Kanker serviks berkembang akibat infeksi yang terjadi bertahun-tahun oleh strain tertentu dari human papilloma virus (HPV). Kanker ini berkembang di bagian mulut rahim, letaknya hanya beberapa sentimeter dari badan rahim (uterus). Tingkat kejadian kanker ini sebanyak 500 ribu kasus di seluruh dunia. [1]
Kanker rahim berkembang akibat perpaduan antara gaya hidup dengan genetik. Kanker ini berkembang di badan rahim dan terjadi pada wanita dengan usia 69 tahun. Tingkat kejadian kanker ini sebanyak 382 ribu kasus di seluruh dunia. [1]
Untuk kanker serviks terdapat upaya skrinning untuk mendeteksi adanya infeksi HPV. Ini dilakukan setiap 5 tahun sekali. Sedangkan untuk kanker rahim belum ada uji skrinning yang terbukti mampu mendeteksi adanya sel kanker jenis ini. [2]
Daftar isi
Gejala Kanker Serviks dan Kanker Rahim
Walaupun kedua jaringan ini serviks dan rahim hanya terpisah beberapa sentimeter jaraknya namun kedua jenis kanker ini memiliki gejala dan tanda yang berbeda serta penyebab yang tak sama pula. Oleh karena itu, penanganannya juga berbeda. [1] Berikut ini adalah gejala dari kedua kanker tersebut:
Gejala Kanker Serviks
Tahap pra-kanker dari perubahan jaringan serviks jarang menimbulkan gejala dan tanda. Umumnya perubahan ini terdeteksi dalam pemeriksaan pelvis dan uji skrinning pap smear. Biasanya gejala tidak muncul sampai lesi/ benjolan berubah menjadi ganas/ kanker dan menyerbu jaringan ikat serviks di lapisan bawah. [3]
Gejala awal dari penyakit ini mungkin adalah terjadinya pendarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Pendarahan ini tidak berkaitan dengan menstruasi. Pada akhirnya, massa tumor yang membesar yang berasal dari pembuluh darah ini dapat menjadi tukak yang berujung pada nyeri, pendarahan vagina yang hebat serta keluarnya cairan vagina dengan banyak. [3]
Adapun gejala kanker serviks termasuk: [2]
- Pendarahan di antara periode haid atau setelah berhubungan seksual
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Haid yang lebih lama dan pendarahan yang lebih hebat dari biasanya
- Keluarnya cairan vagina yang tak biasa
- Pendarahan vagina setelah menopause
Sedangkan gejala yang dirasakan oleh penderita kanker serviks tahap lanjut termasuk: [2]
- Lelah yang berlebihan
- Nyeri pada tungkai atau pembengkakan pada tungkai
- Nyeri punggung bagian bawah
Gejala Kanker Rahim
Kanker rahim biasanya terlihat dari adanya pendarahan rahim yang abnormal. Jika terjadi pendarahan rahim pada wanita yang sudah menopause gejala ini patut diwaspadai. Sedangkan bila ada perubahan pola menstruasi pada wanita pra-menopause dan perimenopause yang disertai pendarahan rahim juga perlu diwaspadai. [3]
Gejala kanker rahim termasuk: [2]
- Adanya cairan yang keluar dari vagina seperti berdarah atau encer yang mungkin berbau kurang sedap
- Mengalami pendarahan di antara periode haid atau setelah menopause
- Tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian bawah
- Kesulitan berkemih atau nyeri saat buang air
- Nyeri saat berhubungan seksual
Penyebab Kanker Serviks dan Kanker Rahim
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Virus ini umumnya disebarkan melalui hubungan seksual. Infeksi HPV strain tertentu selama bertahun-tahun mampu membuat sel tubuh berkembang menjadi kanker. [2]
Sedangkan kanker rahim disebabkan oleh adanya mutasi genetik pada sel dinding rahim. Mutasi ini membuat sel sehat dan normal berubah menjadi sel abnormal. Sel ini tumbuh, berkembang, dan menggandakan diri pada laju yang tak terkendali. Gaya hidup merupakan faktor resiko dari kanker ini. [4]
Diagnosis Kanker Serviks dan Kanker Rahim
Diagnosis Kanker Serviks
Diagnosis kanker serviks dapat dilakukan pada tahap awal kanker melalui uji skrinning pap smear. Ada juga cara lain yang dilakukan yakni dengan mengidentifikasi adanya benjolan besar pada saat proses pemeriksaan. Jika terbukti adanya sel abnormal yang beresiko tinggi menjadi sel kanker maka pemeriksaan kolposkopik akan dilakukan. [3]
Kolposkopik merupakan jenis tes yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan kanker serviks atau untuk menemukan sel abnormal di mulut rahim. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter di ruangan praktiknya dengan bantuan alat kolposkop (sejenis kaca pembesar) dan cairan tertentu untuk membersihkan lendir pada daerah serviks yang dicurigai adanya sel abnormal. [3]
Diagnosis Kanker Rahim
Kanker rahim didiagnosis melalui pemeriksaan fisik menyeluruh pada wanita yang telah diduga menderita penyakit ini. Selain itu, biopsi jaringan rahim juga dilakukan untuk mengetahui adanya sel kanker. [3] Ada beberapa tes yang dilakukan untuk mengkonfirmasi dugaan yaitu: [4]
- Pemeriksaan pelvis (pemeriksaan fisik dari bagian luar kemaluan tanpa menggunakan alat bantu)
- Ultrasound transvaginal (uji ini menggunakan USG untuk memeriksa tekstur dan ketebalan dari dinding rahim)
- Histeroskopi (histeroskop digunakan untuk membantu melakukan pemeriksaan bagian dalam rahim dan dindingnya)
- Biopsi (pengambilan contoh jaringan dinding rahim tanpa menggunakan anestesia)
- Dilatasi dan kuretase (jika hasil biopsi kurang jelas, maka prosedur ini dilakukan untuk mengambil jaringan)
Pengobatan Kanker Serviks dan Kanker Rahim
Pengobatan Kanker Serviks
Kanker serviks dapat ditangani dengan beberapa cara. Hal ini bergantung pada tingkat keparahan dan seberapa jauh kanker telah menyebar. Berikut ini pengobatan yang dilakukan yaitu: [5]
- Pembedahan (dokter mengangkat jaringan kanker melalui operasi)
- Kemoterapi (dokter memberikan obat yang dapat mengecilkan atau membunuh kanker)
- Radiasi (dokter menggunakan bantuan sinar berenergi tinggi untuk membunuh kanker)
Pengobatan Kanker Rahim
Kanker rahim biasanya ditangani dengan melakukan prosedur bedah untuk mengangkat rahim, tuba falopi dan ovarium. Ada beberapa prosedur lain yang digunakan untuk menangani kanker rahim yakni: [4]
- Pembedahan (dokter mengangkat rahim, tuba falopi, dan ovarium melalui operasi)
- Radiasi (dokter menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh kanker)
- Kemoterapi (dokter memberikan obat untuk membunuh kanker)
- Terapi hormon (dokter memberikan obat untuk mengurangi kadar hormon yang berpengaruh terhadap kanker)
- Terapi tertarget (dokter memberikan obat yang menargetkan jaringan khusus yang berperan dalam kelangsungan hidup sel kanker)
- Imunoterapi (terapi obat yang diberikan untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kanker)
- Terapi paliatif (terapi untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan gejala lain dari penyakit)
Pencegahan Kanker Serviks dan Kanker Rahim
Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin HPV. Vaksin ini tidak hanya berfungsi mencegah infeksi namun juga perkembangan infeksi menjadi kanker. Kanker ini juga dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan pap smear secara berkala. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi infeksi HPV sebelum berkembang menjadi kanker. [2]
Sedangkan pencegahan pada kanker rahim termasuk mengubah gaya hidup agar menurunkan faktor resiko. Beberapa hal yang bisa dilakukan yakni mempertahankan berat badan sehat, dan melakukan aktifitas fisik secara berkala. [4]