Pistanthrophobia: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Pistanthrophobia adalah bentuk fobia dimana penderitanya mengalami ketakutan yang irasional akan dilukai oleh orang lain dalam hubungan percintaan. Fobia membuat seseorang menghindari orang, benda, atau... aktivitas yang dapat mencetuskan kecemasan dengan cara apapun walaupun tidak ada kemungkinan bahaya atau risiko yang jelas. Pistanthrophobia dapat membuat penderitanya menghindari percakapan atau interaksi dengan orang yang berpotensi mereka sukai, menarik diri, tidak merespon orang yang mencoba menunjukkan ketertarikan terhadap mereka, dan adanya kecemasan akan orang yang menunjukkan kedekatan atau prospek sebagai pasangan. Jika Anda merasakan bahwa Anda memiliki kecemasan atau ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu yang mengganggu keseharian Anda, maka pertimbangkan untuk berkonsultasi kepada dokter. Dokter akan menilai secara menyeluruh mengenai kondisi fisik dan mental Anda. Terapi fobia secara umum meliputi latihan teknik relaksasi, konseling, terapi kognitif perilaku, yang dikombinasikan dengan obat-obatan. Read more

Apa Itu Pistanthrophobia ?

Fobia spesifik merupakan rasa takut yang intens dan tidak rasional terhadap sesuatu yang sebenarnya sama sekali tidak berbahaya atau bahkan tidak nyata [1].

Rasa takut akibat fobia spesifik ini bahkan terjadi pada orang dewasa ketika menghadapi objek atau situasi yang ditakuti hingga timbul gejala kecemasan yang parah dan bahkan penghindaran [1, 2].

Pistanthrophobia merupakan salah satu bentuk dari fobia spesifik, di mana ini merupakan fobia takut terluka atau takut dilukasi oleh seseorang dalam suatu hubungan asmara [3].

Pistanthrophobia menurut seorang terapis pernikahan bernama Dana McNeil, merupakan rasa takut untuk mempercayai orang lain dan menjalin hubungan baru akibat pengalaman buruk pernah dikecewakan dalam hubungan [3].

Selain itu, Pistanthrophobia ini juga seringkali terjadi akibat adanya pengalaman mengalami akhir hubungan yang menyakitkan sebelumnya [3].

Seseorang yang mengalami Pistanthrophobia ini cenderung memiliki rasa takut jika harus terluka kembali sehingga akan menghindari membangun hubungan baru [3].

Hal ini dilakukan tidak lain sebagai bentuk menjaga dirinya dari pengalaman menyakitkan serupa di masa depan [3].

Gejala Pistanthrophobia

Pistanthrophobia ini umumnya memiliki gejala yang hampir mirip dengan gejala fobia lain, namun akan lebih spesifik pada hubungan dengan orang [3].

Adapun seseorang yang mengalami Pistanthrophobia akan menunjukkan gejala yang meliputi [3]:

  • Merasa panik dan ketakutan yang berlebihan, terus-menerus, dan tidak masuk akal
  • Merasa dirinya terancam
  • Memiliki dorongan atau keinginan kuat untuk menjauh dari peristiwa, orang, atau objek pemicu
  • Mengalai sesak napas
  • Detak jantung menjadi cepat
  • Tubuh menjadi gemetaran
  • Menghindari percakapan atau interaksi mendalam dengan seseorang yang berpotensi menjadi minat cinta
  • Menarik diri dari lingkungan
  • Tidak mau menerima upaya orang lain untuk menjodohkan (mendekatkan dirinya dengan seseorang)
  • Kecemasan atau kesan ingin menjauh segala hal yang berhubungan dengan pasangan atau hubungan asmara

Penyebab Pistanthrophobia

Sebagaimana fobia lainnya, Pistanthrophobia umumnya dan seringkali disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang buruk [3].

Dr. Gail Saltz, profesor psikiatri di Sekolah Kedokteran Weill-Cornell Rumah Sakit Presbyterian New York mengungkapkan bahwa, banyak orang telah mengalami pengalaman hubungan asmara yang buruk seperti dikhianati atau ditolak [3].

Hal ini kemudian mengakibatkan perasaan terluka yang menyebabkan munculnya ketakutan untuk menjalin hubungan kembali [3].

Mengingat, seseorang yang memiliki fobia ini umumnya akan cenderung memiliki ketakutan mengalami hal yang serupa di masa depan [3].

Pengalaman hubungan asmara yang buruk ini diketahui mampu memunculkan pikiran-pikiran penolakan, pegkhianatan, sakit hati, kesedihan, dan kemarahan [3].

Namun, beberapa kasus Pistanthrophobia ini tidak selalu disebabkan oleh pengalaman hubungan asmara yang buruk di masa lalu [3].

Dalam hal ini,Pistanthrophobia disebabkan oleh adanya hal hal berikut ini [3]:

  • Memiliki kecemasan yang berlebihan
  • Memiliki harga diri yang rendah
  • Merasa ketakutan akan ditolak atau dikhianati

Artinya, Pistanthrophobia ini pun dapat terjadi bahkan pada seseorang sebelum mengalami pengalaman buruk dalam hubungan asmara [3].

Pada akhirnya, baik itu pengalaman hubungan asmara yang buruk atau faktor lain yang berhubungan dengan kecemasan, harga diri dan ketakutan berlebihan ini akan dapat memunculkan semua perasaan negatif yang membuat seseorang menghindari berhubungan dengan orang lain [3].

Kapan Harus Kedokter ?

Segera hubungi dokter, jika Pistanthrophobia telah mulai membuat seseorang mengalami gejala yang mempengaruhi kenyamanan dalam menjalani aktivitas sehari hari seperti [2]:

  • Ketakutan yang tidak masuk akal hingga mengakibatkan hal yang seharusnya mudah dilakukan menjadi susah
  • Kecemasan mulai berdampak negatif pada fungsi dalam dalam pekerjaan, sekolah atau situasi sosial
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • Produktivitas menurun sehingga tidak dapat menghasilkan hasil yang sesuai harapan

Diagnosis Pistanthrophobia

Pistanthrophobia, sebagaimana fobia lainnya sangat perlu untuk didiagnosis oleh ahli kesehatan mental [3].

Namun, diagnosis Pistanthrophobia diketahui tidak termasuk dalam edisi terbaru Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) sebagai diagnosis fobia yang resmi [3].

Oleh karena itu, dokter akan mempertimbangkan kriteria diagnostik DSM-5 untuk fobia spesifik. Adapun dalam mendiagnosis Pistanthrophobia ini, dokter atau terapis akan [3]:

  • Menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan gejala yang dialami saat ini
  • Menanyakan berapa lama gejala terjadi dan seberapa parah gejala tersebut
  • Menanyakan tentang riwayat keluarga, kondisi kesehatan mental lainnya
  • Menanyakan trauma masa lalu yang mungkin memicu fobia tersebut

Pengobatan Pistanthrophobia

Terapi merupakan salah satu metode perawatan yang umumnya dapat mengobati semua jenis fobia, termasuk Pistanthrophobia [3].

Terapi yang dimaksud yaitu terapi perilaku kognitif yang dapat membantu pasien untuk mencegah atau mengelola respon pada sumber paparan [3].

Selain terapi perilaku kognitif, perawatan terhadap Pistanthrophobia juga dapat dilakukan dengan psikoterapi psikodinamik [3].

Pengobatan terhadap Pistanthrophobia ini umumnya akan berfokus pada pengembangan eksposur dan toleransi terhadap stimulus yang ditakuti secara perlahan lahan [3].

Dalam hal ini dokter akan fokus pada cara yang dapat memodifikasi perilaku untuk mengubah pemikiran pasien terhadap hal yang ditakuti, khususnya yang berhubungan dengan hubungan asmara [3].

Awalnya dokter mungkin akan memulai dengan menstimulasi pasien untuk menggambarkan perasaan atau suasana ketika sedang menjalani suatu hubungan yang romantis [3].

Dokter sebisa mungkin akan membuat pasien mulai berbicara terkait dengan hubungan romantis yang pernah dialami atau yang diketahuinya [3].

Dengan demikian, diharapkan cerita atau gambaran hubungan asmara yang romantik ini akan dapat menjadi cara agar pasien dapat menenangkan diri ketika ketakutan atau kecemasan mulai muncul nanti [3].

Selain terapi, perawatan Pistanthrophobia ini mungkin juga akan termasuk dengan penggunaan obat obatan untuk kesehatan mental khususnya yang terkait dengan kecemasan atau depresi [3].

Obat-obatan tertentu diketahui dapat membantu mengurangi kecemasan dan gejala panik yang dialami karena memikirkan atau terpapar sesuatu yang ditakuti. Adapun obat obatan tersebut termasuk [2]:

  • Penghambat Beta

Obat obatan jenis ini akan dapat memberikan efek pemblokiran stimulasi adrenalin yang disebabkan oleh kecemasan, seperti [2]:

  1. Peningkatan detak jantung
  2. Tekanan darah tinggi
  3. Jantung berdebar-debar
  4. Suara atau anggota tubuh gemetar
  • Obat Penenang

Obat penenang atau juga disebut dengan benzodiazepine ini diketahui dapat membantu membuat rileks dengan mengurangi kecemasan yang dirasakan.

Namun, penggunaan obat jenis sedatif ini harus dilakukan secara hati hati karena dapat membuat ketagihan.

Selain itu, obat obatan jenis ini juga harus dihindari oleh orang yang riwayat ketergantungan alkohol atau narkoba.

Adapun selain terapi dan konsumsi obat, pasien dan orang terdekatnya juga dapat melakukan beberapa hal untuk membantu proses kesembuhan penderita fobia spesifik. Beberapa hal tersebut antara lain [2]:

  • Cobalah Untuk Tidak Menghindari Situasi Yang Ditakuti

Mencoba untuk melatih diri agar tidak takut pada hal yang sering menjadi pemicu ketakutan. Dapatkanlah dukungan keluarga untuk dapat memulainya.

Praktikkan apa apa saja yang telah dipelajari selama melakukan terapi sebaik mungkin dan teruslah berkonsultasi terkait perkembangan diri pada dokter atau ahli.

  • Bergabung Atau Berkomunikasi Dengan Sesama Penderita Fobia

Komunikasi yang dilakukan dengan orang yang sama sama mengalami fobia serupa mungkin akan dapat membantu proses penyembuhan.

Mengingat, orang yang sama sama mengalami fobia serupa umumnya akan dapat lebih memahami satu sama lain.

  • Menjaga Diri Dengan Baik

Tubuh yang sehat mungkin akan dapat membantu proses kesembuhan bagi penderita fobia. Adapun untuk dapat menjaga kesehatan tubuh hal yang perlu dilakukan antara lain [2]:

  1. Istirahat yang cukup
  2. Konsumsi makanan yang sehat
  3. Berolahraga dan aktif secara fisik setiap hari
  4. Hindari konsumsi kafein karena dapat memperburuk kecemasan
  5. Jangan lupa merayakan kesuksesan untuk segala hal baik
  6. Berpikir positif tentang diri

Pencegahan Pistanthrophobia

Pencegahan fobia termasukPistanthrophobia ini mungkin dapat dimulai sejak dini yaitu dengan membiasakan anak anak untuk berani dan terampil dengan ketahanan yang sangat baik pada setiap hal yang dilakukan [2].

Selain itu, bagi orang tua mungkin dengan menunjukkan hubungan rumah tangga yang baik dengan pasangan akan dapat memberikan gambaran yang baik pada pemikiran anak tentang hubungan yang baik.

Salah satu hal yang mungkin bisa dilakukan yaitu dengan sebisa mungkin tidak menunjukkan pertengkaran dihadapan anak.

Selain itu, jika orang tua atau ada anggota keluarga yang mengalami fobia maka ada baiknya untuk berkonsultasi pada dokter atau ahli khususnya jika memiliki anak kecil dalam rumah [2].

Mengingat, kemungkinan ada genetika yang berperan dalam perkembangan fobia tertentu dan jika berulang kali melihat reaksi fobia orang lain pun mungkin dapat memicu fobia tertentu pada anak-anak [2].

Mengatasi masalah mendasar yang memicu fobia awalnya mungkin akan terasa tidak nyaman, namun harus tetap dijalani pelan pelan agar dapat mempelajari cara baru untuk mempercayai orang dan bahkan dapat memasuki hubungan baru yang sehat [3].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment