15 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Saat Demam

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Demam mengindikasikan bahwa sistem kekebalan tubuh bekerja ekstra keras untuk melawan penyebab penyakit. Sistem kekebalan tubuh akan menggunakan energi lebih banyak, sehingga tubuh memerlukan suplai kalori dari makanan[1].

Mengkonsumsi makanan selama demam berperan penting sebagai suplai energi untuk tubuh. Akan tetapi, tidak semua jenis makanan baik untuk dikonsumsi selama demam. Beberapa jenis makanan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kondisi bertambah buruk[1, 2].

Berikut beberapa jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi saat demam:

1. Gula Halus

Saat merasa tidak sehat, sebaiknya menghindari konsumsi gula halus karena gula berpotensi meningkatkan peradangan di dalam tubuh[2].

Studi menunjukkan bahwa gula halus menyebabkan peningkatan signifikan insulin dan menimbulkan peradangan dalam tubuh[3].

Selain itu, konsumsi gula halus berkaitan dengan penurunan kemampuan sel darah putih untuk berfungsi secara efektif[2].

Untuk menjaga suplai nutrisi yang diperlukan tubuh, dianjurkan mengkonsumsi buah dan sayuran segar. Konsumsi buah dan sayur yang kaya akan vitamin dan mineral dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh[2].

2. Alkohol

Demam dapat mengakibatkan keluarnya banyak keringat sehingga tubuh kehilangan banyak cairan. Alkohol termasuk bahan diuretik, yaitu zat yang memicu produksi urin yang lebih banyak[4].

Peningkatan produksi urin berarti terjadi kehilangan cairan tubuh lebih banyak. Hal ini berpotensi mengarah pada terjadinya dehidrasi, yang mana dapat berdampak negatif bagi tubuh, terutama saat sedang demam[2, 4].

Selain itu, alkohol juga dapat mempengaruhi obat antibiotik yang digunakan, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada lambung dan hati[2].

Untuk menghindari dehidrasi, pastikan untuk mengkonsumsi cukup air putih selama sakit[2].

3. Kafein

Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein sebaiknya juga dihindari selama tubuh tidak sehat. Hal ini karena kafein termasuk diuretik, sehingga konsumsinya menyebabkan tubuh mudah kehilangan cairan dan mengarah pada dehidrasi[2, 4].

Menjaga keseimbangan cairan tubuh merupakan hal yang penting untuk memungkinkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara efektif melawan penyakit[5].

Kafein akan berdampak lebih buruk pada demam yang disertai muntah dan diare, yang mana menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Konsumsi kafein saat mengalami muntah atau diare akan memperburuk dehidrasi[5].

Selain itu, kafein dapat menstimulasi otot dalam saluran pencernaan dan membuat diare bertambah buruk[5].

Selama demam, sebaiknya membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi kandungan kafein, seperti teh, kopi, dan cokelat[2].

4. Minuman Bersoda

Seperti halnya, kopi, minuman bersoda yang mengandung kafein menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan memicu dehidrasi. Minuman bersoda juga tinggi kandungan gula yang menekan sistem kekebalan tubuh dan mengganggu sistem pencernaan[5].

Konsumsi diet soda juga sebaiknya dihindari. Soda memiliki kandungan pemanis buatan yang tinggi, yang mana tidak dapat dipecah dan dicerna dengan baik. Sehingga konsumsinya dapat menyebabkan perut kembung, kram perut, dan diare[5].

Saat sakit sebaiknya kita menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan banyak minum air putih. Atau, jika tidak suka air putih, dapat minum larutan elektrolit rendah gula, seperti sport drink atau air kelapa[5]

5. Produk Susu

Produk susu mengandung laktosa, yang mana akan dipecah di dalam lambung dengan bantuan enzim pencernaan yang disebut lactase[6].

Pada penderita gastroenteritis disertai gejala diare, enzim lactase dapat mengalami penurunan kadar sementara akibat peradangan pada dinding dalam usus[6].

Oleh karena itu, konsumsi produk susu saat mengalami demam disertai diare dapat memperburuk gejala diare, perut kembung, dan sakit perut[6].

Selain itu, konsumsi produk susu diduga dapat meningkatkan produksi dahak sehingga memperparah penyumbatan pada saluran pernapasan[2].

Akan tetapi, penelitian menemukan bahwa sebenarnya bertambah buruknya penyumbatan bukan disebabkan oleh susu melainkan efek plasebo. Tekstur susu yang dikombinasikan dengan saliva dapat terasa kental dan menyebabkan ketidaknyamanan di sekitar mulut[3].

6. Bayam

Bayam mengandung senyawa yang disebut histamine liberator. Senyawa ini dapat memicu pelepasan histamin oleh sel mast (salah satu sel dalam sistem kekebalan tubuh)[6].

Histamin merupakan senyawa kimia yang diproduksi tubuh yang mana pelepasannya akan memicu gejala alergi. Saat sel mast melepas histamin, akan terjadi aktivasi respon inflamasi yang dapat makin memperburuk penyumbatan saluran pernapasan, keletihan, dan gejala lain yang sering kali berkaitan dengan flu dan pilek[6].

Selain bayam, diduga stoberi, tomat, dan buah jeruk juga termasuk histamine liberator[6].

7. Kacang

Kacang dikenal sebagai sumber berbagai nutrisi yang dapat membantu tubuh melawan infeksi, seperti zinc dan vitamin E. Tapi konsumsi kacang sebaiknya dibatasi selama fase awal awal suatu penyakit, terutama jika mengalami gejala berupa demam dan gangguan perut[6].

Kacang tinggi akan kandungan lemak sehat, yang mana bermanfaat positif bagi tubuh. Akan tetapi kandungan lemak ini menyebabkan tubuh perlu bekerja lebih keras untuk mencernanya. Hal ini berpotensi menyebabkan sakit perut dan menguras energi tubuh yang seharusnya digunakan untuk melawan infeksi[6].

Kacang juga mengandung gula yang disebut sebagai alfa galactosidase, yang mana dapat memperburuk masalah perut, seperti diare, gas, dan kram perut. Hal ini disebabkan tubuh kita tidak dapat mensintesis cukup enzim pereduksi gas untuk mencerna gula tersebut dengan sempurna[6].

8. Brokoli

Brokoli termasuk sayuran yang menyehatkan karena mengandung nutrisi yang berperan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seperti vitamin A dan vitamin C[6].

Akan tetapi, brokoli juga memiliki kandungan serat yang tinggi yang mana dapat menyebabkan brokoli sulit untuk dicerna ketika sedang sakit[6].

Untuk menghindari terjadinya iritasi dan gangguan pada saluran pencernaan, dianjurkan mengkonsumsi makanan dengan kandungan serat yang lebih rendah dan mudah dicerna[6].

9. Makanan Pedas dan Asam

Mengkonsumsi makanan pedas saat sakit dapat berdampak buruk bagi perut. Makanan pedas mengandung senyawa yang disebut capsaicin yang mana dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan[3].

Jus tomat atau jeruk dapat tampak seperti pilihan makanan sehat. Akan tetapi mengkonsumsi jus tomat atau jeruk dan makanan yang bersifat asam dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan kondisi makin memburuk[2, 3].

Untuk mencegah dampak negatif tersebut, sebaiknya menghindari konsumsi makanan pedas dan makanan yang mengandung asam saat demam, terutama jika mengalami gejala mual atau flu perut[2].

10. Keju Berusia Tua

Makin lama usia keju, makin tinggi kadar histamin di dalamnya. Jika mengalami demam yang disertai sakit kepala, sebaiknya menghindari konsumsi keju seperti Gouda, Swiss, dan Parmesan[6].

Kandungan histamin di dalam keju tersebut dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah di dalam otak sehingga memicu sakit kepala atau memperburuk gejala sakit kepala yang sudah dialami[6].

11. Makanan Fermentasi

Makanan fermentasi seperti sauerkraut dan kimchi mengandung asam amino yang disebut tiramin. Beberapa orang dapat mengalami kesulitan untuk memecah tiramin, sehingga menyebabkan mereka lebih rentan mengalami sakit kepala terkait makanan dengan kandungan tiramin tinggi[6].

Konsumsi makanan dengan tiramin dapat menyebabkan reaksi berantai yang mengakibatkan konstriksi dan dilatasi pembuluh-pembuluh darah di dalam otak, memicu sakit kepala berdenyut [6].

12. Makanan Olahan

Makanan olahan dan snack kemasan pabrik memiliki kandungan tinggi pengawet, pewarna buatan, dan perasa buatan. Konsumsi makanan olahan dalam jumlah sedang saat tubuh sehat tidak akan menimbulkan masalah[7].

Akan tetapi makanan olahan dan snack kemasan sebaiknya dihindari ketika sedang sakit. Jenis makanan ini tidak mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh untuk memulihkan diri dari sakit[7].

13. Sup Kalengan

Sup kalengan dapat mengandung berbagai bahan yang bernutrisi dan sehat. Akan tetapi, sup kalengan biasanya memiliki kandungan natrium yang tinggi, sehingga konsumsinya sebaiknya dihindari selama demam[2].

Natrium merupakan unsur dalam garam yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Tubuh memerlukan natrium dalam jumlah kecil, sekitar 500 mg per hari[8].

Mengkonsumsi makanan dengan kadar natrium yang terlalu tinggi dapat mengarah pada peningkatan jumlah cairan di sekitar sel dan peningkatan volume darah dalam pembuluh. Peningkatan volume darah menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah[8].

Sebaiknya saat demam makan sup buatan rumah yang rendah kandungan garam dan kaya akan bahan bergizi, seperti sayur dan daging ayam tanpa lemak[1].

14. Makanan Asin

Meski kraker asin sering kali dianjurkan untuk orang yang sedang sakit dan sakit perut, namun menurut ahli gizi kue beras merupakan pilihan yang cenderung lebih sehat. Hal ini terutama disebabkan banyak kraker asin mengandung sirup jagung tinggi fruktosa dan minyak kedelai, yang mana dapat memicu peradangan di dalam tubuh[2].

15. Makanan Berlemak dan Gorengan

Jenis makanan berlemak dan gorengan dapat terdengar menarik saat selera makan kembali selama demam. Akan tetapi makanan berlemak termasuk jenis yang harus dihindari hingga benar-benar sembuh[2].

Makanan berlemak dan gorengan memiliki kandungan tinggi lemak pro-inflamasi yang mana dapat memperburuk kondisi inflamasi (peradangan) yang sudah dialami tubuh. Selain itu, makanan tinggi lemak juga dapat membuat merasa tidak cukup kenyang[2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment