Sindrom Hemolitik Uremik: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sindrom hemolitik uremik adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah di ginjal mengalami kerusakan dan peradangan. Kerusakan ini dapat menimbulkan pembentukan gumpalan darah di dalam pembuluh darah,... sehingga dapat menyebabkan sumbatan dan berujung pada gagal ginjal. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak. Sindrom hemolitik uremik dapat disebabkan oleh infeksi, pengaruh obat-obatan, kondisi kehamilan, kanker, dan penyakit autoimun. Konsultasikan kepada dokter jika Anda menemukan adanya gejala seperti diare berdarah, nyeri perut yang terasa kram atau kembung, mual, dan demam, adanya perdarahan yang tidak biasa seperti dari hidung atau mulut, adanya darah pada urin, dan bengkak pada kaki, tangan, atau wajah. Read more

Sindrom hemolitik uremik merupakan kondisi yang menyerang darah dan pembuluh darah. Kondisi ini berakibat pada penghancuran keping darah, rendahnya jumlah sel darah merah (anemia) dan gagal ginjal sebagai akibat dari kerusakan pembuluh darah yang sangat kecil dari ginjal. [1]

Sindrom hemolitik uremik dapat diderita oleh semua orang namun penyakit ini lebih sering terjadi pada anak kecil. Pada kebanyakan kasus, sindrom ini disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain itu, alasan lainnya adalah obat-obatan, kondisi medis tertentu misalnya kehamilan, kanker, atau penyakit autoimun. [2]

Sindrom hemolitik uremik terjadi terutama pada anak kecil dengan pemulihan spontan adalah hal yang umum. Akan tetapi, jika sindrom ini menyerang orang dewasa maka peluang untuk pulih rendah terlebih bila dikaitkan dengan hipertensi berat. [3]

Gejala Sindrom Hemolitik Uremik

Gejala yang dialami oleh penderita sindrom hemolitik uremik beraneka ragam. Gejalanya termasuk: [4]

  • Diare berdarah
  • Nyeri perut bagian bawah
  • Kulit pucat
  • Mudah tersinggung
  • Kelelahan
  • Demam
  • Pendarahan atau memar tanpa sebab jelas
  • Berkurangnya produksi air seni
  • Pembengkakan perut bagian bawah
  • Darah di dalam air seni
  • Linglung
  • Muntah
  • Pembengkakan wajah
  • Pembengkakan anggota gerak
  • Kejang-kejang (tidak umum)

Penyebab Sindrom Hemolitik Uremik

Beberapa alasan yang dapat menyebabkan hemolitik uremik yakni: [2]

Sindrom hemolitik uremik yang terjadi pada anak-anak dengan usia di bawah 5 tahun umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri E. coli varian tertentu. Sebenarnya, bakteri ini normal ditemukan dalam usus halus pada manusia sehat. Kebanyakan bakteri ini normal dan tidak membahayakan. [2]

Akan tetapi, ada juga yang dapat menimbulkan diare. Sebagian dari bakteri E. coli penyebab diare juga menghasilkan toksin Shiga. Varian bakteri ini disebut sebagai Shiga toxin-producing E. coli (STEC). Ketika Anda terinfeksi STEC, toksin Shiga dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang beuujung pada sindrom hemolitik uremik. [2]

  • Infeksi Lain

Sindrom hemolitik uremik dapat disebabkan oleh infeksi organisme lain. Infeksi lainnya yaitu infeksi bakteri pneumococcus, human immunodeficiency virus (HIV) atau influenza. [2]

  • Konsumsi Obat Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu khususnya beberapa obat yang digunakan untuk menangani kanker dan beberapa obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh pada pasien penerima transplantasi organ. [2]

  • Kondisi Medis Tertentu

Penyebab langka dari kondisi ini adalah komplikasi kehamilan atau kondisi medis tertentu seperti penyakit autoimun atau kanker. [2]

  • Mutasi Genetik

Sindrom hemolitik uremik yang terjadi akibat mutasi genetik merupakan tipe yang kurang umum. Orang yang mempunyai kelainan genetik ini tidak selalu mengembangkan penyakit ini. Akan tetapi, gen yang mengalami mutasi ini akan aktif jika dipicu hal tertentu misalnya infeksi, penggunaan obat tertentu atau kondisi medis kronis. [2]

Faktor Resiko Sindrom Hemolitik Uremik

Ada beberapa hal yang membuat Anda beresiko menderita sindrom hemolitik uremik yakni: [2]

  • Memakan daging atau produk yang tercemar E. coli
  • Berenang di kolam atau danau yang tercemar dengan tinja
  • Memiliki kontak erat dengan orang yang terinfeksi misalnya keluarga atau tempat penitipan anak
  • Anak-anak dengan usia di bawah 5 tahun
  • Orang dewasa dengan usia 65 tahun atau lebih
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Orang dengan perubahan genetik yang membuat mereka rentan terhadap sindrom hemolitik uremik

Komplikasi Sindrom Hemolitik Uremik

Komplikasi sindrom hemolitik uremik berakibat gagal ginjal pada kasus yang sangat ekstrim. Jika ginjal tidak mampu kembali ke fungsi normalnya, Anda harus melakukan transplantasi ginjal. Adapun komplikasi jangka panjangnya akibat kondisi ini adalah: [4]

Kapan Harus ke Dokter

Segera bawa ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami diare berdarah atau diare selama beberapa hari yang diikuti oleh gejala berikut: [2]

  • Berkurangnya air seni yang keluar
  • Pembengkakan
  • Memar tanpa sebab jelas
  • Pendarahan yang tidak biasa
  • Kelelahan ekstrim

Diagnosis Sindrom Hemolitik Uremik

Beberapa uji sangat dasar dapat dilakukan untuk menentukan apakah sel darah mengalami kerusakan atau ginjal telah mengalami penurunan fungsi: [4]

Pemeriksaan darah lengkap mengukur kualitas dan banyaknya sel darah merah dan keping darah di dalam contoh darah. [4]

  • Pemeriksaan Darah Lainnya

Untuk mengetahui ginjal telah kehilangan fungsinya atau tidak, dokter akan memerintahkan pemeriksaan uji BUN (uji peningkatan hasil samping urea) dan uji kreatinin (uji peningkatan hasil samping otot). [4]

  • Tes Urin

Dokter akan meminta melakukan uji air seni untuk melihat apakah terdapat darah atau protein di dalam urin Anda. [4]

  • Tes Tinja

Dokter akan memerintahkan pemeriksaan uji terhadap tinja Anda. Adanya darah atau bakteri pada tinja akan memudahkan dokter dalam mendiagnosis penyebab dari gejala yang Anda rasakan. [4]

Pengobatan Sindrom Hemolitik Uremik

SIndrom hemolitik uremik ditangani dengan perawatan di rumah sakit. Beberapa hal yang dilakukan yaitu: [2]

  • Transfusi

Anda akan mendapatkan transfusi sel darah merah atau keping darah untuk melawan gejala anemia atau pendarahan yang Anda alami. [2]

  • Obat-obatan

Jika Anda mengalami kerusakan ginjal yang berlanjut akibat penyakit ini, dokter akan memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah, untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. [2]

Jika kondisi sindrom yang Anda alami adalah akibat mutasi genetik, dokter akan memberikan obat eculizumab. Obat ini digunakan untuk membantu mencegah kerusakan pembuluh darah lebih lanjut. Sebelum diberikan obat ini, Anda akan menerima vaksin meningitis. Hal ini untuk mencegah meningitis, efek samping serius dari obat ini. [2]

Dialisis digunakan untuk menyaring darah dari kelebihan cairan dan produk sisa. Biasanya bersifat sementara sampai Anda mendapatkan fungsi ginjal yang normal. Jika tidak, Anda akan menjalani dialisis jangka panjang. [2]

  • Pertukaran Plasma

Pertukaran plasma dilakukan untuk membersihkan darah dari plasma yang telah tercemar. Plasma pengganti yang digunakan dapat berupa plasma segar atau plasma yang telah dibekukan. [2]

  • Transplantasi Ginjal

Beberapa orang mendapatkan kerusakan berat pada ginjalnya. Jika hal ini terjadi pada Anda akibat sindrom hemolitik uremik maka dibutuhkan transplantasi ginjal. [2]

Pencegahan Sindrom Hemolitik Uremik

Sindrom hemolitik uremik paling umum disebabkan oleh bakteri E. coli, maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi resiko infeksi oleh bakteri ini yaitu: [4]

  • Mencuci tangan secara berkala
  • Mencuci peralatan makan dan masak secara menyeluruh
  • Jaga kebersihan tempat penyiapan makanan
  • Pisahkan bahan makanan mentah dengan makanan yang siap dimakan
  • Lakukan pencairan daging di dalam kulkas dibandingkan di ruangan terbuka
  • Jangan tinggalkan daging pada suhu ruangan
  • Masak daging sampai suhu 60 derajat Celsius untuk membunuh bakteri berbahaya
  • Cuci buah dan sayur dengan menyeluruh
  • Tidak berenang di perairan yang tercemar
  • Hindari mengkonsumsi susu atau jus yang tidak dipasteurisasi
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment