8 Gejala Penyakit Riketsia

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Penyakit riketsia adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa bakteri. Bakteri dari ordo Rickettsiales, genus Rickettsia, Anaplasma, Ehrlicia, Neorickettsia, Neoehrlichia dan Orientia. Setiap bakteri tersebut dapat membentuk beberapa macam kelompok tifus. Seperti Orentia membentuk scrub tifus [1].

Penyakit riketsia sering disebut juga tifus (typhus) karena menjadi jenis infeksi riketsia yang paling banyak. Banyak orang yang salah mengenali tifus sebagai demam tifoid atau yang umum disebut penyakit tipes. Penyakit riketsia disebabkan oleh bakteri riketsia sedangkan penyakit tipes atau demam tifoid disebabkan oleh bakteri salmonella enterica [2].

Kebanyakan organisme riketsia dapat ditularkan melalui gigitan dari ekstroparasit seperti kutu, tungau, dan caplak, atau cairan infeksi (seperti feses). Kutu yang menularkan bervariasi tergantung pada wilayah dan organisme. Gigitan kutu menjadi jalan masuknya bakteri ke dalam tubuh (inokulasi) melalui kulit [1,3].

Menghirup bakteri atau bakteri masuk ke tubuh melalui konjungtiva dengan alat atau bahan yang infeksius juga dapat menyebabkan infeksi riketsia. Penularan beberapa penyakit riketsia juga terjadi dari transfusi produk darah yang terinfeksi. Bisa juga dari trasnplantasi organ namun hal ini jarang terjadi [1].

Infeksi riketsia dibagi menjadi beberapa kelompok penyakit yaitu kelompok tifus (typhus group) dan demam bercak (spotted fever group). Jenis yang paling sering dilaporkan adlah demam bercak rickettsioes. Sebagian besar penyakit riketsia memiliki masa inkubasi 5 hingga 14 hari [1,3,4]. Gejala riketsia bervariasi tergantung spesies riketsia yang menginfeksi. Berikut gejala penyakit riketsia:

1. Sakit Kepala

Riketsia biasanya menginfeksi sel-sel endotel pembuluh darah. Infeksi sel-sel endotel dapat menyebabkan sakit kepala. Sakit kepala merupakan gejala klasik dan umum dialami seseorang yang terinfeksi riketsia. Sangat penting untuk mewaspadai jika mengalami gejala setelah mendapatkan gigitan kutu [3].

2. Demam

Demam pada penyakit riketsia atau tifus biasanya sangat tinggi yaitu sekitar 40 derajat celcius. Demam terjadi karena sel-sel endotel telah terinfeksi bakteri sehingga muncul peradangan. Demam mulai dirasakan ketika masa inkubasi yaitu 5 hingga 14 hari. Ketika berwisata di daerah yang memiliki potensi tifus, wisatawan cenderung tidak menyadari jika telah terinfeksi dari gigitan kutu tertentu [1,3].

Misalnya ketika berwisata atau mengunjungi benua Afrika. Seseorang yang mengalami demam setelah di gigit kutu, harus segera memeriksakan diri ke dokter. Terdapat bakteri rickettsia africae (demam gigitan kutu Afrika) yang menjadi banyak penyebab terinfeksi tifus pada wisatawan [1].

Selain Afrrika, beberapa daerah di Amerika Selatan dan Asia yang memiliki standar kebersihan yang buruk. Terdapat pula kasus yang dilaporkan berasal dari Hawaii, California dan Texas, Amerika Serikat. Anda perlu mengetahui daerah tujuan Anda sebagai tindakan pencegahan. Terutama jika akan menginap di penginapan atau hotel selama kunjungan [1,4].

3. Diare

Diare merupakan gejala umum penyakit rikesia. Gejala riketsia muncul 4 hingga 10 hari atau 1 sampai 2 minggu setelah terpapar salah satu species riketsia melalui gigitan kutu, termasuk gejala diare. Diare menjadi gejala scrub typhus. Pada jenis demam bercak rocky mountain atau Rocky Mountain Spotted Fever (RMSF) diare terdekteksi sebagai gejalanya [3,4,6].

4. Batuk Kering

Batuk kering setelah terpapar infeksi diidentifikasi sebagai gejala riketsia. Gejala seperti flu, yaitu demam, sakit kepala, batuk menjadi tanda umum klasik. Batuk kering biasanya gatal sehingga menyebabkan ketidaknyamanan. Batuk terjadi pada scrub typhus bersama dengan demam, sakit kepala dan mialgia [1, 4].

5. Mual, Muntah dan Sakit Perut

Mual dan muntah termasuk gejala awal riketsia. Mual, muntah dan sakit perut merupakan gejala scrub typhus. Scrub typhus disebabkan oleh Orientia yang ditularkan melalui gigitan larva tungau trombikulid. Gejala ini umumnya berkembang 1-2 minggu setelh infeksi [1,5].

6. Nyeri Sendi

Sel-sel endotel pembuluh darah yang melapisi pembuluh darah kecil dan menegah di seluruh tubuh terinfeksi dan menyebabkan peradangan di tubuh. Hal tersebut memicu mialgia atau nyeri otot. Mengalami nyeri setelah gigitan kutu tertentu perlu dicurigai sebagai salah satu gejala riketsia. Gigitan kutu Afrika dilaporkan dengan gejala mialgia atau nyeri otot [3].

7. Leher Kaku

Leher kaku atau nuchal rigidity menjadi bagian gejala riketsia karena ada peradangan di selaput otak yang disebabkan infeksi. Leher kaku juga disebut sebagai kaku duduk, yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang dan otot leher. Hal tersebut membuat ketidaknyamanan ketika melakukan aktivitas [3].

Kaku duduk dapat berkisar mulai dari nyeri ringan hingga ketidakmampuan total untuk memutar leher. Jika merasakan kaku duduk, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis. Khususnya setelah tergigit kutu [7].

8. Ruam

Ruam jerawatan terjadi di dada dan dapat menyebar ke seluruh tubuh selain wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam disebabkan perdangan pada tubuh karena terinfeksi bakteri riketsia melalui gigitan kutu. Ruam makulopapular terjadi dengan tanda kulit memerah, terdapat tonjolan datar, bisa juga bergelombang dan keduanya. Pasien dengan tifus epidemik atau murine biasanya mengalami demam dan ruam. [3, 4, 8].

Cara Menurunkan Risiko Riketsia

Riketsia menjadi masalah di beberapa negara dengan tingkat kebersihan yang buruk. Seseorang yang mengunjungi tempat dengan kebersihan buruk sangat berisiko terinfeksi penyakit tifus. Khususnya ketika mengunjungi atau berpergian ke daerah endemik.

Kunci menrunkan risiko terinfeksi riketsia adalah pencegahan.Tidak ada vaksin untuk mencegah tifus, tetapi Anda bisa mengurangi risiko terinfeksi. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari infeksi riketsia [1,3, 4]:

  • Pakai semprotan serangga ketika menginap atau tinggal di penginapan di daerah endemik.
  • Kenakan baju berlengan panjang dan celana panjang.
  • Mandi atau membersihkan diri secara teratur.
  • Hindari hewan seperti tikus dan tupai.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda akan pergi ke daerah endemik untuk konsultasi tindakan pencegahan lebih lanjut.

Pengobatan Riketsia

Untuk mengetahui apakah Anda menderita riketsia atau tifus, Anda harus menjalani tes darah atau biopsi. Dokter atau tenaga medis akan memberikan antibiotik. Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi dan biasanya diberikan sebelum mendapatkan hasil tes darah atau biopsi.

Kebanyakan orang mulai merasa lebih baik dalam waktu 48 jam setelah memulai pengobatan. Anda harus tetap meminum antibiotik sampai habis meskipun sudah merasa lebih baik. Orang dengan tifus yang parah, kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit. Sangat penting untuk memeriksakan diri agar mendapatkan diagnosis dini sehingga pengobatan dapat diterima sesegera mungkin. Jika tifus atau riketsia tidak diobati dengan cepat, terkadang bisa mengancam keselamatan jiwa [4].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment