Hormon Antidiuretik : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Penyakit yang lebih sering menyebabkan buang air kecil disebut dengan dibetes insipidus. Hormon antidiuretik merupakan hormon yang mengendalikan jumlah urin di dalam tubuh. Sentral dan nefrogenik merupakan jenis diabetes insipidus yang umum[1].

Adapun tanda dan gejala dari diabetes insipidus antara lain yaitu:

  • Merasa sangat haus dan minum lebih banyak cairan dari biasanya
  • Menurunkan berat badan tanpa berusaha
  • Kulit kering
  • Merasa bingung, lemas, dan pusing
  • Kelelahan
  • Sakit kepala dan perubahan penglihatan
  • Anak-anak mungkin mudah tersinggung, kehilangan nafsu makan, dan pertumbuhan yang lambat

Fungsi Hormon Antidiuretik

Hormon antidiuretik juga disebut dengan vasopresin, yaitu merupakan hormon yang dilepaskan dari hipofisis posterior. Hormon yang meningkatkan penyerapan kembali air pada ginjal. Hormon antidiuretik adalah vasokonstriktor yang kuat, efeknya melalui dua jenis reseptor yaitu V1 dan V2[2].

Hormon antidiuretik disimpan dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Retensi air yang dimediasi oleh reseptor V2, terjadi pada konsentrasi vasopresin plasma yang rendah yang disebabkan oleh aktivasi adenilat siklase dan peningkatan produksi cAMP di saluran pengumpul nefron. Hal ini akan meningkatkan permeabilitas membran terhadap air.

Hormon antidiuretik merupakan hormon yang mengendalikan jumlah urin di dalam tubuh. Fungsi dan kegunaan hormon antidiuretik meliputi[3,4]:

  • Mengobati mengompol di malam hari, diabetes insipidus sentral
  • Untuk mengobati peningkatan rasa haus dan buang air kecil karena operasi kepala atau trauma kepala
  • Mengatur tubuh menggunakan air
  • Untuk mengobati atau mencegah kondisi perut tertentu setelah operasi atau selama rontgen perut
  • Juga digunakan dalam keadaan darurat dalam meningkatkan tekanan darah terhadap syok

Penyakit yang Diatasi dengan Hormon Antidiuretik

Terdapat beberapa penyakit yang di atasi dengan hormon Antidiuretik. Hormon Antidiuretik diberikan untuk[2]:

Cara Kerja Hormon Antidiuretik

Melalui obat desmopressin bekerja dengan meningkatkan siklik adenosin monofosfst (cAMP) pada sel tubulus di ginjal dengan permeabilitas air yang di tingkatkan dan akan mengakibatkan volume urin menurun juga osmolalitas urin meningkat. Juga dengan menstimulasi faktor VII dan aktivitas aktivator plasminogen dalam darah secara pressor minimal[5].

Penyerapan desmopressin secara minimal dari saluran gastrointestinal, yang diserap melalui mukosa hidung. Dengan ketersediaan hayati antara 0,08-0,16% dan plasma puncak 0,9 jam. Pengeluarannya melalui urin dengan paruh waktu antara 2-4 jam.

Contoh Obat Hormon Antidiuretik

Hormon Antidiuretik tersedia dalam bentuk tablet dan larutan. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.  Contoh Hormon Antidiuretik dengan resep dokter termasuk[2]:

Efek Samping Hormon Antidiuretik

Hormon Antidiuretik menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari Hormon Antidiuretik termasuk[3,4]:

  • Sakit kepala
  • Pusing, sensasi berputar
  • Mulut kering
  • Mual
  • Sakit perut ringan, gas, mual, muntah
  • Detak jantung cepat atau lambat
  • Tingkat natrium rendah
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Berdebar-debar di kepala atau telinga
  • Kulit pucat, mati rasa di jari tangan atau kaki
  • Berkeringat

Obat ini sangat tidak di anjurkan bagi penderita ginjal parah atau kadar natriumnya yang sangat rendah. Efek rasa haus, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, gagal jantung, kadar hormon tinggi, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi diuretik dan juga steroid[3].

Mengkonsumsi obat ini dengan membatasi asupan air dan cairan. Terlalu banyak minum air bisa menyebabkan elektrolit tidak seimbang dan berakibat fatal[3].

Dosis takaran mengkonsumsi obat ini adalah dengan minum air putih 1 sampai 2 gelas air putih setiap menerima suntikan. Hal tersebut berguna untuk meringankan efek samping sementara seperti mual dan sakit perut[4].

Jika anda sedang hamil dan menyusui beritahu dokter terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat ini, karena bat ini bisa menyebabkan kontraksi persalinan prematur[4]. Untuk ibu menyusui, jangan memberikan ASI setidaknya selama 1,5 jam setelah menggunakan vasopresin[4].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment