Tes Anion Gap: Fungsi, Prosedur dan Hasil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Tes anion gap pada dasarnya adalah suau pemeriksaan untuk mengetahui keseimbangan ion di dalam darah. Pemeriksaan anion gap membutuhkan perhitungan dari nilai elektrolit darah, oleh karena itu, pemeriksaan... ini umumnya disertai juga dengan pemeriksaan elektrolit dalam darah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat adanya ketidakseimbangan ion dan kondisi asam basa yang bermainfestasi pada keluhan dan gejala pada pasien. Pemeriksaan ini bukanlah pemeriksaan rutin yang dilakukan pada setiap pasien, namun sangat penting pada kondisi kondisi yang berat misalnya gangguan ginjal, dehidrasi, diare, dan sebagainya. Read more

Fungsi Tes Anion Gap

Tes anion gap adalah salah satu pemeriksaan atau tes untuk memeriksa kadar keasaman dalam darah pasien. Tes ini biasanya dipadukan dengan salah satu hasil tes darah lainnya yang dinamakan panel elektrolit. [1, 4]

Sedangkan, elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang membantu tubuh manusia mengontrol keseimbangan bahan kimia yang disebut asam dan basa.

Mineral ini ada yang memiliki muatan listrik negatif dan muatan listrik positif. Tes anion gap lah yang menjadi pengukur perbedaan atau kesenjangan antara elektrolit negatif dan positif tersebut.

Jika tes anion gap menunjukkan hasil yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, ini menandakan ada gangguan pada sistem organ tubuh pasien. [1, 4]

Tes anion gap digunakan untuk mengukur dan menunjukkan apakah darah memiliki ketidakseimbangan elektrolit seperti terlalu banyak asam atau kekurangan asam. Terlalu banyak asam atau tinggi anion gap maka disebut dengan asidosis. Sedangkan jika terlalu rendah disebut dengan alkalosis. [1]

Pasien yang Membutuhkan Tes Anion Gap

Dokter atau petugas pelayanan kesehatan akan meminta pasiennya untuk menjalani tes anion gap apabila pasien menunjukkan gejala-gejala seperti berikut ini: [2, 3]

Dokter juga biasanya meminta pasien untuk memeriksa jenis pemeriksaan darah lainnya. Ini dikarenakan ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi asam-basa pada darah pasien.

Beberapa tes darah lain yang akan dilakukan adalah: [2]

  • Tes pH level;
  • Gas terlarut seperti karbon dioksida;
  • Laktat dan glukosa;
  • Kreatinin;
  • Kadar urea darah (blood urea nitrogen test).

Jika dokter mencurigai bahwa pasien mengalami ketoasidosis, pasien akan disarankan untuk menjalani tes dipstick pada urin karena ketoasidosis menandakan keadaan darurat pada kesehatan pasien. [2]

Prosedur Tes Anion Gap

Sebelum melaksanakan pengambilan sampel darah untuk tes anion gap. Sebaiknya pasien memberi tahu dokter, mengenai obat-obatan, vitamin, serta obat herbal yang biasa dikonsumsi atau sedang dikonsumsi.

Tidak hanya itu, pasien juga diminta untuk memberi tahu dokter, jika sedang mengonsumsi obat-obatan terlarang. [1, 2]

Tidak ada persiapan khusus untuk menjalani tes ini, namun jika tes darah lain yang dilakukan bersamaan dan butuh persiapan khusus, biasanya pasien akan diminta untuk berpuasa beberapa jam sebelum pengambilan darah dilakukan. [1, 2]

Tes anion gap ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah pasien melalui pembuluh darah yang ada di lengan pasien.

Dokter akan menyuntikkan jarum pada pembuluh darah dan mengambil serta menyimpan sampel darah pasien dalam sebuah tabung khusus.

Pasien biasanya akan merasa sedikit tersengat atau sakit saat jarum disuntikkan dan dicabut dari lengan. Pengambilan darah pada tes anion gap hanya berlangsung kurang dari lima menit. [1, 2]

Risiko Tes Anion Gap

Tidak ada masalah serius yang dapat ditimbulkan jika pasien menjalani pengambilan darah untuk tes anion gap.

Hanya saja, pasien akan mengalami rasa sengatan saat pengambilan darah. Pasien juga bisa menjalani kegiatan normal seperti semula tanpa ada halangan akibat dari pengambilan darah.

Hal yang mungkin terjadi adalah akan adanya bekas dari suntikan saat pengambilan darah melalui pembuluh darah pada lengan pasien. [1]

Hasil Tes Anion Gap

Hasil tes anion gap hanya dapat dibaca dan dikonsultasikan pada dokter yang menangani pasien. Hasil yang keluar akan menggunakan satuan ukuran miliequivalents (mEq).

Rata-rata hasil yang menunjukkan normal ada pada 3-10 mEq/L. Meskipun begitu, hasil ini bisa saja beda dari laboratorium satu ke laboratorium lainnya.

Pasien bisa saja menunjukkan hasil yang tidak normal, namun dokter tidak mengatakan bahwa ada yang salah dari hasil tes. Maka dari itu, pasien biasanya disarankan untuk menjalani tes lainnya dan berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Selain itu juga ada hal yang dapat mempengaruhi hasil tes anion gap, seperti keadaan dehidrasi dan konsumsi antibiotik seperti penisilin. [2]

Ada dua jenis hasil tes anion gap, yaitu anion gap tinggi dan anion gap rendah.

Anion Gap Tinggi atau Asidosis

Jika hasil tes anion gap pasien menunjukkan angka yang tinggi, maka pada konidisi ini pasien dikatakan mengalami asidosis.

Hal ini juga menunjukkan bahwa pasien mengalami beberapa hal seperti: [1, 4, 5]

  • Dehidrasi;
  • Diare;
  • Penyakit ginjal;
  • Terlalu banyak berolahraga;
  • Diabetes ketoasidosis;
  • Uremia;
  • Keracunan etilen glikol;
  • Overdosis penggunaan salisilat seperti aspirin.

Anion Gap Rendah atau Alkalosis

Kondisi anion gap rendah biasanya disebut juga dengan alkalosis. Jika hasil tes anion gap menunjukkan angka yang lebih rendah, ini juga bisa mengindikasikan beberapa hal.

Namun, pada umumnya, jarang sekali ditemukan pasien dengan hasil anion gap yang rendah.

Biasanya dokter akan meminta untuk tes ulang karena hasil yang rendah dapat disebabkan oleh kesalahan laboratorium atau laboratorium error.

Namun, jika hasil tetap menunjukkan anion gap rendah, maka itu menandakan:

Ada juga beberapa hal yang sangat jarang terjadi,, yang menjadi penyebab rendahnya hasil anion gap seseorang seperti: [4]

  • Keracunan bromida: bromida biasanya terdapat pada beberapa obat penenang dan obat herbal. Konsumsi bromida yang tinggi dapat menyebabkan gejala neurologis dan dermatologis.
  • Lithium: biasanya ada pada obat-obatan untuk menangani gangguan bipolar. Konsumsi yang tinggi dapat menyebabkan tingginya hasil tes anion gap.
  • Peningkatan ion bermuatan positif: peningkatan ion lain dalam tubuh yang bermuatan positif lainnya seperti kalsium dan magnesium juga dapat menunjukkan hasil anion gap tes yang rendah.

Biaya Tes Anion Gap

Tidak banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk menjalani tes anion gap. Pasien cukup menyediakan uang sebanyak Rp 150.000 hingga Rp 300.000 untuk satu kali pemeriksaan tes anion gap.

Biaya ini tentu bisa berbeda di tiap rumah sakit, ada rumah sakit yang memberikan harga yang lebih mahal dan lebih murah.

Pasien juga diharapkan membawa uang lebih ketika melakukan pemeriksaan, karena biasanya tes anion gap bisa dibarengi dengan tes darah lainnya yang mungkin akan memerlukan biaya tambahan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment