Spermatozoa berfungsi untuk membuahi sel telur dalam proses pembuahan dan menghasilkan embrio dan berkembang menjadi janin. Spermatozoa adalah agen pembawa genetik pria sebagai penentu jenis kelamin untuk kromosom X atau Y[1].
Daftar isi
Fungsi Spermisida
Spermisida adalah agen yang berfungsi untuk membunuh spermatozoa (sperma). Spermisida penyebab selaput sel sperma menjadi pecah, dan pada akhirnya tidak mampu untuk membuahi sel telur. Krim, jeli, busa, dan sejenisnya yang memiliki kandungan spermisida kimia digunakan sebagai kontrasepsi[2].
Spermisida juga digunakan sebagai alat kontrasepsi selama ribuan tahun. Dan menurut penelitian spermisida memiliki kemanjuran komparatif dari obat-obatan vagina. Spermisida memiliki kandungan bahan aktif nonoxynol-9 yang digunakan untuk menghancurkan sperma[3].
Spermisida sendiri adalah zat kimia yang dapat merusak spermatozoa yang digunakan sebagai kontrasepsi vagina yang diberikan dengan cara topikal. Spermisida juga digunakan pada bagian vagina untuk kontrasepsi non-hormonal yang berhubungan dengan kontrasepso lainnya, dan juga sebagai pencegahan HIV[4].
Penyakit yang Diatasi dengan Spermisida
Spermisida digunakan untuk mengontrol kelahiran dan sebagai pencegah kehamilan yang tentunya sangat berpotensi terjadi selama hubungan seksual. Kontrasepsi bisa juga disebut dengan pengendalian kelahiran, dimana nama tersebut diberikan untuk semua obat[5].
Kontrasepsi sebagian besar digunakan untuk kontrasepsi (untuk membantu mencegah wanita hamil). Namun, terkadang kontrasepsi hormonal juga dapat diresepkan untuk[5]:
- Membantu mengontrol jerawat
- Membantu mengatur menstruasi
- Mencegah ovulasi dan kehamilan pada wanita dengan insufisiensi ovarium primer (POI)
- Mengurangi rasa sakit dan kram saat menstruasi
- Mengurangi gejala endometriosis, sindrom ovarium polikistik (PCOS), sindrom pramenstruasi atau gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD).
Kontrasepsi darurat yaitu kontrasepsi yang diambil atau dimasukkan jika IUD dalam beberapa setelah setelah berhubungan seks tanpa menggunakan kondom. Hal tersebut dapat membantu dan mencegah implantasi sel telur yang tela dibuahi dan bisa terjadinya kehamilan[5].
Kondom sendiri adalah alat kontrasepi yang digunakan untuk mengurangi penularan infeksi menular seksual, meskipun fungsinya tidak 100%. Biasanya, beberapa jenis kontrasepi tidak cocok untuk beberapa orang. Untuk kontrasepsi hormonal tidak dianjurkan pada wanita[5]:
- Dengan jenis kanker tertentu
- Pada risiko lebih tinggi pembekuan darah atau stroke
- Penyakit hati
- Sakit kepala parah
- Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol atau penyakit jantung
Untuk kontrasepsi nonhormonal lebih cocok untuk wanita. Untuk wanita hamil yang melindungi diri dari infeksi menular seksual dapat menggunakan kontrasepsi penghalang seperti kondom[5].
Cara Kerja Spermisida
Spermisida mikrobisida bekerja dengan cara memberikan aktivitas sebagai penyangga untuk mempertahankan keasaman vagina yang sangat ringan dan protektif dengan adanya air mani. Sperma sensitif pada asam untuk memastikan kesuburan, sedangkan air mani berfungsi untuk memberikan tindakan alkalinisasi yang sangat kuat untuk menghilangkan keasaman sebagai perlindungan vagina selama beberapa jam setelah melakukan hubungan seksual[6].
Alkalinisasi memberikan patogen penyakit menular seksual (PMS) yang sangat peka terhadap asam untuk menularkan infeksi. Pemblokiran air mani tersebut sebagai pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan untuk mencegah PMS termasuk penyakit HIV/AIDS[6].
Sebagian dari spermisida berinteraksi terhadap lipid pada bagian membran akrosom dan sperma. Kelemahan utama dari spermisida dengan jenis deterjen sel epitel dan flora normal vagina. Jenis deterjen ini dapat mengubah flora vagina yang kemungkinan dapat menyebabkan peningkatan resiko infeksi oportunistik[7].
Spermisida diketahui berfungsi dan bekerja dengan cara meningkatkan kerentanan epitel pada saluran genital di bagian bawah HIV dan juga infeksi human papillomavirus. Spermisida juga bisa menyebabkan iritasi vagina dan vaginitis alergi serta iritasi pada pasangan pria[7].
Contoh Obat Spermisida
Nonoxynol-9 adalah spermisida vagina yang digunakan sebagai kontrasepsi non-hormonal yang berhubungan dengan kontrasepsi. Nonoxynol-9 merupakan surfaktan yang digunakan sebagai spermisida vagina. Spermisida adalah kontrasepsi non hormonal yang bekerja secara lokal. Pada saat digunakan selama melakukan hubungan seksual, Nonoxynol-9 bekerja dengan cara melumpuhkan, menonaktifkan, merusak,dan membunuh sperma tanpa menimbulkan efek sistemik[8].
Nonoxynol-9 telag dgunakan selama lebih dari 30 tahun sebagai oabt bebas (OTC) dalam bentuk krim, gel, busa, dan pelumas kondom. Nonoxynol-9 adalah alat kontrasepsi spermisida yang sangat umum digunakan di Inggris dan Amerika serikat. Sedangkan dibeberapa negara lain seperti Eropa, Nonoxynol-9 tidak lagi dipasarkan[8].
Nonoxynol-9 adalah spermisida surfaktan yang digunakan untuk kontrasepsi. Selain itu, obat ini juga digunakan dengan kontrasepsi lain seperti kondom, tutup serviks, dan diafragma[8].
Efek Samping Spermisida
Beberapa efek samping mungkin saja terjadi baik itu yang ringan sampai dengan yang serius yang bisa mematikan saat mengkonsumsi obat tanpa dosis yang tepat. Berikut ini beberapa efek samping yang sangat buruk[8]:
- Tanda-tanda reaksi alergi, seperti ruam, gatal – gatal, kulit merah, bengkak, melepuh, atau mengelupas dengan atau tanpa demam; mengi; sesak di dada atau tenggorokan; kesulitan bernapas, menelan, atau berbicara; suara serak yang tidak biasa; atau pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Iritasi vagina.
- Pembakaran.
- Kesulitan buang air kecil.
- Sakit saat buang air kecil.
- Keputihan yang berbau tidak sedap .
- Jika pasangan seks Anda mengalami iritasi pada penis, kesulitan buang air kecil, atau nyeri saat buang air kecil.
Efek samping serius yang terkait dengan kontrasepsi hormonal meliputi[5]:
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada dan peningkatan risiko pembekuan darah, serangan jantung, dan stroke
- Sakit kaki atau bengkak
- Sakit kepala parah
- Sakit perut parah
Spermisida tidak untuk menghentikan penyebaran penyakit HIV atau hepatitis yang ditularkan melalui darah atau hubungan seksual. Jangan melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom lateks atau poliuretan. Dan jangan berbagi jarum atau benda lainnya seperti sikat gigi atau pisau cukur[8].
Jika anda hamil saat menggunakan nonoxynol 9 atau sedang menyusui, hubungi dokter terlebih dahulu untuk mengetahui resiko yang terjadi saat mengkonsumsi nonoxynol 9[8].
Gunakan nonoxynol 9 sesuai dengan resep dokter dan jangan diminum melalui mulut. Obat ini hanya untuk digunakan pada area vagina saja. Jauhkan dari hidung, mata, dan mulut, dan jangan digunakan spermisida nonoxynol 9 dengan cara rektal[8].
Cuci tangan sebelum dan sudah menggunakan spermisida. Jika ingin melakukan dengan douche, tunggu selama 6 jam setelah berhubungan seksual terakhir. Jika digunakan dengan cara yang benar sebelum berhubungan seks, gel nonoxynol 9 bekerja langsung dan dapat bertahan selama 1 jam. Gunakan Nonoxynol 9 setiap kali berhubungan seks[8].