Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sesuai namanya, penghambat Bruton Tyrosine Kinase (BTK) adalah obat yang digunakan untuk menghambat enzim BTK, dimana enzim ini berperan penting dalam jalur sistem imun. Leukemia dan limfoma jenis tertentu... menggunakan jalur sistem imun untuk berkembang dan bertahan hidup, sehingga dengan menghambat proses ini, maka diharapkan kanker dapat mati. Obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Leukemia limfositik kronis adalah kanker yang ada di dalam darah dan sumsum tulang. Limfosit adalah sejenis sel darag putih yang mencegah dan melawan bakteri. Pada sumsum tulang membuat limfosit menjadi rusak dan tubuh sangat sulit untuk melawan infeksi. Karena tidak bisa melawan infeksi mengakibatkan sumsumtulang tidak dapat membuat sel darah lain dan mengakibatkan pendarahan/infeksi[1].
Limfoma adalah kanker getah bening (limfatik) yang merupakan bagian dari sistem kekebalan. Penyakit ini dapat menghancurkan organisme yang menyerang bakteri, virus, dan sel abnormal. Serta melindungi tubuh daru infeksi dan juga penyakit[2].
Daftar isi
Fungsi Penghambat BTK
Bruton tirosin kinase (BTK) adalah tirosin kinase nonreseptor yang memiliki peranan dalam transduksi sinyal reseptor untuk antigen sel B baik limfosit B normal maupun ganas. Sinyal pada sel B diaktifkan pada bagian organ limfatik sekunder dan mendorong proliferasi sel B ganas, termasuk sel leukimia limfositik kronis[3].
Penggunaan penghambat BTK pada kanker untuk memblokir sinyal dan memicu kematian sel kanker. Berikut ini fungsi dan kegunaan dari penghambat BTK :
- Untuk pengobatan pasien dewasa dengan limfoma sel mantel (MCL) yang telah menerima setidaknya satu terapi sebelumnya
- Diindikasikan untuk pengobatan leukemia limfositik kronis (CLL)
- Diindikasikan untuk pengobatan limfoma limfositik kecil (SLL)
- Digunakan untuk pasien dewasa dengan makroglobulinemia (WM) Waldenstroms yang telah menerima setidaknya satu terapi sebelumnya
Penggolongan Penghambat BTK
Penghambat BTK terbagi menjadi dua subtipe, yaitu :
- Penghambat BTK generasi pertama
Obat ini digunakan untuk mengobati leukimia limfosit kronis yang memiliki terapi sebelumnya. Leukimia linfosit kronis disebabkan karena limfosit yang berlebih oleh sumsum tulang dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening dan kelelahan[4].
- Penghambat BTK generasi kedua
Obat ini digunakan untuk pengobatan pasien dewasa dengan limfoma sel mantel (MCL) yang telah menerima setidaknya satu terapi sebelumnya[5]. Sama hal dengan generasi pertama, obat generasi kedua ini memiliki selektivitas target yang lebih tinggi[1].
Penghambat BTK generasi kedua masih dalam pengembangan. Berbeda dengan generasi pertama di kelas BTK dapat membedakan penghambat BTK generasi pertama dengan penghambt BTK generasi kedua dalam hal efek samping dan kemanjurannya[1].
Penyakit yang Diatasi dengan Penghambat BTK
Berikut ini beberapa penyakit yang bisa diatasi dengan penghambat BTK, diantaranya :
- Leukemia Limfositik Kronis
- Penyakit graft-versus-host
- Limfoma
- Limfoma Sel Mantel
- Limfoma Non-Hodgkin
- Waldenström Macroglobulinemia
Penyakit Leukemia Limfositik Kronis adalah penyakit kanker yang ada di dalam dan sumsum tulang. Penyakit ini sejenis sel darah putih yang mencegah dan melawan infeksi. Sumsum tulang yang telag terserang kanker menjadi rusak dan tidak bisa melawan infeksi[1].
Karena tidak bisa melawan infeksi, mengakibatkan sumsum tulang tidak dapat membuat sel darah lain sehingga menyebabkan pendarahan dan infeksi[1]. Berbeda dengan penyakit Penyakit graft-versus-host (GVHD). Penyakit komplikasi ini terjadi setelah transplantasi sumsum tulang dimana baru saja ditransplantasikan menyerang tubuh si penerima transplantasi[6].
Limfoma sel mantel merupakan sebagain dari limfoma non-Hodgkin yang telah berkembang dari limfosit B dewasa yang berada di kelenjar getah bening (zona mantel). Gejala ini seperti pembengkakan kelenjar getah bening, demam, keringat malam, kelelahan, dan penurunan berat badan[7].
Limfoma non-Hodgkin adalah kanker limfosit dengan sel darah putih yang terbuat dari sumsum tulang yang terkumpul dan bersirkulasi melalui kelenjar getah bening melalui darah. Limfosit ganas mengeluarkan limfosit normal yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat rentan terhadap infeksi dan juga penyakit[8].
Waldenstrom macroglobulinemia (WM) adalah sejenis limfoma dengan sel B yang sangat langka. Limfosit ini tumbuh dengan sangat lambat, dan merupakan subtipe limfoma non-Hodgkin[9].
Cara Kerja Penghambat BTK
Obat generasi pertama diabsorbsi setelah pemberian oral Cmax 35mg, tmasx 1-2 jam, dan AUC 953 mg.h/ml. Dengan kira-kira 10.000 L dan pegikat protein plasma ireversibel meningkat mencapai 25% dari dosis yang diberikan 8 jam setelah pemberian awal[10].
Obat generasi pertama memiliki tiga jalur metabolisme, yaitu :
- Hidroksilasi gugus fenil (M35)
- Pembukaan piperidin dengan reduksi alkohol primer
- Oksidasi menjadi asam karboksilat dan epoksidasi etilen diikuti oleh hidrolisis menjadi pembentukan dihidrodiol.
Untuk metabolit yang terakhir memiliki hambatan 15 kali lebih rendah terhadap Bruton tirosin kinase (BTK). Ekskresi dalam urin sekitar 7,8% saat dosis diberikan, dan sebagian besar di ekskresikan selama 24 jam setelah pemberian. Di dalam tinja, ekskresi sekitar 80% dan terjadi selama 48 jam setelah pemberian awal[10].
Obat generasi kedua dengan ketersediaan hayat yaitu 25% dengan waktu konsentrasi plasma puncah(Tmax) yaitu 0,75 jam. Pengikatan protein plasma sekitar 97,5% dengan rasio darah ke plasma rata-rata sekitar 0,7. Pemberian eliminasi di dalam tinja adalah 84% dan di dalam urin 12%. Waktu paruh dari metabolit aktif sekitar 6,9 jam dan pemberian dosis oral tunggal 2 sampai 4 jam[11].
Contoh Obat Penghambat BTK
Penghambat BTK tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul dan hanya bisa di dapat dari resep dokter saja. Berikut ini contoh obat penghambat BTK sesuai dengan generasi obat.
Contoh obat penghambat BTK generasi pertama[1]:
- Ibrutinib
Contoh obat penghambat BTK generasi kedua[1]:
- Acalabrutinib
- Acalabrutinib
- Evobrutinib
- Tirabrutinib
- SNS-062
Ibrutinib telah disetujui dengan kombinasi obat lain yaitu rituximab untuk terapi penyelamatan pada pasien dengan limfoma zona marjinal[1].
Acalabrutinib merupakan obat terkuat dari penghambat BTK karena memiliki selektivitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan ibrutinib. Obat ini memiliki efek samping yang sangat sedikit[1].
Zanubrutinib merupakan obat generasi kedua setelah Acalabrutinib. Obat ini lebih selektif jika dibandingkan dengan ibrutinib, karena Zanubrutinib digunakan untuk mengobati orang dewasa dengan limfoma sel mantel. Evobrutinib dengan selektivitas BTK yang lebih besar daripada generasi pertama. Obat ini dapat bekerja dengan menghambat aktivitas sel B dan pelepasan sitokin, serta aktivasi, diferensiasi, dan polarisasi[1].
Tirabrutinib menunjukkan aktivitas yang kuat pada pasien dengan leukemia limfositik kronis. Sedangkan untuk SNS-062 adalah penghambat BTK non-kovalen yang sangat kuat dan berbeda dari penghambat BTK sebelumnya. SNS-062 dapat memiliki aktivitas antitumor[1].
Efek Samping Penghambat BTK
Setiap obat memiliki efek samping yang tidak diinginkan terutama untuk obat penghambat BTK. Berikut ini efek samping umum sesuai dengan subtipe generasi pertama dan kedua.
Beberapa efek samping penghambat BTK generasi pertama, diantaranya[12]:
- Neutropenia (sel darah putih rendah)
- Mual dan diare
- Nyeri muskuloskeletal (nyeri pada otot dan tulang)
- Memar dan berdarah
- Ruam
- Demam
- Memar
- Detak jantung tidak teratur (Fibrilasi atrium)
- Nyeri otot dan tulang
- Kelelahan
- Batuk
- Kesulitan bernapas
- Lecet atau bisul di mulut
Beberapa efek samping umum penghambat BTK generasi kedua, diantaranya[13]:
- Memar dan berdarah
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Diare
- Merasa lelah
- Trombosit rendah atau jumlah sel darah lainnya
Penghambat BTK sangat mudah mengalami pendarahan seperti di perut atau usus, atau di otak. Hubungi segera ke dokter jika terjadi permasalahan pendarahan yang tidak kunjung berhenti. Jika ada riwayat alergi, dan penyakit hati konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum mengkonsumsi obat ini.
Penghambat BTK biasanya diminum setiap 12 jam sekali sampai tubuh Anda tidak lagi merespons obat. Biasanya diminum dengan atau tanpa makanan. Untuk Zanubrutinib sangat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga sangat mudah sekali terkena infeksi yang serius sampai dengan fatal. Ada baiknya segera periksakan ke dokter[13].
Ibrutinib yang merupakan generasi pertama dari penghambat BTK untuk mengatasi permasalahan perdarahan, masalah hati, pembedahan. Untuk penghambat BTK generasi kedua, zanubrutinib memiliki efek samping yang lebih sedikit, seperti kejang otot, edema perifer, pneumonitis, dan pneumonia.
Untuk wanita hamil tidak dianjurkan penggunaan obat ini karena bisa sangat berpengaruh buruk terhadap janin di dalam kandungan.Dan juga pada ibu menyusui atau berencana ingin hamil.