Apa Perbedaan Stres dan Depresi?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Jessica S. Raditia, MDCH, RPSGT
Agar terhindar dari depresi, maka manusia perlu memiliki manajemen stres yang baik. Dikenal dengan sebutan 4A, yaitu : AVOID, ALTER, ADAPT, dan ACCEPT. Avoid berarti menghindari stres yang tidak perlu,... seperti belajar untuk berkata ‘tidak’ pada sesuatu yang bukan menjadi tanggung jawab Anda. Seringkali kita mengambil tugas yang bukan seharusnya, yang akhirnya membuat kita kewalahan. Selain itu, disarankan untuk menghindari orang-orang yang membuat Anda stres atau batasi waktu Anda bertemu dengan mereka. A yang kedua yaitu ‘Alter’, yang artinya mengubah sesuatu yang membuat kita stres. Apabila kita tidak bisa menghindari stressor kita, cobalah untuk mengubahnya. Seperti membagikan/bercerita mengenai apa yang membuat Anda stres kepada orang yang Anda percaya. Anda juga bisa belajar untuk kompromi. Apabila Anda meminta orang lain untuk berubah, maka Anda juga harus siap berubah. Dengan demikian, akan ada jalan tengah/win-win solution. A yang ketiga adalah ‘Adapt’, yang artinya beradaptasilah dengan stressor Anda. Anda dapat beradaptasi dengan stressor Anda dengan cara menurunkan standar dan ekspektasi Anda. Perfeksionisme adalah salah satu sumber stres, belajarlah untuk merasa cukup dengan apa yang Anda miliki. Anda juga bisa belajar berterima kasih untuk hal-hal baik yang terjadi di hidup Anda. Dengan menerapkan kedua hal ini, Anda akan lebih rileks dan menghargai hidup Anda. A yang terakhir adalah ‘Accept’, yang berarti menerima sesuatu yang tidak bisa Anda ubah, seperti kematian anggota keluarga, penyakit, ataupun pemberhentian dari pekerjaan. Hal-hal ini tidak bisa diubah. Cara yang terbaik adalah untuk menerima keadaan tersebut apa adanya. Menerima mungkin terasa sulit pada awalnya, namun akan lebih mudah untuk belajar menerima daripada terus menerus mengeluh akan sesuatu yang tidak bisa Anda ubah. Pada kenyataannya, hal tersebut tidak akan bisa dan memang tidak akan berubah sampai kapanpun. Live a happy life, friends :) Read more

Dalam kehidupan sehari-hari, orang bisa saja rentan terkena stres akibat aktivitas yang padat misalnya pekerjaan yang menyita waktu sehingga seseorang mungkin merasa lelah menjalani hidup.

Secara singkatnya stres bisa menyebabkan banyak perubahan pada tubuh seseorang yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan baik fisik, mental maupun emosional.

Stres yang berkepanjangan ini dapat menimbulkan kondisi yang lebih serius yaitu depresi.

Apa itu Stres dan Depresi?

Stres pada dasarnya adalah sebuah reaksi psikologis dan fisik yang normal terhadap kondisi positif atau pun negatif dalam kehidupan. [2]

Misalnya seseorang mengalami stres karena pekerjaan baru yang menyita waktu atau baru saja kehilangan orang yang dicintai seperti anggota keluarga atau pasangan hidup.

Sejatinya stres itu sendiri tidak berdampak buruk atau tidak abnormal, tetapi yang terpenting adalah bagaimana seseorang bisa mengatasi stres itu sendiri.[2]

Sementara depresi artinya sebuah kondisi dimana seseorang mengalami perasaan sedih yang mendalam pada sebagian besar waktu atau yang sering disebut dengan “mood rendah” dan juga merasa kehilangan minat pada hal-hal yang disukai . [4]

Perbedaan Penyebab Depresi dan Stres

Berikut ini beberapa penyebab stres dan depresi yang paling umum: [2]

Penyebab Stres

  • Selalu mengalami perasaan kewalahan.
  • Tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan yang berlebihan.
  • Tidak mampu mengatasi rasa tekanan tersebut, sehingga berangsur lama dan mengakibatkan kondisi kelelahan yang sangat bahkan saat tidak melakukan aktivitas apapun.

Penyebab Depresi

  • Faktor keturunan atau genetika.
  • Bahan kimia otak dan situasi kehidupan seseorang.
  • Depresi berawal dari stres kronis atau berkepanjangan.
  • Tidak mampu mengelola kondisi stres dengan baik, sehingga rentan memicu seseorang mengalami keadaan depresi.

Perbedaan Gejala Stres dan Depresi

Berikut ini perbedaan gejala stres dan depresi:[1]

Gejala Stres

  • Mengalami kondisi susah tidur atau Insomnia.
  • Sering merasa kewalahan.
  • Mengalami masalah dengan memori atau daya ingat.
  • Susah berkonsentrasi.
  • Suka merasa gugup atau cemas berlebihan.
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Mudah putus asa.
  • Mengubah jadwal kebiasaan makan.
  • Merasa tidak mampu mengatasi kesulitan dalam hidup.
  • Merasa diri tidak berguna.

Gejala Depresi

  • Menarik diri dari orang lain, kehidupan atau pergaulan.
  • Sering mengalami perasaan sedih dan putus asa.
  • Merasa kurang bersemangat.
  • Tidak memiliki rasa antusiasme dan motivasi hidup.
  • Sulit membuat keputusan.
  • Mudah tersinggung dan mudah marah.
  • Mudah gelisah.
  • Pola makan berubah-ubah bisa sering banyak makan atau justru tidak nafsu makan.
  • Susah tidur dan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.
  • Sering merasa bersalah dan tidak mampu mengatasi kesulitan dalam hidup.
  • Rentan melakukan bunuh diri.

Cara Mengatasi Stres dan Depresi

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi keadaan depresi dan stres.[3]

  • Rutin melakukan olahraga ringan seperti berjalan atau berenang dalam waktu luang misalnya lima hari dalam seminggu. Dengan berolahraga teratur hal ini bisa meningkatkan mood dan merangsang endorfin yang baik untuk mengurangi stres maupun depresi.
  • Melakukan yoga, meditasi, psikoterapi dan juga berdoa.
  • Melakukan kegiatan yang bisa memicu semangat positif dan dukungan yang baik dari orang-orang di sekitar.
  • Makan-makanan yang bergizi baik dan hindari minuman seperti alkohol yang bisa menyebabkan suasana hati tertekan.
  • Meluangkan waktu sejenak untuk diri sendiri atau me time.
  • Tidur yang cukup. Dengan tidur yang cukup kurang lebih 8 jam hal ini bisa mengembalikan kesegaran tubuh.

Persamaan Stres dan Depresi

Seperti yang kita ketahui depresi dan stres memiliki keterkaitan atau hubungan yang kompleks dan melingkar. [3]

Stres kronis atau berkelanjutan bisa meningkatkan hormon stres atau kortisol dan berkurangnya serotonin serta neurotransmiter lain pada otak termasuk hormon dopamin yang dikaitkan dengan depresi.[3]

Kemudian ketika respon stres ini mengalami kegagalan dan akan diatur ulang setelah situasi yang sulit berlalu, hal inilah yang membuat orang justru rentan terkena depresi. [3]

Cara Mencegah Stres dan Depresi

Ada banyak cara untuk mencegah seseorang tidak mengalami kondisi depresi atau stres seperti berikut ini. [1]

  • Membuat rencana atau membuat solusi

Seseorang harus tahu apa penyebab stres ataupun depresi yang terjadi pada diri mereka sendiri, kemudian mencari solusi atau mungkin bisa berkonsultasi pada orang-orang di sekitar yang dipercayai.

  • Menjaga kondisi tubuh

Tubuh yang sehat bisa membantu seseorang dalam mengelola stres seperti misalnya tidur cukup atau istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang sehat dan mengurangi kafein serta minum air putih secukupnya.

  • Terapi perilaku kognitif

Anda bisa melakukan terapi ini untuk lebih berpikiran secara positif dan menjauhkan sikap negatif yang dapat menimbulkan rasa kekhawatiran yang berlebihan dan memperbesar dampak stres yang memicu pada depresi.

Sebenarnya seseorang yang mengalami stres itu tidak selamanya berdampak buruk, apabila seseorang bisa mengatasi rasa stres itu sendiri agar tidak berkelanjutan hingga ke tahap depresi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment