Meskipun pengalaman tiap wanita saat hamil bisa berbeda-beda, namun ada beberapa gejala yang cenderung umum terjadi pada tiap trimester. Bagi beberapa wanita, trimester ke-2 adalah masa dimana mual-mual dan kelelahan sudah jauh berkurang, tetapi rasa nyeri di beberapa bagian tubuh mulai muncul.
Daftar isi
Kondisi Tubuh di Trimester Ke-2 Kehamilan
Selama trimester kedua kehamilan, tubuh akan mengalami beberapa perubahan, termasuk: [4]
- Membesarnya perut dan payudara. Saat rahim semakin berkembang untuk memberi ruang bagi janin yang membesar, perut tentu akan ikut membesar. Payudara juga akan perlahan bertambah ukurannya.
- Kontraksi Braxton Hicks. Kadang-kadang, perut akan terasa mengencang, umumnya di sore dan malam hari setelah beraktivitas atau berhubungan seks. Ini adalah kontraksi, namun bukan tanda persalinan. Bila sensasi ini mulai sering terjadi dan teratur, maka segera hubungi dokter atau bidan.
- Perubahan pada kulit. Perubahan hormon selama kehamilan akan merangsang meningkatnya sel-sel melanin di kulit. Akibatnya, bercak-bercak coklat mungkin akan muncul di wajah, serta garis gelap yang memanjang dari pusar ke bagian kemaluan juga akan terlihat.
Selain itu, gangguan pernafasan, gusi sensitif, pusing, kram kaki, keputihan, serta infeksi saluran kemih juga mungkin akan terjadi selama trimester kedua ini. [4]
Tidak jarang pula rasa sakit di perut bagian bawah akan mulai terasa.
Penyebab Nyeri di Perut Bagian Bawah
Nyeri yang dialami di trimester kedua adalah keluhan yang umum, karena rahim dan perut terus membesar. Meningkatnya tekanan dari rahim yang berkembang, ditambah lagi terjadinya perubahan hormon, bisa memicu berbagai jenis nyeri.
Beberapa penyebab umum dari nyeri di trimester kedua termasuk:
Meregangnya ligament perut bawah
Ligament perut bagian bawah bertugas menyangga rahim agar tetap berada di tempatnya.
Nyeri perut di trimester kedua seringkali disebabkan oleh meregangnya ligament ini karena membesarnya rahim. Kondisi ini kemudian bisa memicu nyeri di perut bagian bawah, selangkangan atau salah satu atau kedua sisi pinggul.
Gejala dari nyeri ligament perut bagian bawah termasuk: [1, 2, 3, 4]
- Sakit yang menusuk, biasanya di salah satu sisi atau bagian bawah perut
- Nyeri yang semakin terasa setelah berolahraga atau berubah posisi, misalnya dari duduk ke berdiri atau saat berbalik badan di kasur
- Nyeri yang menyebar ke selangkangan atau pinggul
Nyeri perut karena meregangnya ligament ini bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit.
Kontraksi Braxton-Hicks
Kontraksi Braxton-Hicks bisa mulai dirasakan di trimester kedua. Kontraksi ini berhubungan dengan mengencangnya otot-otot rahim.
Kontraksi ini berbeda dengan kontraksi menjelang persalinan karena lebih singkat dan tidak muncul secara teratur. Gejala-gejala kontraksi Braxton-Hicks termasuk: [1, 2, 3, 4]
- Mengencang atau rasa tertekan di rahim
- Nyeri lebih sering terjadi di malam hari
- Nyeri berlangsung mulai dari 30 detik hingga 2 menit
Kontraksi yang juga disebut “kontraksi palsu” ini akan terasa ringan pada awalnya, namun bisa menjadi semakin sakit seiring bertambahnya usia kandungan. [2]
Disfungsi symphysis pubis (DSP)
Nyeri DSP yang juga disebut nyeri sabuk pelvis (pelvic girdle pain) ini bisa terjadi pada 31 persen wanita hamil.
Bobot rahim bisa mengakibatkan tekanan berlebih pada persendian panggul, sehingga menyebabkan panggul bergerak secara tidak merata. [2]
DSP juga bisa disebabkan oleh perubahan hormon. Selama masa kehamilan, tubuh akan melepaskan beberapa hormon yang menyebabkan melonggar serta meregangnya beberapa ligament untuk mempersiapkan persalinan. Perubahan ini bisa menyebabkan nyeri di perut bawah dan panggul.
Gejala-gejala dari disfungsi symphysis pubis termasuk: [1, 2]
- Nyeri di bagian tengah tulang kemaluan
- Nyeri yang menyebar ke paha atau perineum (area antara vagina dengan dubur)
- Kesulitan berjalan
Infeksi saluran kemih
Infeksi ini umum terjadi di masa kehamilan. Gejalanya bisa berupa nyeri di perut bagian bawah disertai keinginan untuk buang air kecil yang tidak bisa ditahan, nyeri ketika buang air kecil, dan urin yang keruh dan berbau tajam. [2, 4]
Mengatasi Nyeri Perut Bagian Bawah
Beberapa jenis terapi tertentu, termasuk akupunktur, aromaterapi, dan refleksologi bisa mengurangi nyeri perut bawah, panggul, atau punggung bawah.
Namun, sebelum mencoba terapi-terapi tersebut, lakukan konsultasi lebih dulu dengan dokter atau bidan mengenai nyeri yang dirasakan.
Di rumah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan nyeri trimester kedua, termasuk nyeri perut bagian bawah. Cara-cara ini termasuk: [1, 2]
- Berendam air hangat
- Memakai sabuk khusus untuk menyangga perut
- Tidur menyamping dengan bantal diantara kedua kaki
- Beristirahat
Namun, bila nyeri disebabkan oleh infeksi maka harus diobati dengan resep dari dokter.
Nyeri yang Sifatnya Darurat
Sebagian besar penyebab nyeri perut bagian bawah tidak bersifat serius atau membutuhkan penanganan segera oleh dokter, meskipun tetap harus diperiksakan.
Namun, nyeri dengan gejala-gejala tertentu bisa menandakan adanya masalah seperti persalinan premature, infeksi, atau komplikasi lainnya. Gejala-gejala tersebut termasuk: [1, 2]
- Kontraksi yang timbul secara teratur dan semakin sering
- Tekanan di vagina
- Pendarahan dari vagina
- Sakit kepala yang tidak tertahankan
- Nyeri yang tajam di perut dan tidak mau hilang, bahkan setelah beristirahat atau mengganti posisi duduk atau berbaring
- Muntah, meriang, atau demam
- Kram seperti ketika haid yang semakin terasa seiring waktu
- Keluar cairan deras dari vagina, yang menandakan pecahnya ketuban
Nyeri perut bagian bawah yang muncul ketika memasuki trimester kedua adalah hal yang umum. Tetapi, jika nyerinya semakin terasa atau tidak kunjung hilang setelah beristirahat, atau menimbulkan kecemasan, sebaiknya diperiksakan ke dokter atau bidan.