5 Jenis Penyakit Hidung yang Umum Terjadi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Hidung merupakan salah satu anggota tubuh yang kegunaannya sangat penting. Tidak hanya untuk bernafas, tapi masih banyak fungsi lainnya[1].

Pada hidung, udara yang dihirup akan disaring, sehingga tidak ada debu, kuman atau hal lain yang dapat membahayakan masuk ke dalam tubuh[1].

Selain itu, hidung juga menjaga udara tetap hangat dan lembab. Udara yang hangat dan lembab akan membuat paru-paru tetap sehat. Satu lagi kegunaan hidung yang tidak kalah penting, yakni untuk menghirup berbagai macam bau-bauan [1].

Hidung dapat pula menjadi patokan apakah tubuh seseorang sehat atau tidak. Tenaga medis dapat memeriksa hidung untuk menentukan adanya suatu masalah pada tubuh, misalnya terdapat infeksi atau alergi[1].

Apabila terdapat masalah pada hidung, hal tersebut akan mempengaruhi kondisi keseluruhan tubuh. Lalu, apa sajakah masalah atau penyakit yang dapat menyerang hidung [2]?

1. Sekat hidung abnormal

Bagian dalam hidung dipisahkan oleh suatu sekat, yang disebut juga sebagai septum, menjadi bagian hidung kanan dan kiri. Sekat hidung tidak sepenuhnya lurus[4].

Seseorang dapat mempunyai sekat hidung yang tidak lurus sejak lahir atau sebagai bagian dari proses pertumbuhan dari anak-anak menuju remaja[4].

Sekat hidung yang tidak lurus bisa juga dikarenakan mengalami kecelakaan. Yang jelas, hanya sedikit orang saja yang mempunyai sekat hidung yang lurus sempurna [4].

Sekat hidung terdiri dari tulang rawan di bagian depan dan tulang tipis di bagian belakang. Sekat hidung berfungsi untuk mengatur aliran udara yang masuk melalui hidung. Sekat hidung yang tidak lurus merupakan suatu kenormalan[3].

Namun, ada pula suatu kondisi di mana sekat hidung dalam kondisi bengkok yang teramat sangat. Kondisi ini termasuk kondisi yang parah dan harus segera mendapatkan penanganan medis [4].

Sekat hidung yang bengkok dapat mengganggu pernafasan. Hal ini dikarenakan salah satu lubang hidung dapat menjadi lebih sempit daripada yang lainnya[4].

Sekat hidung yang bengkok menyebabkan penderita mendengkur atau bahkan mengalami kesulitan tidur. Berikut merupakan beberapa gejala dari sekat hidung yang bengkok [3,4]:

  • Hidung tersumbat
  • Mimisan
  • Sering mengalami infeksi sinus
  • Sakit pada kepala atau wajah
  • Mengeluarkan suara saat bernafas
  • Kesulitan tidur

2. Polip

Polip adalah suatu kondisi peradangan parah dan adanya pertumbuhan yang tidak normal pada bagian dalam hidung[6].

Polip termasuk ke dalam alergi yang tidak dapat dikendalikan dan berkaitan dengan penyakit saluran pernapasan yang disebut dengan AERD (aspirin-exacerbated respiratory disease)[6].

Penanganan terhadap polip harus dilakukan hingga tuntas, karena apabila penanganan yang dilakukan hanya setengah-setengah, penyakit polip dapat muncul kembali [6].

Polip umumnya menyerang orang yang sudah dewasa. Penyebabnya sendiri masih belum jelas. Namun, ada peningkatan resiko terserang polip apabila seseorang menderita penyakit asma atau alergi terhadap aspirin[5].

Polip dapat terasa seperti flu biasa. Namun “flu” ini dapat berlangsung sangat lama dan tidak kunjung membaik. Selain itu, gejala polip lainnya dapat berupa [5]:

  • Hidung tersumbat
  • Pilek
  • Terasa ingin terus menelan sesuatu
  • Kemampuan indera penciuman dan perasa berkurang
  • Mimisan
  • Mendengkur

Penanganan terhadap penyakit polip dapat berlangsung hingga dua minggu lamanya. Tenaga medis akan memberikan obat tetes atau semprot untuk mengecilkan polip[5].

Terkadang, tablet steroid juga diberikan kepada penderita polip apabila polip yang diderita terlalu besar. Operasi terhadap polip juga sangat mungkin dilakukan. Hal ini terjadi apabila polip tidak mengecil atau belum hilang setelah 10 minggu mendapat perawatan [5].

3. Mimisan

Mimisan merupakan suatu kondisi ketika terdapat darah yang keluar dari salah satu maupun kedua lubang hidung[7].

Aliran darah dapat dirasakan pula pada bagian belakang tenggorokan. Mimisan berlangsung hanya sebentar, maksimal 15 menit[7].

Mimisan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi, cedera, alergi, mengupil, mengeluarkan ingus terlalu keras, perubahan cuaca, pembuluh dapat yang mudah pecah, masalah pembekuan darah atau terdapat benda yang masuk melalui lubang hidung [8].

Siapa saja yang rentan mengalami mimisan [7,8]?

  • Anak-anak usia 2 – 10 tahun
  • Orang dengan usia lanjut
  • Wanita hamil
  • Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah
  • Orang dengan menderita gangguan pembekuan darah

Meskipun mimisan terlihat menyeramkan, namun mimisan dapat ditangani sendiri di rumah. Pertolongan pertama pada mimisan antara lain [7,8]:

  1. Tetap tenang, baik yang mimisan maupun yang membantu menangani mimisan
  2. Duduk tegak dan posisikan kepala sedikit menunduk
  3. Tekan lubang hidung kuat-kuat selama 10 – 15 menit
  4. Pada penderita mimisan, bernafaslah melalui mulut saat proses ini
  5. Letakkan kain dingin atau kantong es pada kening, leher bagian samping dan hidung penderita
  6. Apabila proses telah selesai, duduk tegak terlebih dahulu dan hindari aktivitas yang berlebihan pada hidung, baik itu mengupil, mengeluarkan ingus atau bernafas dengan keras, selama seharian penuh

4. Rinitis

Rinitis merupakan salah satu alergi yang menyerang hidung. Rinitis terjadi ketika hidung menghirup suatu benda yang menjadi sumber alergi (alergen) kemudian menyebabkan peradangan di dalam hidung[9].

Alergen tersebut banyak macamnya, misalnya serbuk sari tanaman, debu, jamur serta serpihan kulit atau bulu hewan. Alergen-alergen tersebut dapat terbang terbawa angin kemudian terhirup oleh hidung [10].

Ketika alergen terhirup oleh hidung, sistem imun tubuh akan bereaksi terhadap alergen tersebut dan menganggap alergen sebagai sesuatu yang berbahaya[9].

Sistem imun akan memerintahkan sel-sel dalam tubuh untuk melepaskan suatu zat yang menyebabkan bagian dalam hidung membengkak dan memproduksi ingus yang berlebih [9].

Rinitis termasuk salah satu kasus yang sering terjadi. Gejalanya pun mirip dengan flu biasa. Namun, rinitis dapat menjadi parah sehingga menyebabkan gangguan tidur serta aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala rinitis antara lain [9,10]:

5. Patah tulang hidung

Patah tulang hidung merupakan salah satu jenis patah tulang yang paling sering terjadi. Sekitar 40 – 50% dari keseluruhan kasus patah tulang terjadi pada hidung[11].

Patah tulang hidung lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, contohnya perkelahian, terjatuh, cedera saat berolahraga maupun kecelakaan lalu lintas [12].

Tanda-tanda terjadi patah tulang hidung antara lain [12]:

  • Bengkak pada hidung bagian luar
  • Rasa sakit
  • Bentuk hidung menjadi bengkok
  • Pendarahan, baik dari dalam maupun luar hidung
  • Kesulitan bernafas
  • Memar pada salah satu atau kedua mata

Untuk menangani patah tulang hidung perlu dilakukan tindakan operasi untuk memotong tulang hidung oleh dokter bedah plastik atau dokter THT[12].

Sebelum dilakukan operasi, beberapa tahapan perlu dilakukan dan diperhatikan. Pertama-tama, hidung akan dipindai menggunakan sinar-x untuk mengetahui letak patahan[12].

Tenaga medis akan meletakkan kain kasa pada hidung untuk menghentikan pendarahan (jika ada). Selanjutnya, tenaga medis akan melakukan pembedahan pada kulit dan tulang yang patah[12].

Sebelum dilakukan pembedahan ini, bengkak pada hidung haruslah hilang sepenuhnya. Biasanya bengkak akan hilang pada 7 – 14 hari setelah patah tulang terjadi [12].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment