Streptogramins : Manfaat, Cara Kerja dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Streptogramins adalah antibiotik yang bekerja dengan membuat sintesis protein menjadi terhambat pada bakteri dengan mengikat sub-unit ribosom 50S (seperti makrolida dan lincosamides). Secara struktural,... streptogramins terdiri dari dua komponen, yaitu streptogramin grup A (dalfopristin) dan streptogramin grup B (quinupristin). Streptogramins digunakan untuk infeksi bakteri gram positif, infeksi bakteri Enterococcus faecium (VREF) yang resisten terhadap vankomisin, dan infeksi kulit oleh bakteri staphylococcus aureus yang rentan terhadap methicillin atau streptococcus pyogenes. Streptogramins tersedia dalam bentuk serbuk injeksi. Efek samping yang sering terjadi dalam penggunaan obat ini yaitu mual, muntah serta reaksi alergi. Streptogramins tidak direkomendasikan penggunaannya untuk ibu hamil. Read more

Ketika bakteri menginfeksi kulit yang terkadang menyerang juga pada bagian jaringan dalam dibawah kulit, disebut dengan infeksi kulit. Jenis infeksi kulit yang umum yaitu selulitis, menyebabkan kemerahan, nyeri pada area kulit yang terinfeksi dan bengkak. Jenis infeksi lainnya yaitu abses kulit, keadaan dimana terdapat kumpulan nanah di bawah kulit[1].

Penyebabnya adalah dari berbagai bakteri yang hidup di kulit. Jika terdapat luka yang membuat bakteri bisa masuk dan menyebabkan infeksi, maka selulitis atau abses akan dapat terjadi. Dan beberapa keadaan yang dapat meningkatkan risiko selulitis yaitu adanya cedera pada kulit, adanya kutu air atau eksim, terjadinya pembengkakan pada kaki atau lengan yang kronis, diabetes dan kegemukan[1].

Fungsi Streptogramins

Streptogramins merupakan sejenis antibiotik yang akan membuat sintesis protein menjadi terhambat pada bakteri dengan mengikat sub-unit ribosom 50S, caranya seperti makrolida dan lincosamides[2].

Melalui subspesies tertentu dari bakteri Streptomyces, streptogramins dihasilkan secara alami. Secara struktural, streptogramins terdiri dari dua komponen, yaitu streptogramin grup A (dalfopristin) dan streptogramin grup B (quinupristin)[2].

Streptogramin grup A (dalfopristin) disintesis oleh Streptomyces virginiae, mengandung cincin yang tak jenuh beranggota 23 dengan ikatan lakton dan peptida. Sedangkan streptogramin grup B (quinupristin) merupakan depsipeptida heksa atau hepta siklik, dihasilkan dari berbagai anggota genus Streptomyces[3].

Dua turunan pristinamycin semisintetik yaitu quinupristin dan dalfopristin, diberikan secara parenteral sebagai obat kombinasi. Kombinasi ini mempunyai spektrum aktivitas luas dengan bakteri gram-positif[3].

Streptogramins digunakan dalam[4]:

  • Pengobatan infeksi bakteri
  • Mengobati infeksi dengan organisme gram positif dan sebagai promotor pertumbuhan pada sapi, babi, dan unggas
  • Mengobati infeksi parah atau mengancam nyawa Enterococcus faecium (VREF) yang resisten terhadap vankomisin, dan infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus aureus yang rentan terhadap methicillin atau streptococcus pyogenes
  • Mengobati infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit

Penyakit yang Diatasi dengan Streptogramins

Penyakit yang dapat diatasi dengan streptogramins, yaitu[2]:

  • Bakteremia
  • Infeksi Staphylococcus Aureus Tahan Methicillin
  • Infeksi Kulit atau Jaringan Lunak

Bakteremia adalah penyakit dimana di dalam darah terdapat bakteri yang hidup. Di saat respon imun gagal, penyakit ini akan menjadi infeksi aliran darah yang akan berkembang dengan banyak spektrum klinis dan dibedakan sebagai septikemia. Bila penyakit ini tidak segera di tangani, maka akan berkembang menjadi sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS), sepsis, syok septik, dan sindrom disfungsi organ multipel (MODS)[7].

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) sulit di obati karena resisten dengan beberapa antibiotik dan merupakan penyebab infeksi Staph. Infeksi Staph disebabkan MRSA, penyebarannya yaitu di rumah sakit, fasilitas perawatan kesehatan lainnya dan tempat tinggal, tempat bekerja juga bahkan sekolah[8].

Infeksi kulit dan jaringan lunak (SSTI) merupakan penyakit yang melibatkan invasi mikroba pada lapisan kulit dan jaringan lunak di bawahnya. Penyakit ini berkisaran dari infeksi yang ringan seperti pioderma, hingga infeksi serius yang mengancam jiwa, seperti necrotizing fasciitis. Bagian kulit yang terinfeksi akan menjadi tidak berfungsi dan akan tergantung pada tingkat keparahan infeksi[9].

Cara Kerja Streptogramins

Streptogramins merupakan sejenis antibiotik yang akan membuat sintesis protein menjadi terhambat pada bakteri dengan mengikat sub-unit ribosom 50S, caranya seperti makrolida dan lincosamides[2].

Dengan pengikatan yang dilakukan dengan subunit 50S dari ribosom bakteri, akan membuat sintesis protein menjadi terganggu dengan mekanisme ganda, yang melibatkan penghambatan penggabungan tRNA aminoasil di ribosom dan terjemahan mRNA[3].

Melalui Quinupristin / Dalfopristin yang bekerja secara sinergis dalam membuat sintesis protein bakteri menjadi terhambat, dengan mengikat pada tempat yang berbeda di subunit 50S dari ribosom bakteri. Quinupristin bekerja dengan membuat pemanjangan rantai peptida terhambat pada fase akhir sintesis protein sedangkan dalfopristin bekerja dengan membuat peptidil transferase terhambat pada fase awal sintesis protein[5].

Obat ini berdistribusi dengan pengikatan protein plasma antara 55-78% sebagai quinupristin dan 11-26% sebagai daflopristine. Dan obat ini di metabolisme di hati dengan cepat. Pengeluaran obat ini melalui ekskresi bilier, dengan feses kisaran 75-77%, dengan paruh waktu sekitar 3 jam sebagai quinupristin dan dan metabolitnya, kisaran 1 jam sebagai daflopristin dan metabolitnya[5].

Contoh Obat Streptogramins

Streptogramins tersedia dalam bentuk serbuk intravena untuk injeksi. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Contoh streptogramins dengan resep dokter termasuk[2]:

  • Dalfopristin / quinupristin

Dua streptogramin yaitu quinupristin dan dalfopristin, digunakan dalam kombinasi yang telah terbukti manjadi obat bakterisidal terhadap banyak organisme gram positif, yaitu temasuk dengan stafilokokus dan enterokokus tertentu. Setiap antibiotik ini bersifat bakteriostatik bila digunakan bersama dalam perbandingan 30:70[3].

Dua kombinasi obat ini telah mendapatkan persetujuan oleh FDA untuk dewasa, dalam mengobati infeksi Enterococcus faecium yang resistan terhadap vankomisin dan dalam mengobati infeksi kulit dan struktur kulit yang disebabkan oleh S. aureus[3].

Kombinasi obat ini hanya tersedia dalam sediaan intravena. ataerutama di eliminasi mellaui eksresi bilier, dengan metabolisme miinimal. Masalah besar terhadap obat ini yaitu terjadinya peradangan dan nyeri di tempat infus[3].

Efek Samping Streptogramins

Streptogramins dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari streptogramins termasuk[]:

  • Iritasi ringan di sekitar jarum infus
  • Ruam
  • Mual

Selama kehamilan, jangan menggunakan streptogramin. Jika pada trimester pertama menggunakan obat ini, periksalah kehamilan dengan ultrasonografi yang terperinci dalam mamastikan perkembangan yang normal pada janin[3].

Masalah besar lainnya adalah peradangan dan nyeri pada tempat infus. Banyak mekanisme terkait dengan resistensi bakteri, yang pada akhirnya akan membatasi kegunaan secara klinis dengan kombinasi ini[3].

Apabila streptogramin digunakan bersama dengan obat yang memperpanjang interval QT, seperti astemizole, cisapride dan terfenadine dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikel[5].

Apabila laergi terhadap dalfopristin dan quinupristin, jangan gunakan obat ini. Katakan pada dokter bila memiliki reaksi terhadap antibiotik apapun, memiliki penyakit hati atau ginjal, untuk memastikan bahwa dalfopristin dan quinupristin aman digunakan[6].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment