Penyakit Tifus dan Demam Berdarah Dangue (DBD), Anda pasti sudah tidak asing dengan kedua penyakit ini, bukan?
Banyak orang yang seringkali tak bisa membedakan mengenai kedua jenis penyakit ini. Hal ini disebabkan karena banyak orang yang menganggap kedua jenis penyakit ini memiliki gejala yang hampir serupa.
Bagi Anda yang belum memahami betul mengenai perbedaan antara penyakit Tifus dan DBD, mari kita lihat tentang pembahasan mengenai dua jenis penyakit ini dan perbedaannya.
Daftar isi
Tentang Tifus
Tifus (Typhus) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh organisme rickettsial [1]. Meskipun terlihat hampir sama, penyakit tifus ini dapat terbagi menjadi 3 berdasarkan jenis organismenya. Jenis penyakit tifus ini diantaranya [1]:
- Tifus Epidemi (Epidemic/Louse-Borne Typhus): disebabkan oleh Rickettsia prowazekii. Umumnya memiliki distribusi ke seluruh dunia.
- Tifus Murine (Murine Typhus): disebabkan oleh R. typhi. Umumnya memiliki distribusi ke seluruh dunia.
- Tifus Scrub (Scrub Typhus): disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi. Umumnya memiliki distribusi di pulau Asia, Australia, Papua Nugini hingga Pasifik.
Masing-masing dari jenis gejala yang hampir serupa, meskipun memiliki sumber penyebab yang berbeda. Perbedaan dari jenis penyakit tifus yang dialami seseorang dapat juga berdasarkan lingkungan sekitarnya.
Tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan dapat memengaruhi sekitar 100 juta orang pertahunnya di seluruh dunia [2, 3]. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan juga di semua usia.
Beberapa yang di diagnosa terkena penyakit DBD ini biasanya akan dapat diketahui melalui wilayah tempat tinggal (berada di daerah endemic) atau bisa juga melalui riwayat perjalanannya [2]. Seringkali penyakit ini terjadi dengan adanya demam tanpa gejala.
Penyakit DBD ini diklasifikasikan menjadi 4 tingkatan. Tingkat I dan II tergolong dalam kategori Demam Dengue. Sedangkan tingkat III dan IV tergolong dalam sindrom syok dengue [2].
Perbedaan Gejala Tifus dan DBD
Sebenarnya, penyakit Tifus dan DBD adalah penyakit yang berbeda antara satu sama lainnya. Perbedaan gejala antara tifus dan DBD dapat dilihat berdasarkan tabel berikut [1, 2]:
Penyakit Tifus | Penyakit DBD |
Demam tinggi (∼40 °C) | Demam tanpa gejala |
Sakit kepala | Sakit kepala yang parah |
Munculnya ruam | Rasa sakit di belakang mata |
Malaise (lemas, pegal, tidak nyaman tanpa alasan) | Nyeri pada otot, tulang atau sendi |
Nyeri pada otot | Mual dan muntah |
Munculnya ruam | |
Terjadinya pendarahan |
Dan mungkin masih ada beberapa gejala lain dari penyakit tifus dan penyakit DBD yang belum disebutkan di atas. Kondisi pada penyakit tifus juga dapat diwaspadai jika gejala dirasakan setelah mengalami gigitan hewan yang dapat menyebabkan penyakit ini.
Perbedaan Penyebab Tifus dan DBD
Membicarakan mengenai perbedaan penyebab antara penyakit tifus dan DBD, kedua penyakit ini memiliki penyebab yang sangat jauh berbeda.
Penyakit tifus disebabkan oleh bakteri. Masing-masing jenis penyakit tifus ini memiliki jenis bakteri yang berbeda pula. Tifus Endemi disebabkan oleh Rickettsia prowazekii, Tifus Murine disebabkan oleh R. typhi dan Tifus Scrub yang disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi [1].
Bakteri-bakteri yang menyebabkan penyakit tifus ini biasa ditemukan pada kucing, tikus dan lingkungan.
Sedangkan penyakit DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti [3]. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit ini sebagian besar dipengaruhi oleh keadaan dan kebersihan lingkungan sekitar.
Perbedaan Pengobatan Tifus dan DBD
Karena penyakit tifus dan DBD adalah dua penyakit yang berbeda, maka pengobatannya pun juga berbeda.
Penyakit tifus sebagian besar kasusnya mendapatkan pengobatan doksisiklin 100mg PO bid untuk 5 hari atau ciprofloxacin 750mg PO bid untuk 5 hari atau kolramfenikol 500 mg PO qid untuk 7 hingga 10 hari [1].
Beberapa kondisi mendapat perawatan berbeda tergantung dari kondisi pasien (apakah pasien memiliki riwayat penyakit lainnya atau tidak). Pasien yang telah dirawat akan diminta kembali satu minggu setelahnya untuk menerima antibiotik jenis kedua untuk tifusnya.
Sedangkan untuk penyakit DBD, mendapatkan cairan intravena adalah salah satu pengobatan standar untuk pasien [2]. Beberapa kondisi pada pasien penderita DBD juga memerlukan tranfusi komponen darah (misalnya plasma darah segar yang membeku dan lainnya) [2].
Pada kondisi pasien tertentu biasanya memiliki pengobatan lain yang sesuai dengan kondisi pasien, baik untuk penyakit tifus dan penyakit DBD. Dosis yang diberikan juga akan berbeda untuk tiap usia.
Segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai kondisi pasien.
Persamaan Tifus dan DBD
Persamaan yang ada diantara penyakit tifus dan penyakit DBD bisa dilihat dari beberapa gejalanya seperti munculnya demam, sakit kepala, nyeri pada otot, hingga munculnya ruam pada kulit.
Namun kenali bagaimana gejala yang dialami karena meskipun terlihat sama di beberapa gejala, penyebab dan penanganan kedua penyakit ini berbeda.
Kesimpulan
Penyakit Tifus dan DBD sebenarnya adalah dua jenis penyakit yang berbeda antara satu sama lainnya. Meski memiliki beberapa gejala yang sama, tetapi penyebab dari kedua penyakit ini sangat berbeda.
Penyakit tifus disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini juga memiliki jenis yang berbeda berdasarkan bakteri yang menjadi dasar penyebab penyakit tifus itu.
Sedangkan penyakit DBD adalah penyakit yang penyebarannya berasal dari nyamuk Aedes Aegypti. Tingkatan dari penyakit ini dibagi menjadi 4 berdasarkan kondisi pasien.