Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Croup adalah suatu kondisi adanya infeksi pada saluran pernpasan atas, yang dapat menyumbat saluran pernapasan dan menimbulkan suara batuk yang khas, yaitu batuk yang seperti menggonggong. Suara ini disebabkan... oleh adanya pembengkakan di sekitar laring, trakea, dan bronkus. Croup seringkali terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 3 tahun. Gejala pada croup biasanya dimulai seperti flu biasa, seperti demam, batuk, suara serak, dan suara napas yang berisik. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus sehingga tidak membutuhkan antibiotik kecuali terdapat infeksi tambahan oleh bakteri. Pencegahan penyakit ini serupa dengan penyakit flu lainnya, yaitu rajin mencuci tangan, jauhkan anak Anda dari orang yang sakit, dan ajari anak Anda untuk batuk dan bersin ke bagian dalam siku. Read more
Daftar isi
Apa Itu Penyakit Croup?
Croup merupakan salah satu jenis penyakit pernapasan karena infeksi yang kerap menjangkiti anak-anak [1,2,3,4,5,6,8,11].
Saluran napas anak akan terhambat karena penyakit ini yang kemudian salah satunya dapat berakibat pada retraksi interkostal dan berbagai masalah kesehatan lainnya [3,8].
Penderita croup biasanya ditandai dengan bengkak di bagian bronkus, trakea dan laring [1].
Trakea adalah batang tenggorokan, bronkus merupakan cabang trakea yang mengarah pada paru-paru dan laring merupakan aluran pernapasan yang membawa udara menuju ke trakea.
Croup adalah jenis penyakit menular karena merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi dan penyakit ini paling kerap diderita anak balita (anak usia kurang dari 5 tahun) [1,2,3,5].
Apakah croup juga dapat diderita oleh orang dewasa?
Remaja memiliki risiko terkena croup meskipun sangat jarang, namun croup pada orang dewasa lebih langka dijumpai [2,3].
Orang dewasa yang sakit batuk, pilek dan gangguan pernapasan mampu menularkan infeksi kepada anak-anak [.
Hanya saja, orang dewasa jarang terkena croup karena daya tahan tubuh yang lebih kuat dari anak balita.
Kalaupun orang dewasa sampai mengalami gejala croup, biasanya kondisi ini bersifat sangat ringan yang ditandai dengan sakit tenggorokan dan batuk ringan.
Tinjauan Penyakit croup adalah jenis penyakit pernapasan karena infeksi yang umumnya terjadi pada balita, walaupun remaja juga dapat terkena.
Fakta Tentang Penyakit Croup
- Di Amerika Serikat, jumlah kasus balita dengan penyakit Croup dan harus dirawat inap di rumah sakit sebesar 7% [1].
- Sekitar 3% anak-anak setiap tahunnya dapat mengalami penyakit Croup, terutama usia di atas 6 bulan namun belum menginjak usia 3 tahun [1].
- Risiko penyakit croup lebih besar pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 1,5:1 [1].
- Infeksi penyebab penyakit croup 75% disebabkan oleh virus parainfluenza [1].
- Sebanyak 85% kasus penyakit Croup yang dijumpai secara global umumnya bersifat ringan dan hanya kurang dari 1% kasus penyakit croup berat [1].
- Indonesia sebagai negara tropis tentunya berpotensi menjadi salah satu lokasi kasus penyakit croup tinggi, terutama pada musim hujan walaupun sepanjang tahun penyakit croup tetap bisa terjadi [2].
- Di Indonesia, kasus penyakit croup paling sering terjadi pada anak usia antara 6 bulan hingga 5 atau 6 tahun, sedangkan kasus paling jaring adalah anak usia 3 bulan dan anak usia 15 tahun [2].
Penyebab Penyakit Croup
Terdapat dua jenis penyakit croup menurut penyebabnya, yaitu spasmodic croup dan viral croup.
- Spasmodic Croup
Spasmodic croup merupakan jenis kondisi yang terjadi di tengah malam secara tiba-tiba [1,3,4].
Biasanya tanpa ada tanda apapun sebelumnya, anak terjaga tengah malam dan kesulitan bernapas.
Namun pada kondisi ini, biasanya anak tidak mengalami demam [4].
Asam lambung atau alergi mampu menjadi penyebab spasmodic croup [4].
Pada beberapa kasus, infeksi bakteri juga dapat menyebabkan penyakit croup [3,4].
Saluran pernapasan dapat mengalami iritasi ketika ada zat kimia yang juga tak sengaja terhirup oleh anak.
- Viral Croup
Penyakit croup pun umumnya dapat disebabkan oleh virus, seperti RSV (respiratory syncytial virus), adenovirus, atau bahkan virus campak [1,6].
Meski demikian, virus parainfluenza adalah penyebab paling umum dari sebagian besar kasus penyakit croup [1,5,6].
Paparan virus dapat terjadi pada anak ketika menghirup udara yang telah terkontaminasi, termasuk udara yang bercampur dengan percikan air liur akibat bersin atau batuk dari orang yang sudah terkena infeksi [1,5].
Anak dengan kerentanan sistem imun yang lebih tinggi pun dapat mudah tertular virus parainfluenza ketika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dan dengan tangan yang sama anak menyentuh wajahnya sendiri [7].
Anak yang menyentuh benda-benda terkontaminasi percikan air liur dari penderita infeksi lalu menyentuh hidung atau mulut tanpa mencuci tangan akan berpeluang besar terinfeksi.
Faktor Risiko Penyakit Croup
Selain spasmodic croup dan viral croup, beberapa faktor di bawah ini pun mampu meningkatkan risiko penyakit croup [1,2,3,5].
- Faktor jenis kelamin, karena anak laki-laki memiliki risiko lebih besar mengalami penyakit croup daripada anak perempuan.
- Faktor usia, karena penyakit croup umumnya diderita oleh anak-anak balita, khususnya usia di atas 6 bulan namun kurang dari 3 tahun.
Tinjauan Penyebab penyakit croup terbagi menjadi dua jenis kondisi, yaitu spasmodic croup (disebabkan oleh alergi, asam lambung atau infeksi bakteri) dan viral croup (disebabkan oleh infeksi virus).
Gejala Penyakit Croup
Batuk keras seperti menggonggong adalah gejala utama penyakit croup di mana kondisi akan memburuk saat tengah malam [1,3,4,5,6].
Jika anak menangis dan rewel, maka batuk akan lebih parah.
Selain batuk hebat seperti gonggongan, berikut adalah gejala-gejala lain yang perlu dikenali dan diwaspadai oleh para orang tua [1,4,5,6] :
- Sesak napas
- Suara serak
- Gejala mirip dengan penyakit flu, yaitu hidung berair dan bersin-bersin
Gejala penyakit croup pun dapat dibedakan menjadi dua jenis kondisi tergantung faktor yang menyebabkannya.
Gejala Spasmodic Croup
Umumnya anak dengan kondisi spasmodic croup tidak menunjukkan adanya gejala apapun.
Biasanya, walaupun terlihat baik, tengah malam anak akan menunjukkan gejala seperti suara napas kasar dan suara serak saat bicara [3,4].
Kondisi anak biasanya akan mereda ketika orang tua membawanya ke area terbuka dan anak terpapar angin segar.
Kondisi tersebut bisa menghilang saat anak menghirup udara segar, namun dalam beberapa malam gejala akan timbul kembali secara berturut-turut.
Gejala croup yang serius umumnya dialami oleh anak-anak yang usianya di bawah 3 tahun [3].
Hal ini berkaitan dengan saluran pernapasan anak yang masih terlalu kecil.
Gejala Viral Croup
Ketika anak mengalami viral croup atau penyakit croup karena infeksi virus, biasanya gejala utama meliputi batuk, pilek dan demam [5].
Anak lebih mudah tertular viral croup ketika ada anggota keluarga yang sedang mengalami infeksi saluran pernapasan, pilek atau batuk.
Viral croup adalah kondisi yang bersifat ringan pada umumnya dan tak membahayakan sistem pernapasan anak.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Segera bawa anak ke dokter untuk diperiksakan apabila beberapa gejala di bawah ini mulai nampak atau dikeluhkan anak [5] :
- Disfagia (sulit menelan)
- Sesak napas
- Gelisah
- Rewel terus-menerus disertai menangis
- Timbul suara kasar saat anak bernapas
- Bayi yang mulai sulit disusui
- Kulit di area bibir, kuku dan hidung membiru atau berubah keabuan
Jika dalam waktu 3-5 hari gejala-gejala yang dialami oleh anak tidak kunjung membaik, periksakan ke dokter atau ketika gejala disertai demam yang sangat tinggi [1,5].
Pemeriksaan secepatnya akan membantu untuk mengetahui apakah anak mengalami infeksi atau penyakit yang lebih serius.
Tinjauan Gejala umum penyakit croup adalah batuk seperti menggoggong, sesak napas, suara serak dan gejala yang serupa dengan penyakit flu. Terkadang demam dapat menyertai keluhan-keluhan tersebut.
Pemeriksaan Penyakit Croup
Dalam memeriksa pasien untuk memastikan penyakit croup, tingkat keparahan dan penyebabnya, dokter akan menerapkan beberapa metode diagnosa berikut :
- Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan
Dokter biasanya mengawali pemeriksaan dengan mengecek kondisi fisik pasien lebih dulu [1,3,5].
Selain itu, dokter juga akan bertanya kepada orang tua pasien tentang apa saja gejala yang anak alami.
Dokter pun perlu mengetahui apakah anak akhir-akhir ini berada di dekat orang-orang yang sedang sakit pilek atau batuk.
Pengamatan terhadap proses pernapasan anak juga termasuk di dalam prosedur diagnosa fisik anak [1,3,4,5].
Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara napas di dada pasien sekaligus mengecek kondisi tenggorokannya.
- Rontgen Dada
Bila dari hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa kondisi pasien sudah tergolong parah, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan [1,5].
Foto rontgen khususnya bagian dada perlu ditempuh pasien agar dokter dapat mengecek sistem pernapasan pasien dan mengetahui penyebab pastinya.
Tinjauan Metode diagnosa utama yang umumnya digunakan oleh dokter adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan dan rontgen dada.
Pengobatan Penyakit Croup
Penanganan untuk penyakit croup biasanya menyesuaikan tingkat keparahan dan penyebabnya.
Penyakit Croup Ringan
Pada kasus penyakit croup ringan, penanganan mandiri di rumah dapat dilakukan.
Sekalipun dengan bantuan dokter atau perawat, orang tua pasien dapat berkonsultasi melalui telepon mengenai perkembangan kondisi anak.
Untuk membantu pemulihan anak lebih cepat, memasang alat pelembab ruangan atau humidifier sangat dianjurkan [1].
Cool humidifier akan memudahkan proses pernapasan anak ketika tidur dan orang tua pun sebaiknya membawa anak ke area berudara segar setiap pagi [1].
Bila memang dibutuhkan, orang tua dapat memberikan anak obat-obat pereda rasa sakit [8].
Obat ini bisa digunakan tanpa resep dokter sebagai pereda nyeri di bagian dada, kepala maupun tenggorokan.
Namun untuk pemberian obat batuk, pastikan hal ini sudah dikonsultasikan dengan dokter atau sebisa mungkin diberikan kepada anak dengan resep dokter [1].
Penyakit Croup Berat
Pertolongan medis darurat perlu dilakukan ketika anak mengalami sulit bernapas.
Biasanya untuk mengatasi hal ini, dokter akan memberikan penanganan berupa [1,3,4,5,6,7,8,9] :
- Pemberian resep obat steroid, seperti dexamethasone dan kortikosteroid yang berguna agar jalan atau saluran napas anak terbuka kembali. Obat tersebut bertujuan utama memudahkan proses bernapas anak yang dapat digunakan jangka panjang di rumah.
- Pemberian resep antibiotik, yang berguna bagi pasien penyakit croup yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
- Pemberian infus cairan, yang berguna mengatasi masalah dehidrasi pada pasien.
- Pemberian epinephrine.
- Pemberian heliox.
- Pemasangan tabung oksigen, yang berguna membantu anak dalam memperoleh oksigen secara memadai, terutama bila obat tidak mempan meredakan gejala.
Tinjauan - Pengobatan penyakit croup tergantung dari tingkat keparahan dan penyebabnya. - Penyakit croup ringan dapat ditangani secara mandiri dengan penggunaan humidifier, obat pereda rasa sakit dan obat batuk. - Namun untuk penyakit croup yang lebih parah, pemberian oksigen, epinephrine, antibiotik, heliox, infus cairan atau steroid perlu dilakukan.
Komplikasi Penyakit Croup
Penyakit croup tergolong sebagai penyakit ringan dan memiliki prognosis yang baik [1].
Kemungkinan pasien untuk sembuh sangat besar, terutama bila penanganan segera diberikan ketika gejala timbul.
Sangat jarang dan jumlah kasus anak rawat inap karena penyakit croup sangat sedikit [1,3,5].
Namun ketika tidak tepat waktu, anak dapat mengalami dehidrasi hingga kulit, hidung dan bibir membiru karena tak mendapat cukup oksigen [10].
Tinjauan Terlambatnya penanganan penyakit croup, dapat berakibat pada tubuh yang tak memperoleh oksigen dengan cukup sehingga penderita mengalami kebiruan pada bibir, hidung, dan kulitnya.
Pencegahan Penyakit Croup
Karena infeksi virus menjadi penyebab penyakit croup paling umum, maka menjaga kesehatan tubuh dengan cara-cara berikut sangat dianjurkan [1,11] :
- Mencuci tangan dengan rutin, terutama setelah dari toilet, sebelum makan, sesudah bermain atau sesudah memegang benda-benda yang berpotensi telah terkontaminasi virus.
- Menghindari orang-orang yang sedang sakit, terutama sakit karena infeksi virus, termasuk ketika sakit batuk maupun pilek.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan asupan makanan bergizi, khususnya makanan berantioksidan tinggi.
- Orang tua perlu menjadwalkan perolehan vaksin untuk anak.
Tinjauan Mencuci tangan setiap sehabis beraktivitas, menghindari orang-orang sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, serta imunisasi dapat mencegah penyakit croup.