Tension Pneumothorax: Gejala – Penyebab – dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Tension Pneumothorax ?

Pneumotoraks adalah suatu kondisi di mana paru paru mengalami kolaps akibat tekanan dan pergeseran struktur yang disebabkan oleh udara yang menumpuk diantara pleura parietal dan viseral dada [1].

Dengan kata lain, udara tersebut bukan menumpuk di dalam paru paru melainkan dalam rongga dada. Tension pneumothorax adalah salah satu jenis dari pneumotoraks yang ditandai pergeseran struktur mediastinal [1].

Struktur mediastinal yang mengalami pergeseran dalam tension pneumothorax terjadi karena tekanan dari udara yang terperangkap di rongga pleura bawah [1].

Tension pneumothorax merupakan kondisi parah yang juga ditandai oleh adanya gangguan pada fungsi kardiopulmoner. Oleh karena itu, tension pneumothorax ini harus segera mendapatkan penanganan agar tidak mengancam jiwa [1].

Dengan demikian, penting untuk mengetahui gejala, kapan harus ke dokter hingga pencegahannya berikut ini.

Fakta Tension Pneumothorax

Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait tension pneumothorax yang perlu untuk diketahui [2, 3] :

  • Tension pneumothorax juga dapat dikategorikan sebagai gangguan hemodinamik (termasuk hipotensi atau henti jantung)
  • Tension pneumothorax diketahui terjadi diantara 5% dari pasien trauma mayor, dan ditemukan terjadi hanya 1-3 % pada pasien ICU yang berusia dewasa
  • Tension pneumothorax diketahui berkaitan dengan kematian substansial sehingga diagnosis diupayakan dilakukan pada menit menit awal penilaian pasien trauma
  • Tension pneumothorax merupakan salah satu gangguan yang diagnosis klinisnya sulit ditemukan
  • Tension pneumothorax dapat mengakibatkan kolaps kardiopulmoner yang fatal jika tidak segera diobati
  • Pengenalan dini dan intervensi sebelum hemodinamik terjadi merupakan dalah satu hal penting dalam tension pneumothorax

Gejala Tension Pneumothorax

Seseorang yang mengalami tension pneumothorax diketahui dapat menunjukkan gejala tertentu (simtomatik) atau dapat juga tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtotik) [1].

Adapun gejala tension pneumothorax antara lain [1] :

  • Mengalami nyeri pleuritic tajam yang menjalar ke punggung atau bahu ipsilateral
  • Mengalami sesak napas
  • Mengalami peningkatan frekuensi pernapasan
  • Mengalami dispnea
  • Mengalami retraksi
  • Suara napas berkurang atau bahkan hilang di sisi ipsilateral
  • Mengalami pengurangan fremitus taktil
  • Mengalami suara perkusi hiper-resonansi
  • Mengalami ekspansi paru asimetris
  • Mengalami ketidakstabilan hemodinamik dengan hipotensi dan takikardia
  • Mengalami sianosis dan distensi vena jugularis
  • Mengalami gagal napas akut
  • Mengalami serangan jantung
  • Mengalami emfisema subkutan

Penyebab Tension Pneumothorax

Tension pneumothorax disebabkan oleh udara yang masuk ke dalam rongga pleura dan tidak dapat keluar sepenuhnya [1].

Dalam proses inspirasi, terdapat udara yang bertekanan tinggi tersebut berkumpul dalam jummlah cukup besar di ruang intrapleural, sedangkan pada poses ekspurasi udara tidak dapat keluar sepenuhnya [1].

Hal inilah yang kemudian mengakibatkan kolaps paru paru di sisi ipsilateral dan bergesernya mediastinum ke sisi kontralateral [1].

Bahkan, kondisi ini diketahui juga dapat berkontribusi pada hipoksemia  yang dapat memicu vasokonstriksi paru dan meningkatkan resistensi pembuluh darah paru [1].

Mengingat, tension pneumothorax ini disebabkan oleh peningkatan tekanan di rongga pleura yang mendorong jantung dan stuktur mediastinal ke sisi lain dada [1].

Akibatnya, vena kava dan jantung kanan menjadi tertekan dan aliran balik vena pun terganggu dengan pengisian diastolic dan curah jantung yang menurun [1].

Lebih lanjut dipetakan bahwa tension pneumothorax dapat disebabkan oleh iatrogenik dan non iatrongenik [1].

Penyebab tension pneumothorax oleh faktor iatrogenik atau diinduksi oleh prosedur medis antara lain [1]:

  • Terjadinya kateterisasi vena sentral pada vena subklavia atau vena jugularis interna
  • Adanya bBiopsi paru-paru
  • Adanya barotrauma yang diakibatkan oleh ventilasi tekanan positif
  • Adanya trakeostomi perkutan
  • Adanya thoracentesis
  • Adanya pemasangan alat pacu jantung untuk terapi atau pengobatan
  • Adanya bronkoskopi
  • Mengalami resusitasi jantung paru
  • Adanya blok saraf interkostal

Adapun penyebab tension pneumothorax oleh faktor non-Iatrogenik atau karena trauma eksternal antara lain [1]:

  • Adanya Penetrating or blunt trauma
  • Adanya fraktur tulang rusuk
  • Aktivitas atau kegiatan menyelam atau terbang

Faktor Risiko Tension Pneumothorax

Berikut ini beberapa faktor risiko terjadinya tension pneumothorax [3] :

  • Ukuran Bulla

Seseorang yang memiliki ruang kosong dalam paru paru (bulla) yang besar diketahui berisiko terkena tension pneumothorax.

Mengingat, ukuran bulla yang besar umumnya memiliki ketegangan yang tinggi, sehingga membuat dinding bulla tipis dan mudah pecah. Jika dinding bulla pecah maka dapat menyebabkan tekanan lebih tinggi di ruang pleura hingga mengakibatkan kompresi struktur mediastinal

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang disertasi dengan hipertensi diketahui dapat menjadi salah satu faktor risiko tension pneumothorax.

  • Adesi Fibrotik

Seorang pasien yang memiliki adesi fibrotik diketahui cenderung memiliki ukuran bulla yang besar dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki adesi fibrotik.

Sedangkan ukuran bulla yang besar diketahui sebagai salah satu faktor risiko tension pneumothorax. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa adesi fibrotik juga termasuk dalam salah satu faktor risiko tension pneumothorax.  

Selain itu, secara umum pneumotoraks sendiri memiliki beberapa faktor risiko antara lain [4]:

  • Seseorang yang merokok, semaki sering dan banyak hisapannya dapat meningkatkan risiko terkena pneumotoraks
  • Seseorang yang memiliki keluarga yang punya riwayat pneumotoraks memiliki risiko terkena pneumotoraks
  • Seseorang yang menggunakan ventilasi mekanis untuk membantu pernapasannya berisiko lebih tinggi terkena pneumotoraks
  • Seseorang yang memiliki riwayat pneumotoraks sebelumnya berisiko lebih tinggi terkena pneumotoraks lainnya.

Kapan Harus Kedokter ?

Jika mengalami gejala gejala tension pneumothorax sebagaimana yang telah disebutkan diatas khususnya nyeri dada parah dan kesulitan pernapas maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [4].

Mengingat, jika tidak segera ditangani pneumotoraks termasuk tension pneumothorax dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan mengancam jiwa [4].

Tension pneumothorax harus segera didiagnosis dengan tepat karena jika terlambat maka akan mengakibatkan prognosis yang buruk [1].

Diagnosis Tension Pneumothorax

Dalam melakukan diagnosis tension pneumothorax, awalnya harus ditentukan terlebih dahulu kestabilan pasien [1].

Selanjutnya tindakan USG di samping tempat tidur dapat dilakukan jika pasien secara hemodinamik tidak stabil dan mengalami gagal napas akut Selain itu, pasein juga harus menjalani tes pernapasan, mulai dari jalan napas dan sirkulasinya [1].

Jiko diagnosis sangat mencurigakan maka dekompresi jarum darurat atau torakotomi tabung dada harus segera dilakukan [1].

Namun, jika pasien stabil secara hemodinamik, maka evaluasi radiografi dapat dilakukan untuk mendapatkan foto toraks (CXR) agar memastikan diagnosis [1]

Dan jika diagnosis masih juga tidak terlihat jelas pada hasil rontgen maka tomografi dapat dilakukan [1].

Perlu diketahui bahwa, metode diagnosis dengan tomografi memang sangat efektif untuk pneumotoraks, namun tidak dapat digunakan secara rutin [1].

Berbahayakah ?

Pneumotoraks khususnya tension pneumothorax diketahui sangat berbahaya karena dapat berakibat fatal [1].

Mengingat, tension pneumothorax ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan komplikasi yang fatal [1, 4].

Adapun komplikasi tension pneumothorax yang berbahaya bagi kehidupan antara lain [1] :

  • Menimbulkan kegagalan atau henti pernapasan
  • Menimbulkan gagal jantung
  • Menimbulkan pneumopericardium
  • Menimbulkan pneumoperitoneum
  • Menimbulkan hemothorax
  • Menimbulkan fistula bronkopulmonalis
  • Menimbulkan kerusakan bundel neurovaskular selama torakostomi tabung
  • Menimbulkan nyeri dan infeksi kulit di tempat torakotomi tabung
  • Menimbulkan empiema
  • Menimbulkan pyopneumothorax

Pengobatan Tension Pneumothorax

Pengobatan tension pneumotoraks umumnya akan dilakukan di unit gawat darurat atau unit perawatan intensif [1].

Strategi penatalaksanaan bergantung pada stabilitas hemodinamik pasien yang masing masing akan dijelaskan sebagai berikut [1]:

  • Penutupan Luka

Penilaian atau tes terhadap sirkulasi udara, trauma dada, jalan napas pada setiap pasien harus dilakukan.

Pasien yang mengalami luka tembus dada harus segera dilakukan penutupan  dengan menggunakan perban oklusif kedap udara dan lembaran plastik bersih.

  • Pemberian Oksigen Tambahan

Untuk membantu mengurangi ukuran penumotoraks, maka dapat dilakukan pemberian oksigen tambahan hingga menurunkan tekanan parsial nitrogen alveolar.

Hal ini dilakukan untuk menciptakan gradien difusi nitrogen, sehingga diharapkan dapat mempercepat resolusi pneumotoraks.

Mengingat, tanpa oksigen udara yang terserap selama 24 jam hanya 1,25%.

Namun, penggunaan ventilasi tekanan positif harus dihindari pada awalnya, agar tidak berkontribusi pada peningkatan ukuran tension pneumothorax. Adapun penggunaan ventilasi tekanan positif dapat digunakan setelah chest tube dipasang.

  • Dekompresi Jarum

Dekompresi jarum diketahui sebagai salah satu metode pengobatan yang harus dilakukan khususnya jika pasien secara hemodinamik tidak stabil dan kecurigaan klinis tinggi untuk pneumotoraks.

Dekompresi jarum ini diketahui dilakukan di ruang interkostal kedua di garis midclavicular di atas tulang rusuk dengan angio-kateter.

Dengan metode dekompresi jarum ini diharapkan dapat menghasilkan perluasan kembali paru-paru yang mengalami kolaps. Setelah dekompresi jarum, chest tube biasanya dipasang, dan foto toraks segera dilakukan untuk menilai resolusi pneumotoraks.

Cest blue diketahui dapat dikeluarkan jika hasil penilaian resolusi pneumotoraks menunjukkan :

  1. kondisi pasien membaik
  2. paru-paru telah mengembang sepenuhnya,
  3. tidak ada kebocoran udara yang terlihat
  • Pembedahan

Umumnya, 90% kasus pneumotoraks dapat ditangani cukup dengan menggunakan chest tube. Namun, pada beberapa kasus intervensi pembedahan juga diperlukan baik berupa bedah torakoskopi dengan bantuan video (VATS) atau torakotomi.

Kasus yang membutuhkan intervensi bedah tersebut biasanya terjadi pada pasien :

  1. Pneumotoraks bilateral,
  2. Pneumotoraks ipsilateral berulang,
  3. Pasien dengan profesi berisiko tinggi seperti pilot dan pengemudi,
  4. Pasien yang mengalami kebocoran udara terus-menerus (selama lebih dari tujuh hari)

Selama operasi pembedahan dada, pneumotoraks diobati dengan pleurodesis (jenis mekanis atau kimiawi).

Dengan pleurodesis mekanis, kemungkinan terjadinya kekambuhan pneumotoraks kurang dari 5%.

Pencegahan Tension Pneumothorax

Tension pneymothorax diketahui dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok, penyakit paru paru, dan ada juga yang terjadi karena pneumotoraks sebelum serta karena keturunan [1, 4].

Untuk mencegahnya, hal pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan menghentikan kebisaan merokok agar tidak terjadi pneumotoraks, atau kekambuhan dan agar pneumotoraks tidak berkebang menjadi tension pneumothorax.

Mengingat, kekambuhan pneumotoraks lebih sering terjadi pada seseorang yang memiliki kebiasaan merokok [1]. Selain itu, dengan menghentikan kebiasaan merokok, maka salah satu penyebab risiko terkenan penyakit paru paru dapat juga dihilangkan.

Adapun secara umum, pencegahan terhadap pneumotoraks atau paru paru kolaps dapat dilakukan dengan [5]:

  • Menghindari perjalanan udara hingga satu minggu
  • Menghindari melakukan kegiatan menyelam
  • Melakukan kunjungan rutin ke dokter jika mengalami gangguan pernapasan
  • Ikuti anjuran dokter agar pneumotoraks dapat dicegah terjadi atau kekambuhannya

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment