Maskne: Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sebagai upaya mencegah penularan COVID-19, memakai masker sekarang sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Penggunaan masker sekarang diharuskan di berbagai ruang publik, seperti pasar, rumah makan, dan sebagainya.

Sayangnya, penggunaan masker juga bisa menimbulkan masalah kulit yang disebut maskne (mask acne) yaitu timbulnya jerawat, kemerahan, serta iritasi di bagian wajah yang tertutup masker.

Apa itu maskne?

Setelah penggunaan masker selama beberapa waktu, ada kemungkinan timbul iritasi di kulit yang terkena bagian tepi masker atau mengalami jerawat di bagian yang tertutup masker. Inilah yang disebut dengan maskne.

Maskne bisa dialami siapa saja, baik yang harus memakai masker sepanjang hari seperti tenaga kesehatan maupun yang hanya perlu menggunakan masker sesekali saat keluar rumah. Namun, jika kulit Anda termasuk jenis sensitif atau mudah berjerawat, maka kemungkinannya lebih besar untuk mengalami maskne. [4]

Maskne bukan hanya berupa jerawat, tetapi juga beberapa gangguan kulit lainnya. Maskne adalah istilah bagi sekelompok kondisi kulit yang bisa diakibatkan oleh penggunaan masker atau penutup wajah, termasuk: [1, 2, 4]

  • Jerawat. Terjadi bila pori-pori tersumbak minyak, sel kulit mati, dan kotoran. Keadaan ini bisa menyebabkan jerawat atau komedo.
  • Rosacea. Bila seseorang sudah memiliki gangguan kulit ini, maka memakai masker bisa membuatnya kambuh kemudian mengarah pada timbulnya jerawat dan kemerahan.
  • Dermatitis kontak. Kondisi ini timbul bila seseorang alergi atau sensitif terhadap bahan dari masker yang digunakan. Akibatnya, kulit akan mengalami lecet dan iritasi.
  • Folikulitis, atau infeksi pada folikel rambut, menyebabkan benjolan yang tampak seperti jerawat. Benjolan ini juga bisa terasa gatal atau nyeri.

Apa penyebab terjadinya maskne?

Pada kebanyakan kasus, maskne adalah akibat dari pori-pori yang tersumbat. Kulit sudah secara alami memiliki minyak, bakteri, dan sel kulit mati. Ketika memakai masker, hal-hal tadi akan menumpuk dan menyumbat pori.

Saat kita bernafas atau berbicara sambil mengunakan masker, udara panas akan terperangkap. Udara ini menghasilkan lingkungan yang hangat dan lembab di balik masker serta ideal bagi pertumbuhan jamur, bakteri, serta demodex (sejenis tungau yang secara alami hidup di kulit). [2]

Ketidakseimbangan bakteri ditambah gesekan dari masker bisa meningkatkan risiko timbulnya jerawat serta rosacea selain juga perioral dermatitis. Pada kondisi ini jerawat dan bisul-bisul kecil akan timbul di sekitar hidung dan mulut. [1, 2, 4]

Kulit yang sensitif atau alergi terhadap bahan masker yang digunakan juga bisa mengakibatkan iritasi. Hal ini bisa terjadi bila masker medis yang digunakan mengandung bahan kimia atau bila masker kain dicuci menggunakan deterjen yang mengandung pewangi.

Apakah menggunakan pelembab dan makeup bisa memperparah maskne?

Penggunaan produk kecantikan kulit tidak selalu memperparah maskne, bahkan beberapa lotion dan krim tabir surya bisa membantu menenangkan dan menyeimbangkan flora alami kulit. [2]

Selapis pelembab atau sunblock yang mengandung zinc atau titanium bisa bekerja sebagai penahan dari gesekan atau iritasi. Tapi, menggunakan krim terlalu tebal malah bisa mempermudah munculnya jerawat saat memakai masker. [2]

Menggunakan makeup di balik masker juga bukan masalah selama tidak terlalu tebal. Pilih jenis makeup yang berlabel noncomedogenic atau tidak menyumbat pori. Namun, bila tidak harus, sebaiknya tidak memakai makeup di balik masker agar kulit wajah bisa lebih bebas bernafas.

Apakah bahan masker mempengaruhi terjadinya maskne?

Bahan masker yang tipis mungkin akan terasa lebih nyaman di kulit, tetapi tidak akan memberikan perlindungan yang cukup dari COVID-19.

Masker yang tipis memang lebih sejuk dan lebih nyaman digunakan bernafas, namun tidak cukup efektif menyaring virus baik dari luar ke dalam maupun sebaliknya. Masker kain yang benangnya rapat atau masker medis dengan beberapa lapisan adalah yang memberikan perlindungan terbaik.

Bahan masker yang baik memang lebih cenderung mudah menyebabkan maskne, namun dengan membersihkan dan menggantinya secara berkala bisa mengurangi kemungkinan timbulnya iritasi.

Mencegah timbulnya maskne

Karena kita masih akan menggunakan masker secara rutin dalam waktu yang mungkin masih panjang, cara mencegah timbulnya maskne perlu diketahui. [1, 2, 3, 4]

  • Cuci masker kain setiap selesai dipakai. Jangan pernah menggunakan masker kain berulang tanpa mencucinya terlebih dahulu. Gunakan detergen hipoalergen dan keringkan hingga tuntas sebelum dipakai kembali.
  • Gunakan krim antibiotik. Bakteri cenderung menumpuk di balik masker dan bisa menyebabkan jerawat. Untuk mencegahnya, dokter spesialis kulit seringkali merekomendasikan penggunaan krim atau gel antibiotik di kulit sebelum memakai masker. [1]
  • Jangan menggunakan masker sekali pakai berulang kali.
  • Lepas masker setiap 4 jam. Hal ini perlu dilakukan untuk memberi waktu bagi kulit untuk bernafas. Tapi, perlu diingat, lepas masker hanya di tempat yang tidak ramai orang. Selain itu, ingat juga untuk mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebelum melepas masker.
  • Oleskan pelembab sebelum memakai masker. Jika kulit Anda cenderung kering, penggunaan masker bisa menyebabkan iritasi. Mengoleskan pelembab noncomedogenic bisa membantu menghidrasi kulit serta memberikan perlindungan antara kulit dan masker.
  • Pilih masker yang tepat. Untuk menghindari terjadinya masalah kulit, pilih masker dengan hati-hati. Usahakan untuk menggunakan masker yang: rapat dan pas tetapi tidak terlalu ketat, memiliki tiga lapisan, terbuat dari bahan alami yang lembut (misalnya katun). Hindari masker yang terbuat dari bahan sintetis seperti nylon atau rayon karena bisa menyebabkan iritasi.
  • Cuci muka setelah menggunakan masker. Begitu sampai di rumah, cuci muka dengan pembersih yang lembut. Lanjutkan dengan pelembab untuk melindungi kulit. Mencuci muka sangat penting terutama bila kulit berkeringat di balik masker.

Mengatasi Maskne

Bila maskne sudah terlanjur timbul, cara mengobatinya bukan dengan berhenti memakai masker, namun dengan melakukan hal-hal berikut: [1, 2, 4]

Cuci muka dengan teratur

Selama masa pandemi, bukan hanya tangan yang perlu dijaga kebersihannya, namun juga wajah. Biasaakan untuk mencuci muka setiap hari:

  • Sekali di pagi hari
  • Sekali di malam hari, sebelum tidur
  • Setelah berkeringat atau memakai masker

Saat mencuci muka, gunakan air suam kuku. Tepuk-tepuk wajah hingga kering menggunakan handuk bersih. Jangan menggosok wajah karena bisa menyebabkan iritasi.

Gunakan pembersih yang lembut

Menggunakan pembersih wajah yang lembut bisa membantu mengurangi kelebihan minyak, keringat, dan bakteri. Hindari pembersih yang mengandung alkohol atau parfum. Bahan-bahan ini bisa menyebabkan iritasi dan malah akan membuat maskne sulit untuk sembuh.

Jika kondisi maskne cukup parah, coba gunakan pembersih yang mengandung benzoyl peroxide atau salicylic acid. [1]

Jika kulit Anda sensitif, tanyakan pada dokter atau spesialis kulit mengenai jenis pembersih yang cocok untuk kulit Anda.

Gunakan pelembab noncomedogenic

Setelah mencuci muka, oleskan pelembab untuk menjaga agar kulit tetap terhidrasi. Gunakan produk berlabel noncomedogenic yang tidak akan menyumbat pori-pori.

Oleskan krim cortisone dan pelembab yang mengandung ceramide

Jika maskne lebih berupa iritasi dan kulit yang memerah, gunakan krim cortisone ke bagian yang terdampak lalu gunakan juga pelembab yang mengandung ceramide. Keduanya bisa membantu melindungi kulit serta meredakan rasa gatal dan iritasi.

Berhenti dulu menggunakan makeup

Bila sedang berada pada tahap mengobati maskne, hentikan dulu penggunaan makeup. Produk-produk kecantian seperti foundation, concealer, dan blush on bisa menyumbat pori dan memperlambat penyembuhan maskne.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment