Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kondroblastoma adalah salah satu jenis tumor jinak yang tumbuh pada ujung-ujung tulang panjang. Umumnya tumor ini berkembang di ujung tulang paha, tulang kering, dan tulang lengan atas. Kondroblastoma... lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, dan lebih umum pada pria. Walaupun tumor ini besifat jinak, namun tumor ini akan terus tumbuh jika tidak ditangani. Tumor yang terus tumbuh dapat menghancurkan jaringan tulang disekitarnya, sehingga menimbulkan nyeri pada sendi yang terkena. Gejala lain dar kondroblastima adalah kekakuan sendi, pembengkakan sendi, otot yang lemah di area tulang yang terkena, sampai kelumpuhan. Tatalaksana untuk kondroblastoma adalah dengan melakukan pembedahan untuk mengangkat tumor dan mencegah kerusakan tulang di sekitar tumor. Read more
Daftar isi
Apa itu Kondroblastoma?
Kondroblastoma (Chondroblastoma) disebut juga sebagai tumor Codman, merupakan neoplasma tulang rawan jinak yang dicirikan dengan kemunculan pada epifisis atau apofisis tulang panjang pada pasien muda (yang sistem rangkanya belum matang). [1,2]
Kondisi ini tergolong langka, mencakup sekitar 1% dari semua tumor tulang[1, 2].
Tumor ini paling sering berkembang pada bagian ujung humerus atau tulang lengan(sekitar 70%), femur (tulang paha), dan tibia (tulang kering). Sekitar 10% ditemukan pada tangan dan kaki[2, 3].
Kondrobalstoma mulai berkembang pada kartilago (jaringan tulang rawan). Kartilago ialah jaringan ikat bersifat liat terspesialisasi yang mana merupakan awal perkembangan sebagian besar tulang. Seiring pertumbuhan, sebagian besar kartilago digantikan oleh tulang keras[3, 4].
Pada anak-anak, pada bagian ujung tulang panjang mengandung bagian kecil kartilago yang disebut sebagai cakram pertumbuhan. Pada bagian tersebut terjadi pertumbuhan tulang.
Setelah anak benar-benar dewasa cakram pertumbuhan menutup dan menjadi tulang keras. Pada banyak kasus, kondroblastoma berkembang sekitar waktu cakram pertumbuhan mulai menutup[3].
Secara mikroskopik tersusun atas sel kondroblas, matriks kondroid, kartilago dengan sel berukuran besar yang terkadang berinti banyak . Terdapat deposit kalsium pada sekeliling kondroblas yang biasanya berbentuk polihedral[2].
Kondisi ini dapat terjadi pada semua kelompok usia, tapi lebih umum pada anak-anak dan orang dewasa muda (usia <20 tahun). Pria berisiko dua kali lebih besar daripada wanita untuk mengembangkan kondroblastoma[3].
Penyebab Kondroblastoma
Penyebab pasti kondroblastoma belum diketahui. Tumor diduga mulai berkembang dari sel-sel yang menghasilkan kartilago immature yang disebut kondroblas[3, 4].
Faktor risiko kondroblastoma masih dalam penelitian lebih lanjut. Beberapa kasus melaporkan adanya abnormalitas pada kromosom 5 dan 8, serta mutasi p53, pada pasien dengan kondroblastoma[5].
Sampai saat ini, belum terdapat bukti adanya hubungan antara perkembangan tumor dan paparan zat kimiawi atau radiasi[3].
Gejala Kondroblastoma
Gejala kondroblastoma dapat bervariasi bergantung pada lokasi tumor[4].
Berikut beberapa gejala paling umum kondroblastoma[1, 3, 4]:
- Serangan berbahaya dari sakit tulang
- Sakit pada sendi lutut, panggul, dan bahu (rasa sakit dapat bersifat ringan atau sedang dan dapat dirasakan selama beberapa bulan atau tahun)
- Otot di dekat tulang yang terdampak terlihat mengecil (atropi otot)
- Sendi yang terdampak mengalami gangguan gerak atau kaku
- Cairan menumpuk pada sendi dekat tulang yang terdampak
- Sendi membengkak
- Perkembangan berjalan pincang
- Efusi sendi
Pada tumor yang muncul dari tulang tengkorak dapat timbul gejala seperti kejang dan hilang pendengaran progresif[1].
Gejala kondroblastoma dapat menyerupai kondisi atau masalah kesehatan lainnya. Kondroblastoma biasanya berukuran kecil dan terletak di dalam tulang, sehingga pasien umumnya tidak melihat atau merasakan adanya massa abnormal[3, 4].
Kondroblastoma termasuk salah satu dari tumor tulang yang berpotensi untuk menyebar atau mengalami metastasis ke paru-paru[3].
Komplikasi terkait kondroblastoma meliputi[2]:
- Fraktur patologis
- Transformasi ganas
- Metastasis pulmoner
Diagnosis Kondroblastoma
Untuk mendiagnosis kondroblastoma dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien dan menanyakan mengenai gejala yang dialami.
Selain itu dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik, meliputi pemeriksaan bagian tubuh yang sakit untuk mengecek tanda pembengkakan dan gangguan gerak sendi[3].
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dokter dapat melakukan beberapa tes seperti[2, 3, 4]:
Tes ini menggunakan sinar energi elektromagnetik untuk menghasilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ dalam. X-ray memungkinkan dokter untuk dapat memeriksa lebih jelas kondisi tulang yang terdampak penyakit.
Umumnya kondroblastoma berupa tumor bulat berukuran kecil (1-4 cm). Pada gambar yang dihasilkan X-ray, tumor sering dikelilingi lingkaran tipis tulang putih.
Pada beberapa kasus, tumor menyebabkan tepi tulang menonjol keluar. Pada kasus langka, tumor tumbuh hingga bagian luar tulang dan ke dalam jaringan di sekitarnya.
Pada sekitar 25-40% kasus kondroblastoma, X-ray menunjukkan adanya kalsifikasi (titik putih) di dalam tumor. Efusi sendi terlihat pada sepetiga pasien.
Computerized tomography (CT) scan menghasilkan gambar yang lebih detail dibandingkan X-ray. Ct scan dapat menunjukkan kalsifikasi yang tidak terlihat pada X-ray.
Hasil CT scan memungkinkan pengamatan reaksi periosteal padat dan pelanggaran kortikal dengan lebih mudah. CT scan juga dapat menunjukkan endosteal scalloping.
- MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) scan menunjukkan gambar yang jelas dari jaringan tubuh. MRI membantu dokter mengamati batas tumor lebih baik dan menentukan apakah tumor telah tumbuh hingga keluar tulang dan ke dalam jaringan sekitar. MRI juga menunjukkan bagian inflamasi yang biasanya terdapat di sekitar tumor.
Selain tes tersebut dokter juga dapat menganjurkan biopsi untuk mengonfirmasi diagnosis kondroblastoma.
Biopsi dilakukan dengan pengambilan sampel jaringan tumor dan memeriksanya dengan mikroskop. Biopsi dapat dilakukan dengan anestesi lokal, menggunakan sebuah jarum atau operasi terbuka kecil.
Pengobatan Kondroblastoma
Jika tidak ditangani, kondroblastoma akan terus tumbuh dan merusak tulang di sekitarnya. Penanganan kondroblastoma bertujuan untuk menghilangkan tumor dan mencegah kerusakan tulang[3, 4].
Penanganan yang dianjurkan untuk kondroblastoma yaitu prosedur bedah. Bedah dapat meliputi[1, 3]:
- Kuretase: prosedur ini paling umum digunakan untuk mengatasi kondroblastoma. Pada kuretase, peralatan khusus digunakan untuk mengeruk tumor dan mengeluarkannya dari tulang.
- Pencangkokan tulang: prosedur ini dilakukan setelah kuretase, meliputi pengisian rongga dengan cangkok tulang untuk menstabilkan tulang. Cangkok tulang dapat berasal dari donor atau dari tulang sehat dari bagian lain tubuh sendiri. Dokter juga dapat menggunakan campuran semen tulang untuk mengisi rongga.
- Reseksi: bergantung pada lokasi dan ukuran tumor, dokter dapat menghilangkan seluruh bagian tulang yang mengandung tumor ali-alih melakukan kuretase. Untuk menstabilkan tulang, dapat digunakan batang atau cakram logam.
Selain prosedur bedah, penanganan tumor dapat dilakukan dengan prosedur non-bedah, seperti:
- Ablasi radiofrekuensi: dalam prosedur ini tumor dipanaskan dan dihancurkan dengan arus listrik berfrekuensi tinggi.
- Cryotherapy: dalam prosedur ini, tumor dihancurkan menggunakan temperatur dingin ekstrim yang dihasilkan oleh nitrogen cair.
Pasien selanjutnya perlu melakukan terapi fisik untuk memulihkan kekuatan dan fungsi sendi setelah operasi. Selain itu pasien juga dianjurkan melakukan kunjungan rutin setelah penanganan tumor karena tumor dapat berkembang kembali[2, 4].
Kondroblastoma kambuh dalam sekitar 10% pasien. Jika tumor kembali tumbuh, biasanya terjadi dalam beberapa bulan atau tahun[3].
Komplikasi potensial dari prosedur bedah kondroblastoma ialah terjadinya infeksi dan, pada kasus langka, keretakan tulang pada bagian yang dioperasi[2].
Hingga saat ini kondroblastoma bukan kondisi yang dapat dicegah[3].