Tes GeNose C19: Fungsi, Prosedur dan Tingkat Akurasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
GeNose adalah alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak Maret 2020. Alat ini menjadi menarik karena berbeda dengan swab test atau tes usap yang memerlukan keterampilan... khusus dan prosesnya yang tidak nyaman bagi sebagian orang, alat ini cukup memakai napas saja sebagai bahan deteksi. Harganya pun jauh lebih terjangkau daripada tes swab antigen atau PCR. Walaupun cukup menjanjikan, namun apakah alat ini dapat menggantikan tes usap antigen yang telah disetujui oleh WHO, tentu masih membutuhkan proses. Read more

Sejak pandemi Covid-19 terjadi, banyak peraturan yang diubah dan disesuaikan untuk memenuhi langkah-langkah pencegahan terjadinya penularan penyakit ini. Salah satunya adalah melampirkan hasil negatif tes Covid-19 sebelum melakukan perjalanan ke luar kota.

Setelah tes PCR, rapid tes antigen dan tes antibodi, Indonesia sekarang telah mengizinkan penggunaan hasil tes GeNose C19 sebagai syarat melakukan perjalanan. Hal ini disambut baik masyarakat, karena tes GeNose C19 dianggap lebih praktis, cepat, dan terjangkau.

Apa itu Tes GeNose C19?

Tidak seperti tes-tes Covid-19 sebelumnya yang menggunakan metode usap (swab) dan pemeriksaan darah, GeNose C19 mendeteksi ada atau tidaknya infeksi melalui hembusan nafas. [5]

Alat ini dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada dan telah mendapatkan izin resmi dari Kementerian Kesehatan RI sejak tanggal 24 Desember 2020, setelah melalui berbagai tahap uji dan pengembangan. [1]

GeNose bekerja dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena terjadinya infeksi Covid-19. VOC ini keluar bersama nafas yang, dalam tes GeNose, akan diambil dan diindera oleh sensor-sensor yang ada dalam tabung tes GeNose. [3, 4, 5]

Setelah itu, tabung tes akan disambungkan dengan suatu aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang bisa menganalisis pola nafas yang telah disimpan. Dalam waktu kurang dari tiga menit, hasil tes sudah bisa didapatkan.

Prosedur Tes GeNose C19

Karena kepraktisannya, GeNose sekarang sudah banyak digunakan di berbagai tempat umum seperti stasiun, bandara, dan pelabuhan sehingga calon penumpang bisa lebih cepat mendapatkan hasil tes.

Prosedur pemeriksaan menggunakan GeNose C19 adalah sebagai berikut: [3]

  • Peserta tes akan diberi kantong GeNose C19 yang masih baru.
  • Peserta akan diminta untuk mengambil nafas melalui hidung kemudian membuangnya melalui mulut sebanyak tiga kali.
  • Langkah-langkah di atas terdiri dari dua kali di awal ambil nafas dan membuangnya di dalam masker, kemudian setelah pengambilan nafas yang ke-3, dihembuskan langsung ke dalam kantong tes hingga penuh menggembung.
  • Kantong harus segera dikunci agar nafas tidak keluar atau terkontaminasi, kemudian kantong diserahkan kepada petugas untuk dianalisis.
  • Hasil pemeriksaan akan keluar dalam waktu tiga menit.

Tidak seperti tes Covid-19 lainnya, sebelum melakukan tes GeNose, peserta dilarang untuk merokok, makan, minum (kecuali air putih) selama 30 menit sebelum pengambilan sampel. Peserta juga tidak boleh mengusapkan minyak angin, minyak kayu putih dan sebagainya ke hidung sebelum pelaksanaan tes. [3]

Akuratkah Tes GeNose C19?

Hingga saat ini masih ada pro dan kontra mengenai penggunaan GeNose C19 sebagai alat uji infeksi Covid-19. Beberapa epidemiolog mengatakan bahwa tes GeNose C19masih belum bisa menggantikan PCR swab test maupun rapid test antigen sebagai pendeteksi Covid-19.

GeNose memang jauh lebih praktis dan cepat sebagai alat uji, tetapi analisis uji nafas yang digunakannya sangatlah kompleks. Dalam nafas manusia terdapat ratusan kandungan komponen yang bisa mempengaruhi hasil uji selain juga kondisi pengambilan sampel dan kondisi tubuh peserta.

Beberapa ahli menganggap bahwa cara uji seperti ini tidak jauh berbeda dengan screening menggunakan thermogun; bisa digunakan sebagai pemeriksaan tahap awal tetapi tidak cukup untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. [2]

Meskipun sejauh ini memang belum ada publikasi ilmiah mengenai data yang disampaikan pihak UGM sebagai pencipta GeNose kepada Kemenkes sebagai laporan, namun alat ini diklaim memiliki sensitifitas 90%, spesifitas 96%, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%. [3, 4, 5]

Angka-angka di atas didapat setelah dilakukan uji profiling atas 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.

Masyarakat tentu antusias dan menjadi cenderung memilih GeNose karena:

  • Biaya tes-nya yang jauh lebih terjangkau (30 ribu di stasiun kereta, dan 40 ribu di bandara)
  • Tidak menimbulkan rasa khawatir terjadi nyeri seperti yang bisa terjadi saat tes usap atau tes darah
  • Hasil tes-nya keluar jauh lebih cepat dibandingkan tes jenis lain

GeNose, sejauh ini, hanya digunakan dan diakui sebagai alat uji Covid-19 di Indonesia dan hasil tes negatifnya hanya berlaku untuk syarat perjalanan domestik. WHO dan negara-negara lain masih belum mengenali GeNose sebagai metode tes Covid-19 yang diakui. [2]

Pihak UGM sendiri masih terus melakukan penyempurnaan dan pengembangan GeNose C19 agar bisa semakin dipercaya dan diyakini berbagai pihak sebagai alat uji yang bisa dipertanggungjawabkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment