Sembelit Saat Hamil: Penyebab, Cara Mengatasi dan Mencegah

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sembelit (konstipasi) adalah gejala yang sering terjadi saat wanita mengalami kehamilan. Beberapa wanita dapat mengalami sembelit di awal kehamilan, dan tidak terjadi pada bulan bulan berikutnya. [3]

Sembelit terjadi saat anda buang air besar lebih sedikit dari 3 kali perminggu. Sembelit dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada area perut, kesulitan atau perlambatan pergerakan saluran cerna, dan kesulitan untuk mengeluarkan feses yang keras. [1,2]

Satu dari 4 wanita mengalami sembelit saat hamil. Walaupun demikian, sembelit dapat terselesaikan seiring dengan bertambahnya usia kebuntingan. [1]

Apakah Sembelit Saat Hamil Berbahaya?

Sembelit saat hamil umumnya bukan termasuk dalam hal yang berbahaya, walaupun dapat menjadi gejala dari masalah lain. Jika anda memiliki sembelit yang disertai dengan nyeri perut, berubah cepat menjadi diare, atau ada darah dan lendir pada feses anda, segera hubungi dokter atau bidan dengan segera. [2]

Sembelit tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan janin anda. Kondisi sembelit hanya mempengaruhi sistem pencernaan ibu dan tidak menular/menurun ke bayi. [2]

Walaupun jarang mengindikasi penyakit berbahaya lainnya, pengejanan feses yang keras dapat menyebabkan kondisi semakin memburuk, termasuk perdarahan, hemoroid, dan pembengkakan vena pada area rektum. Hemoroid dapat terasa tidak nyaman walaupun tidak membahayakan. [2]

Kondisi sembelit yang berkepanjangan, baik saat hamil maupun tidak, dapat menyebabkan impaksi feses. Kondisi ini memerlukan tindakan dokter untuk mengeluarkan feses dari dalam perut. [2]

Penyebab Sembelit Saat Hamil

Secara umum, rasa gelisah, ansietas, penurunan aktivitas fisik, dan penurunan asupan serat dapat menyebabkan konstipasi. Beragam penyebab dapat mendasari pada kasus sembelit saat hamil. Beberapa penyebab yang mungkin terjadi adalah [3] :

  • Perubahan Kadar Hormon

Perubahan kadar hormon dalam awal kehamilan dapat menyebabkan usus untuk bergerak lebih lambat. Peningkatan kadar progesteron, sebuah hormon kehamilan, dapat menyebabkan usus anda bekerja dengan tidak efisien. Kondisi ini juga dikenal dengan nama penurunan motilitas gastrik. [1,3]

Adanya fluktuasi hormon inilah yang menyebabkan feses menjadi bergerak lambat di dalam saluran cerna dan mengalami peningkatan penyerapan cairan. Feses akan menjadi lebih keras dan sulit untuk dikeluarkan. [3]

  • Vitamin Kehamilan dan Efek Samping Obat

Beberapa vitamin yang dikonsumsi saat kehamilan mengandung banyak zat besi, sebuah mineral penting yang terkadang dapat mengalami penurunan saat hamil. Zat besi memiliki efek samping konstipasi/sembeli dan feses berwarna hitam. [3]

Selain itu, beberapa obat yang digunakan, misalnya obat untuk mual dan muntah, obat antasida untuk asam lambung, dan beberapa obat nyeri kuat, dapat menginduksi sembeli pada beberapa wanita. Suplemen kalsium juga secara tidak langsung dapat memicu terjadinya sembelit. [1]

  • Tekanan dari Rahim

Pada kehamilan akhir, uterus akan terus membesar dan dapat menekan saluran pencernaan. Kondisi ini membuat feses semakin kesulitan untuk melalui usus dalam perut. [3]

Sembelit umumnya dapat hilang dan berhenti saat hamil. Namun, ada beberapa alasan sembelit dapat terus berlanjut bahkan setelah persalinan. Wanita yang bersalin dengan teknik caesar sering mengalami konstipasi selama beberapa hari sampai pergerakan saluran cerna menjadi normal kembali. Bicaralah dengan dokter bila sembelit masih berlanjut [1]

Cara Mengatasi Sembelit Saat Hamil

Selama kehamilan, para wanita dapat mengatasi sembelit dengan tindakan yang halus dan aman untuk dilakukan, diantaranya adalah [3] :

  • Serat

Mengonsumsi suplemen serat atau mengonsumsi makanan tinggi serat, misalnya buah, sayur, dan gandum utuh, dapat meningkatkan jumlah feses dan memfasilitasi pengeluarannya melalui usus. Orang dewasa harus mengonsumsi 28 hingga 34 gram serat setiap harinya. [3]

  • Cairan

Mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup sangat penting untuk menjaga feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan. Jika seseorang merasa air kurang cukup membantu, maka dapat menggunakan sup bening, teh, atau jus buah & sayur-sayuran. [3]

  • Meningkatkan Aktivitas

Menjadi aktif dapat membantu tubuh untuk mengeluarkan feses. Lakukanlah olahraga secara rutin untuk meredakan sembelit. Pastikan olahraga yang anda lakukan aman untuk ibu hamil. Berjalan santai setiap hari dapat menjadi pilihan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas. [3]

Jutaan bakteri baik hidup dalam pencernaan dan dapat membantu kerja saluran cerna. Probiotik dapat membantu menambahkan jumlah bakteri baik dalam usus sehingga saluran cerna dapat berfungsi normal kembali. Beberapa makanan yang mengandung probiotik adalah yogurt, sauerkraut, dan kimchi. [3]

  • Obat Apotek

Ada beberapa obat, yang terjual bebas di apotek, untuk dapat mengatasi sembeli. Obat metamucil (kategori B) dapat melunakkan feses dan melancarkan kerja saluran cerna. Pastikan anda selalu berbicara dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat saat hamil. [2]

  • Mengurangi atau Menghindari Suplemen Zat Besi

Suplemen zat besi dapat berkontribusi terhadap sembelit. Kandungan nutrisi yang baik dalam makanan dapat memberikan anda kebutuhan zat besi yang cukup selama kehamilan.

Konsumsilah zat besi dalam dosis yang rendah setiap harinya untuk mengurangi konstipasi. Bicaralah dengan dokter mengenai pemeriksaan kadar zat besi untuk menjaga dan mengatur ulang dosis zat besi saat hamil. [2]

Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi

Obat laksatif stimulan tidak disarankan untuk digunakan pada kasus sembelit saat hamil. Hal ini disebabkan karena obat laksatif dapat menstimulasi kontraksi rahim dan menyebabkan dehidrasi. Selain itu, obat laksatif juga dapat memberikan efek samping berupa sakit perut dan diare. [1,2,3]

Minyak mineral juga tidak boleh digunakan saat hamil karena dapat mengurangi penyerapan nutrisi. [2]

Beberapa obat anti sembelit berikut perlu menjadi pertimbangan ibu hamil dan, jika tetap ingin diberikan, maka harus diberikan dibawah pengawasan dokter, yaitu [3] :

  • Obat agen bulk-forming, misalnya psyllium, metilselulosa, dan polycarbophil.
  • Obat pelunak feses, misalnya docusate (Colace).
  • Obat laksatif lubrikan, misalnya gliserin (glycerol) supositoria.
  • Obat laktasif osmotik, misalnya polyetilen glikol dan magnesium hidroksida.

Bicaralah dengan dokter mengenai suplemen serat, obat laksatif, atau obat pelunak feses, yang terjual di apotek secara bebas, sebelum mengonsumsinya. Dokter tetap dapat memberikan obat laksatif dengan pertimbangan-pertimbangan khusus, misalnya obat laksatif non stimulan. [1,2,3]

Cara Mencegah Sembelit Saat Hamil

Sembeli saat hamil dapat dicegah dengan beberapa perubahan gaya hidup, diantaranya adalah [4] :

  • Minum air dalam jumlah yang cukup.
  • Meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari
  • Menambahkan makanan berserat tinggi ke dalam makanan anda setiap harinya, misalnya, buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan gandum utuh.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment