11 Penyakit yang Disebabkan oleh Makanan Pedas

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Makanan pedas mungkin adalah kesukaan banyak orang. Capsaicinoid, yang berisikan senyawakan capsaicin, adalah komponen kimia yang terkandung di dalam cabai yang memberikan rasa pedas. Namun disamping itu,... makanan pedas juga memiliki beberapa efek yang dapat tidak menyenangkan untuk beberapa orang. Makanan pedas dapat menyebabkan nyeri perut dan diare, terutama bagi orang yang memang tidak biasa atau tidak kuat dengan makanan pedas. Bagi orang yang telah memiliki kondisi GERD, makanan pedas juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan GERD, karena peningkatan asam lambung yang dapat mengiritasi saluran pencernaan. Read more

Bahan bahan sumber rasa pedas hingga kini telah menjadi bagian yang digemari dalam budaya kuliner diseluruh dunia, termasuk di Indonesia [1].

Cabai merupakan salah satu bahan untuk membuat makanan pedas yang begitu popular dikonsumsi [1].

Sumber makanan pedas umumnya dapat diperoleh tidak hanya dari cabai segar melainkan dapat juga diperoleh dari lada, cabai kering, saus cabai, minyak cabai maupun paprika [1].

Konsumsi makanan pedas diketahui memiliki banyak manfaat namun juga memiliki beberapa efek samping terhadap risiko penyakit tertentu yang perlu untuk diketahui lebih dalam.

Berikut ini adalah beberaapa risiko penyakit yang dapat terjadi akibat konsumsi makanan pedas :

1. Obesitas

Konsumsi makanan pedas telah terbukti sebagai salah satu faktor risiko terjadinya obesitas (kelebihan berat badan) pada orang dewasa di China [2].

Namun, efek dari konsumsi makanan pedas sebagai faktor terjadinya obesitas ini hanya terjadi pada orang dewasa yang berjenis kelamin laki laki [2].

Sedangkan pada orang dewasa perempuan, efek konsumsi makanan pedas tersebut diketahui melemah [2].

Konsumsi makanan pedas diketahui dapat meningkatkan nafsu makan khususnya dengan peningkatan konsumsi karbohidrat [2].

Di China sendiri, penduduknya lebih sering mengonsumsi makanan pedas berupa daging, sehingga apabila konsumsi makanan berlemak seperti daging pedas dilakukan secara berlebihan maka risiko obesitas dapat meningkat [2].

Selain itu, konsumsi cabai merah juga telah terbukti meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis untuk menghilangkan efek pedasnya [2].

Dengan demikian, jika konsumsi makanan berlemak, pedas dilanjutkan dengan konsumsi makanan manis maka peningkatan risiko obesitas akan semakin tinggi [2].

Meskipun demikian, penelitian tambahan tetap diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil temuan khususnya terkait obesitas, pengelompokan gaya hidup tidak sehat dan varians genetik [2].

2. Sakit Perut dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Konsumsi makanan pedas diketahui dapat memicu timbulnya gejala gangguan gastrointestinal pada pasien sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome) [3].

Selain itu, diketahui juga bahwa capsaicin merupakan salah satu komponen aktif yang terkandung dalam sumber makanan pedas seperti cabai merah dinilai menjadi penyebab munculnya sensasi terbakar dan nyeri pada saluran pencernaan orang sehat [3].

3. Tumor Lambung dan Tumor Hati

Ekstrak cabai diketahui dapat menimbulkan efek negatif pada tumor di lambung mencit, di mana ekstrak cabai terbukti dapat meningkatkan perkembangan tumor lambung pada mencit [4].

Selain itu, risiko perkembangan tumor hati pada mencit juga meningkat akibat konsumsi ekstrak cabai [4].

4. Risiko Kanker Kulit

Kandungan capsaicin dalam sumber makanan pedas diketahui memiliki efek karsinogenesis pada kulit yang dimediasi oleh reseptor potensial sementara subfamily vanilloid dan reseptor faktor pertumbuhan epidermal tirosin kinase [4].

Oleh karena itu, konsumsi makanan pedas yang mengandung capsaicin dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko kanker [4].

5. Maag

Maag merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada organ lambung.

Tingginya konsumi makanan pedas diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya sakit maag [5].

Peningkatan risiko sakit maag ini hanya terjadi pada laki laki dengan konsumsi makanan pedas dalam kadar yang tinggi, namun tidak terbukti pada perempuan [5].

6. Kecanduan atau Ketergantungan Alkohol

Konsumsi makanan pedas diketahui dapat menjadi salah satu faktor risiko ketergantungan alkohol [6].

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tingkat preferensi makanan pedas merupakan faktor risiko pada perkembangan ketergantungan alkohol [6].

Makanan pedas diketahui berkaitan dengan sistem opioid dan konsumsi alkohol dengan stimulasi yang berbahaya[6].

Kandungan capsaicin dalam makanan pedas menginduksi analgesia untuk menghilangkan neralgia postherpetik atau trigeminal, dan meningkatkan aktivitas dari sistem opioid serebral [6].

7. Diare

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya kebiasaan buang air besar yang lebih sering terjadi.

Konsumsi makanan pedas diketahui merupakan salah satu penyebab terjadinya diare akibat konsumsi makanan [7].

Hal ini diketahui dapat disebabkan oleh efek panas yang dihasilkan zat capsaicin dalam sumber rasa pedas seperti cabai rawit [7].

Konsumsi makanan pedas yang mengandung capsaicin dalam jumlah tinggi dapat juga menimbulkan gejala mual, muntah, dan diare terbakar karena iritasi yang ditimbulkan pada sistem pencernaan [7].

Selain itu, iritasi akibat sistem pencernaan tersebut juga dapat mengakibatkan munculnya rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan [7].

8. Menyakiti Mulut

Makanan pedas apabila dikonsumsi secara berlebihan juga dapat menyakiti organ mulut, sebagaimana makanan lain seperti makanan asam, asim dan keras [8].

Makanan pedas juga merupakan salah satu makanan yang dapat menimbulkan iritasi pada mulut [9].

Jika mulut mengalami iritasi atau rasa sakit maka kemampuan oral pun akan terganggu sehingga bukan tidak mungkin juga akan menimbulkan rasa tidak nyaman saat makan.

9. Tenggorokan Terbakar

Konsumsi makanan pedas secara berlebihan dapat juga menimbulkan rasa terbakar pada tenggorokan [8].

Apabila kondisi tersebut dibiarkan maka dapat menimbulkan masalah atau gangguan ketika menelan (esofagitis) [8].

Jika esofagitis terjadi maka dapat menimbulkan kesulitan makan, penurunan berat badan bahkan kekurangan nutrisi [8].

Tidak hanya itu, risiko spontaneous esophageal rupture, boerhaave syndrome diketahui juga dapat ditimbulkan setelah konsumsi makana pedas dalam jumlah banyak [10].

Spontaneous esophageal rupture, boerhaave syndrome sendiri diidentifikasikan sebagai salah satu penyakit dengan risiko tingkat kematian yang tinggi [10].

10. Gangguan Pada Lidah

Konsumsi makanan pedas umumnya akan menimbulkan rasa nyeri pada lidah bahkan jika terlalu pedas dapat menimbulkan mati rasa [9].

Namun efek mati rasa akibat konsumsi makanan yang sangat pedas ini umumnya hanya akan terjadi selama kurang lebih 24 jam saja [9].

11. Penurunan Kognitif

Gangguan fungsi kognitif atau penurunan kognitif umumnya terjadi seiring bertambahnya usia, proses menua.

Konsumsi makanan pedas seperti cabai yang dilakukan secara berlebihan dan setiap hari dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif yang lebih tinggi [10].

Oleh karena itu, secara konsisten konsumsi cabai dalam jumlah yang besar dapat mempercepat risiko terjadinya penurunan kognitif atau risiko demensia (penurunan daya ingat) seseorang [10].

Jadi, Apakah Makanan Pedas Berbahaya untuk Kesehatan?

Secara umum efek dari konsumsi makanan pedas baik dari cabai, paprika atau sumber makanan pedas lainnya memiliki dua sisi yaitu dapat bermanfaat bagi kesehatan namun juga dapat menimbulkan bahaya.

Konsumsi makanan pedas akan cenderung menimbulkan efek negatif atau bahkan berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.

Lebih lanjut, ditekankan bahwa konsumsi makanan pedas dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan dan konsisten dalam jangka waktu yang lama.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment