6 Tanda Serangan Stroke Berulang yang Harus Diwaspdai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Orang yang pernah terkena stroke memiliki risiko mengalami stroke lagi setelah serangan stroke pertama. Setiap tahun, terdapat sekitar 795.000 orang yang mengalami serangan stroke, baik serangan inisial atau berulang. Sebanyak 185.000 di antaranya merupakan stroke berulang[1].

Waktu paling berisiko untuk terjadi serangan stroke kedua ialah selama 3 bulan pertama setelah serangan awal. Risiko terjadinya serangan stroke kedua selama 3 bulan tersebut 15 kali lebih tinggi daripada populasi umum[2].

Terjadinya serangan stroke berulang mengindikasikan bahwa penderita tidak mengatasi stroke dengan baik atau tidak menghindari faktor risiko stroke seperti seharusnya. Stroke berulang memiliki faktor risiko dan tanda atau gejala yang sama dengan stroke yang pertama kali dialami[3].

Stroke terjadi ketika suplai darah ke bagian tertentu pada otak mengalami gangguan atau penurunan, sehingga sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi. Selama serangan stroke, sel-sel otak mulai mengalami kematian dalam hitungan menit[4].

Oleh karena itu penting untuk mengetahui dan mengenali tanda-tanda dan gejala dari stroke yang berulang, sehingga dapat mencarikan penanganan dengan segera.

Berikut beberapa tanda serangan stroke berulang[1, 4, 5]:

1. Kesulitan Berbicara atau Memahami Orang Lain

Penderita stroke dapat mengalami kebingungan, mengucapkan kata dengan kurang jelas, atau kesulitan memahami perkataan orang lain.

2. Masalah Penglihatan

Penderita dapat mengalami masalah penglihatan pada salah satu atau kedua mata yang terjadi secara tiba-tiba, seperti penglihatan kabur atau menghitam, atau objek yang dilihat tampak ganda

3. Sakit Kepala

Penderita dapat mengalami sakit kepala berat yang terjadi secara tiba-tiba tanpa penyebab yang pasti. Sakit kepala yang mengindikasikan serangan stroke dapat disertai muntah-muntah, pusing, atau perubahan kesadaran. Pada beberapa kasus, penderita dapat kehilangan kesadaran atau mengalami kejang-kejang.

4. Kesulitan Berjalan

Penderita dapat terjatuh atau kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba. Penderita juga dapat mengalami pusing atau gangguan koordinasi secara tiba-tiba.

5. Perubahan Perilaku

Serangan stroke dapat ditandai dengan perubahan perilaku yang terjadi secara tiba-tiba, terutama menjadi lebih mudah marah mengalami masalah dalam ingatan, penilaian, atau pemahaman. Penderita juga dapat mengalami kebingungan, disorientasi dan kurang responsif.

6. Mati Rasa atau Kelumpuhan di Wajah, Lengan, atau Kaki

Penderita dapat mengalami mati rasa, kelemahan, atau kelumpuhan secara tiba-tiba pada wajah, lengan, atau kaki. Kondisi ini sering kali mempengaruhi salah satu sisi tubuh.

Untuk mengkonfirmasi, cobalah untuk mengangkat kedua lengan ke atas kepala dalam waktu yang bersamaan. Jika salah satu lengan mulai jatuh, maka terdapat kemungkinan terjadi serangan stroke. Selain itu, salah satu sisi mulut dapat turun ke samping ketika mencoba tersenyum. Penderita juga dapat mengalami kesulitan menelan.

Tanda Serangan Stroke yang Memerlukan Pertolongan Segera

Segera hubungi nomor darurat untuk mendapatkan bantuan medis, jika seseorang menunjukkan tanda-tanda serangan stroke berikut[1, 4]:

  • Face: wajah terlihat terkulai pada satu sisi. Kondisi ini mengindikasikan adanya gangguan pada aliran darah menuju bagian tertentu otak.
  • Arms: penderita tidak dapat atau kesulitan untuk mengangkat kedua lengan ke atas kepala dan mempertahankan posisi tersebut. Orang yang mengalami serangan stroke ditandai dengan turunnya sebelah tangan karena kelemahan otot pada satu sisi.
  • Speech: penderita kesulitan untuk mengucapkan atau mengulangi kalimat sederhana. Stroke dapat ditandai dengan bicara cadel atau cara bicara yang aneh
  • Time: jika menyaksikan timbulnya tanda-tanda serangan stroke tersebut, segera hubungi ambulans. Jangan menunggu untuk melihat jika gejala berkurang. Sebab makin cepat stroke mendapatkan penanganan, dapat menekan tingkat kerusakan otak yang dialami serta risiko terjadinya disabilitas jangka panjang.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment