Keinginan untuk bunuh diri tidak memandang usia maupun jenis kelamin [1].
Bahkan dari status sosial-ekonomi dan ras apapun memiliki peluang yang sama untuk mengalami depresi dan timbulnya keinginan bunuh diri [1].
Beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko pada seseorang dalam mengalami gangguan mental dan jiwa serta memicu timbulnya keinginan mengakhiri hidup adalah [1,2,3] :
- Riwayat anggota keluarga yang pernah melakukan bunuh diri.
- Memiliki riwayat gangguan mental, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, dan depresi pada umumnya.
- Memiliki riwayat gangguan mental yang tidak memperoleh penanganan.
- Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
- Memiliki gangguan penggunaan zat-zat tertentu (obat terlarang atau narkoba misalnya).
- Menyaksikan orang lain bunuh diri.
- Menderita penyakit serius jangka panjang dengan harapan hidup rendah.
- Menderita cedera otak.
- Memiliki riwayat trauma dan kekerasan semasa kecil.
- Mengalami situasi stres dan traumatis secara tiba-tiba (kehilangan atau berpisah dengan orang terkasih).
Terdapat banyak faktor yang mampu membuat seseorang depresi dan kehilangan harapan sehingga memutuskan mengakhiri hidupnya.
Namun sebenarnya, tetap ada sejumlah tanda bahwa orang ingin bunuh diri yang dapat dicegah asal orang-orang di sekitarnya memerhatikan dengan jeli seperti berikut.
Daftar isi
1. Nyeri Fisik
Seringkali tanda orang ingin bunuh diri tidak terlalu nampak, seperti halnya ketika seseorang mengalami ketidaknyamanan dan rasa sakit pada fisiknya [1,4,7].
Kondisi-kondisi gejala fisik semacam gangguan pencernaan dan sakit kepala kerap dianggap sebagai keluhan fisik biasa yang nantinya akan sembuh dengan sendirinya [1,4,7].
Namun jika menemukan orang terdekat dengan keluhan seperti ini terus-menerus, pastikan untuk lebih memerhatikan adanya gejala-gejala lain yang mengacu pada depresi [1,4,7].
Jika rasa sakit tersebut pun timbul tanpa alasan yang jelas serta diketahui terdapat kondisi depresi, waspadai perubahan perilakunya [1,4,7].
2. Perubahan Perilaku
Perilaku seseorang yang berubah, seperti dari yang semula baik namun kemudian berperilaku agresif dan sangat mudah marah secara berlebihan dapat menjadi tanda depresi [1,3,4,5,7].
Seseorang yang biasa tampak ceria, tenang dan bahagia lalu berubah menjadi sering murung dan sedih pun perlu diperhatikan lebih [1,3,4,5,7].
Perubahan perilaku biasanya dipicu oleh perubahan suasana hati yang terjadi secara ekstrem dan tiba-tiba [1,3,4,5,7].
3. Perubahan Pola Tidur
Tanda lain bahwa seseorang mengalami depresi dan berpotensi memiliki keinginan bunuh diri adalah ketika pola tidur berubah drastis [1,4,7].
Seseorang dengan kondisi depresi dapat memiliki waktu tidur lebih lama dari normalnya [1,4,7].
Mereka pun akan terlalu sulit dan enggan untuk turun dari tempat tidur dan beraktivitas [1].
Atau, ada pula orang-orang dengan kondisi depresi yang justru tidak tidur karena mengalami insomnia parah [1,4,7].
Mereka akan terjaga di malam hari hingga subuh atau pagi dan hanya akan tidur dalam waktu singkat [1,4,7].
Pada waktunya beraktivitas, mereka akan merasakan kelesuan dan keletihan yang berlebihan karena tidak mendapat cukup tidur berhari-hari [1,4,7].
Bila perubahan pola tidur ini terkait depresi atau kecemasan, maka terdapat pula risiko keinginan bunuh diri jika kondisi mental ini tak segera ditangani.
4. Perubahan Penampilan
Jika mengenal seseorang yang sebelumnya tampak rapi, bersih dan rajin berdandan, namun kemudian menjumpainya dalam penampilan yang tampak tidak terawat, curigai sebagai kondisi depresi.
Seseorang dengan depresi dan mengalami keputusasaan berat, biasanya tidak akan repot memedulikan lagi penampilan, termasuk kesehatannya [1,8].
5. Putus Asa
Seseorang dengan kondisi depresi dan putus asa berlebih akan terus menyebutkan bahwa dirinya kehilangan harapan [1,4,5,6].
Seseorang dengan keluhan bahwa dirinya merasa kosong dan juga tak memiliki solusi apapun untuk menyelesaikan masalahnya perlu terus diperhatikan [1,4,5,6].
Karena rasa putus asa dan tidak ada harapan yang berkelanjutan, pada akhirnya timbul keinginan untuk mengakhiri hidup [1,4,5,6].
6. Malu dan Merasa Bersalah
Seseorang dengan kondisi depresi juga memiliki rasa malu dan rasa bersalah yang sangat besar di dalam dirinya [1,4,6].
Ia dapat menyebutkan perasaannya ini dan mengeluhkannya kepada orang terdekat yang seringkali hanya dianggap biasa [1,4,6].
Namun sebaiknya, orang-orang terdekat mulai memerhatikan orang-orang yang memiliki perasaan bersalah yang terlalu kuat.
7. Isolasi Diri
Menarik diri dari pergaulan dan enggan untuk berinteraksi dengan orang lain, termasuk orang-orang yang dekat (keluarga dan teman baik) adalah salah satu tanda penting yang perlu diperhatikan [1,2,3,4,5,6].
Seseorang yang menarik diri juga memiliki tingkat ketertarikan yang rendah terhadap segala hal yang menjadi hobi dan kesukaannya dulu [1,2,3,4,5,6].
8. Pengutaraan Keinginan untuk Mati
Beberapa orang dengan keinginan bunuh diri tampak dari topik pembicaraannya, seperti terlalu seringnya mengutarakan keinginannya untuk mati [1,6].
Keinginan untuk mati yang terus-menerus diucapkan dapat menunjukkan pula dorongan yang semakin kuat untuk berubah menjadi sebuah aksi bunuh diri [1,6].
Dorongan akan semakin kuat ketika orang tersebut mengatakan bahwa ia tak lagi memiliki alasan untuk hidup [1,6].
Ketika ia juga menganggap bahwa kehidupan orang tua, keluarga, dan temannya lebih baik bila tanpa kehadirannya, maka orang terdekat sebaiknya lebih waspada dan lebih banyak menemani penderita depresi seperti ini [1,6].
9. Berpamitan
Seseorang dengan keinginan bunuh diri biasanya akan mulai mengucapkan kalimat perpisahan, seperti permintaan maaf dan berpamitan kepada keluarga dan teman [1,4,5,6].
Selain itu, seseorang yang hendak mengakhiri hidupnya sebelum berpamitan dapat memberikan barang-barang pribadinya ke anggota keluarga atau teman dekatnya [1,4,5,6].
Hal ini dilakukannya karena ia merasa tak lagi memerlukannya karena akan mati.
Bagaimana jika menjumpai seseorang dengan tanda-tanda tersebut?
Keinginan bunuh diri pada seseorang dapat ditekan dan aksi bunuh diri pun dapat dicegah.
Namun, pencegahan hanya dapat dilakukan bila orang-orang terdekat menyadari adanya tanda-tanda keinginan bunuh diri seperti yang telah disebutkan.
Sebelum seseorang semakin menghancurkan dirinya sendiri, orang-orang terdekatnya perlu turut campur tangan, menemani, mengajak bicara, dan membantunya keluar dari masalah tanpa menghakimi [1,2,4,5,6].
Jika dapat melakukannya, anggota keluarga atau teman dekat dapat membawa langsung orang dengan tanda ingin bunuh diri tersebut ke psikiater atau psikolog [1,2,4,5,6].
Perhatikan terus gerak-gerik seseorang yang tengah mengalami depresi dan jauhkan dirinya dari benda-benda tajam atau senjata apapun yang berpotensi mencelakainya [1,5,6].
Upayakan untuk terus ada di sisinya (bahkan sebisa mungkin bergantianlah untuk menemaninya) dan tidak pernah meninggalkannya sendirian sebelum bantuan psikiatri datang [1,4,5,6].