulang Pinggul

Hemiarthroplasty menjadi salah satu cara dalam mengatasi masalah patah tulang pinggul [1,4].

Patah tulang pinggul adalah kondisi ketika terjadi patah atau retak di sendi pinggul akibat benturan keras pada area tubuh ini [4].

Patah tulang pinggul lebih berisiko terjadi pada lansia, terutama pada usia 65 tahun ke atas dengan kepadatan tulang yang telah menurun [4].

Beberapa penyakit seperti penyakit Parkinson, demensia, hipertiroidisme, kanker dan osteoporosis turut meningkatkan risiko hemiarthroplasty [4].

Obesitas dan pola hidup tidak sehat pun bisa memperbesar peluang tulang mudah rapuh dan patah, termasuk pada bagian pinggul [4].

Patah tulang pinggul biasanya menimbulkan sejumlah gejala, seperti [4] :

  • Bagian pinggul terasa sakit (nyeri terasa begitu hebat)
  • Pembengkakan dan memar pada bagian pinggul
  • Tungkai pada area pinggul yang retak atau patah tak mampu menjadi tumpuan saat berdiri maupun berjalan
  • Tungkai pada area pinggul yang retak atau patah bengkok ke luar atau tampak memendek
  • Tungkai sulit digerakkan, diangkat dan diputar karena area pinggul yang sakit karena tulang patah

Selain hemiarthroplasty, pemasangan pen dan penggantian seluruh sendi pinggul menjadi penanganan umum untuk kondisi patah tulang pinggul tergantung kondisi keseluruhan pasien [1,4].

2. Mengatasi Arhritis Pinggul

Arthritis pinggul adalah kondisi lainnya yang dapat diatasi dengan tindakan hemiarthroplasty [1,5].

Arthritis pinggul adalah peradangan sendi pinggul yang ditandai dengan tulang rawan sendi yang aus [6].

Orang-orang usia 50 tahun ke atas dan orang-orang yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami arthritis pinggul [6].

Ketika seseorang mengalami beberapa keluhan ini, maka dapat menandakan adanya kondisi arthritis pinggul [6].

  • Kesulitan berjalan dan cenderung pincang (hal ini disebabkan tubuh mencoba melindungi pinggul yang nyeri).
  • Area pinggul terasa kaku dan tak dapat digerakkan secara maksimal, seperti saat beranjak dari kursi, dari posisi berdiri ke duduk, dan saat beraktivitas lainnya.
  • Rasa nyeri akan dirasakan setiap saat, terutama di malam hari apabila kondisi berkembang semakin parah.

Arthritis pinggul dapat diatasi dengan obat-obatan anti-inflamasi, kompres dingin, dan terapi fisik [6].

Namun ketika obat dan terapi lain tidak mampu mengatasinya karena gejala semakin buruk, hemiarthroplasty kemungkinan besar akan dokter rekomendasikan kepada pasien.

Persiapan Hemiarthroplasty

Persiapan untuk menjalani hemiarthroplasty tidak seperti kebanyakan persiapan prosedur bedah [1].

Untuk kasus patah tulang yang harus ditangani dengan hemiarthroplasty, pasien tidak memiliki banyak waktu melakukan persiapan, terutama dalam hal puasa [1].

Patah tulang pinggul adalah kondisi darurat dan perlu segera mendapatkan penanganan, salah satunya melalui bedah hemiarthroplasty [1].

Namun untuk kasus selain patah tulang pinggul, pasien bisa melakukan persiapan sebelum menempuh hemiarthroplasty [1].

Untuk menyiapkan diri agar hasil hemiarthroplasty berjalan dengan baik, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan [1] :

  • Pasien sebaiknya memberi tahu dokter mengenai riwayat medis maupun pengobatan (termasuk apa saja obat yang sedang digunakan).
  • Beberapa jam sebelum hemiarthroplasty, pastikan untuk berhenti mengonsumsi obat apapun yang sedang dikonsumsi.
  • 6 jam sebelum menempuh hemiarthroplasty, pasien perlu melakukan puasa (tidak makan maupun minum apapun).

Mengenai detail puasa obat maupun asupan makan dan minum, konsultasikan dengan dokter lebih lanjut, seperti berapa jam dan berapa hari puasa perlu dilakukan [1].

Prosedur Hemiarthroplasty

Setelah melakukan persiapan dengan baik, pasien selanjutnya dapat menjalani prosedur hemiarthroplasty [1,2].

  • Dokter akan lebih dulu memberikan obat bius total agar pasien tertidur dan tidak merasakan sakit saat pembedahan dimulai.
  • Dokter dapat pula menggunakan anestesi spinal atau regional sehingga pasien tetap berada dalam kondisi sadar selama proses bedah berlangsung, hanya bagian tubuh bawah saja yang mati rasa atau kebas.
  • Pada penggunaan obat bius total, pasien akan tertidur, lalu ahli bedah akan mulai membuat sayatan ketika di paha bagian atas untuk memulai proses bedah.
  • Ketika sayatan berhasil dibuat, dokter lalu mengangkat femoral head (bagian atas tulang paha) tersebut; saat diangkat biasanya femoral head dalam kondisi rusak sehingga penggantian femoral head dengan prostesis segera dokter lakukan. Prostesis sendiri terbuat dari batang logam yang menggantikan fungsi femoral head sebagai sendi pinggul baru pasien.
  • Selanjutnya, dokter akan menggunakan bahan khusus sebagai pelapis bagian ujung batang logam yang sudah dipasang tersebut supaya menempel pada tulang dengan sempurna. Proses pelapisan ini bisa dilakukan oleh dokter maupun tidak.
  • Dokter akan memastikan bahwa prostesis dari bahan yang aman dan mampu menjaga tulang untuk tetap berada di tempatnya.
  • Terakhir dokter akan menjahit sayatan kembali dan menggunakan perban untuk menutup luka bekas jahitan.
  • Ada kemungkinan sedikit perdarahan yang terjadi, namun hal ini pun cukup jarang dialami saat hemiarthroplasty.
  • Lama waktu prosedur hemiarthroplasty adalah sekitar 2 jam.

Perawatan Pasca Hemiarthroplasty

Setelah operasi, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan dan bila kondisi pasien sudah tergolong stabil, maka perawat kemudian memindahkan pasien ke ruang rawat inap [1,2].

Pemantauan akan terus dilakukan, mulai dari detak jantung pasien, suhu tubuh, tekanan darah serta luka jahitan bekas operasi [1,2].

Pasien pun berpotensi merasa nyeri dan tidak nyaman akibat luka bekas operasi dan oleh sebab itu dokter kemudian meresepkan obat pereda nyeri [1,2].

Setelah operasi, dokter pun akan merekomendasikan kepada pasien untuk menjalani prosedur terapi fisik (fisioterapi) [1,2].

Terapis profesional dalam hal ini akan mendampingi pasien untuk melatih gerakan tubuh sekaligus membantu menggunakan kruk agar bisa berjalan [1,2].

Pasien perlu menjalani rawat inap selama beberapa hari sebelum akhirnya diperbolehkan pulang, terutama bila tidak terjadi efek samping atau komplikasi pasca hemiarthroplasty [1,2].

Hanya saja, pasien perlu memerhatikan beberapa hal ini selama masa perawatan dan pemulihan di rumah [1] :

  • Menjaga luka jahitan tetap bersih dan kering.
  • Tidak melakukan aktivitas apapun sementara waktu sekalipun aktivitas ringan.
  • Mengonsultasikan dengan dokter mengenai kapan waktu yang tepat untuk bisa kembali beraktivitas normal.

Umumnya pasca hemiarthroplasty, pasien membutuhkan waktu sekitar 6-12 minggu untuk benar-benar pulih [1].

Hanya saja seberapa cepat pulihnya pasien tergantung dari kondisi keseluruhan tubuh pasien [1].

Risiko Komplikasi Hemiarthroplasty

Walaupun risiko komplikasi hemiarthroplasty jarang terjadi, pasien tetap perlu mengetahui apa saja risiko yang dapat terjadi, yaitu [1] :

  • Penggumpalan darah pada kaki (risiko ini cukup besar terjadi pada prosedur operasi kaki maupun pinggul).
  • Ketidaklancaran peredaran darah pada kaki; hal ini terjadi sebagai akibat apabila penggumpalan darah cukup besar.
  • Masalah paru dan jantung serius, khususnya jika penggumpalan darah semakin menyebar hingga paru-paru.
  • Infeksi; kondisi infeksi bisa terjadi beberapa hari pasca operasi atau bahkan bertahun-tahun setelah operasi. Jika infeksi semakin serius dan menyebar luas, diperlukan penanganan berupa prosedur bedah lagi.
  • Dislokasi sendi pinggul; kasus ini jarang terjadi namun perlu tetap diwaspadai.
  • Perdarahan
  • Saraf rusak yang ditandai dengan otot yang melemah dan mati rasa.

Hemiarthroplasty adalah solusi bagi patah tulang pinggul dan radang kronis pada sendi pinggul [1].

Pasca operasi, normal bila pasien mengalami kekakuan dan nyeri, namun bila berkepanjangan maka sudah saatnya mengonsultasikan dengan dokter [1].

Bila operasi berhasil, biasanya risiko komplikasi sama sekali tidak terjadi dan pinggul akan pulih seperti sediakala dan pasien bisa beraktivitas kembali [1].

Tetap lakukan pengecekan kesehatan pinggul secara berkala setelah menjalani hemiarthroplasty dan terapi fisik [1].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment