Acrivastine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi alergi rhinitis dan urtikaria [1, 2, 3].
Daftar isi
Apa itu Acrivastine?
Acrivastine merupakan antihistamin analog triprolidine yang digunakan untuk meredakan gejala alergi rhinitis [2].
Berikut informasi mengenai acrivastine [1, 3]:
Indikasi | Untuk meredakan gejala yang berkaitan dengan alergi rinitis musiman dan urtikaria idiopatik kronis |
Kategori | Obat Khusus/Resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Antihistamin & antialergi |
Bentuk | Kapsul |
Kontraindikasi | Hipersensitif terhadap acrivastine, triprolidine atau bahan lain dalam obat. Gangguan ginjal berat |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima pengobatan acrivastine: → Pasien dengan tekanan darah tinggi berat atau tidak terkendali → Pasien dengan porfiria dan epilepsi → Pasien dengan gangguan ginjal berat → Pasien berusia lanjut → Pasien yang sedang hamil dan menyusui Peringatan untuk tenaga medis → Sebaiknya acrivastine tidak diberikan pada pasien dengan kelainan menurun langka intoleransi terhadap galaktosa, defisiensi Lapp laktase, atau gangguan absorpsi glukosa-galaktosa |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori B: Studi pada hewan tidak menunjukkan resiko pada janin, akan tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil, atau studi pada reproduksi hewan yang menunjukkan efek yang merugikan (selain penurunan fertilitas) yang tidak dikonfirmasi pada studi terkontrol pada ibu hamil trisemester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya). |
Manfaat Acrivastine
Acrivastine bersifat antagonis terhadap reseptor H1 berfungsi menghambat kerja histamine pada reseptor tersebut, sehingga mengurangi gejala yang berkaitan dengan alergi rinitis musiman dan urtikaria idiopatik [1].
Rinitis alergi atau hay fever merupakan respon alergi terhadap allergen spesifik. Rinitis alergi musiman ialah gejala alergi yang muncul saat pergantian musim, contohnya alergi musiman yang disebabkan pollen (serbuk sari) [5].
Urtikaria idiopatik kronis yaitu kondisi gatal-gatal kronis yang menimbulkan benjolan-benjolan pada kulit. Penderita urtikaria idiopatik kronis biasanya memiliki gatal-gatal menyebar yang datang dan pergi selama beberapa tahun [6].
Dosis Acrivastine
Dosis Dewasa
Acrivastine digunakan pada pasien dewasa dengan dosis sebagai berikut [1]:
Oral/Diminum ⇔ Gejala alergi, urtikaria idiopatik kronis → 8 mg, digunakan seperlunya, hingga 3 kali sehari → Dapat diminum dengan atau tanpa makanan |
Dosis Anak-Anak
Acrivastine digunakan pada pasien anak-anak dengan dosis sebagai berikut [1]:
Ora/Diminum ⇔ Gejala alergi → Umur ≥ 12 tahun: sama dengan dosis dewasa |
Efek Samping Acrivastine
Berikut beberapa efek samping acrivastine yang dilaporkan[1]:
- Efek antikolinergik
- Gangguan pencernaan
- Kelainan psikomotorik
- Kantuk
- Mulut kering
- Ruam
- Penglihatan kabur
- Penurunan urinasi
- Pusing
- Angioedema
- Sulit bernapas
- Pusing dan sakit kepala
Info Efek Samping Acrovastine untuk Tenaga Medis[3]
- Sistem Imun
- Frekuensi tidak dilaporkan: hipersensitif (meliputi dispnea dan pembengkakan wajah)
- Sistem Saraf
- Sangat umum (≥ 10%): kantuk
- Umum (≥ 1% hingga < 10%): pusing
- Gastrointestinal
- Umum (≥ 1% hingga < 10%): Mulut kering
- Dermatologis
- Frekuensi tidak diketahui: ruam
Detail Acrivastine
Untuk mengetahui mengenai penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan dan overdosis acrivastine berikut informasinya [1, 3]:
Penyimpanan | → Simpan pada suhu <30°C. |
Cara Kerja | Deskripsi: Acrivastine, suatu alkilamin, generasi antihistamin kedua yang secara struktural terkait dengan triprolidine. Obat ini merupakan antagonis kompetitif dari reseptor H1 tapi tidak memiliki efek kolinergik → Onset: 15 menit Farmakokinetik: → Absorpsi: Diserap dengan cepat dari saluran gastrointestinal. → Waktu puncak plasma: ± 1,5 jam → Volume distribusi: ± 0,5 – 0,8 l/kg → Pengikatan protein plasma: ± 50%, terutama pada albumin → Metabolisme: Dimetabolisme secara terbatas pada hati menjadi aktif metabolit, asam propionate → Ekskresi: Melalui urin (84%) dan feses (13%) → Paruh waktu eliminasi: ± 2 – 4 hari |
Interaksi dengan obat lain | → Dapat menyebabkan peningkatan depresi mental dengan depresan sistem saraf pusat |
Interaksi dengan makanan | → Dapat menyebabkan peningkatan depresi mental dengan alkohol |
Overdosis | ⇔ Gejala: Kantuk, perasaan tidak tenang, hiperaktif, dan takikardi. ⇔ Cara Mengatasi: Perawatan suportif yang sesuai, termasuk arang aktif harus diinisiasi jika diindikasikan |
Pertanyaan Seputar Acrivastine
Apakah acrivastine aman digunakan pada anak-anak?
Acrivastine dapat digunakan pada anak usia 12 tahun ke atas. Penggunaan obat pada pasien berusia di bawah 12 tahun tidak dianjurkan[3].
Apakah aman untuk berkendara saat menggunakan acrivastine?
Acrivastine tergolong antihistamin non sedatif yang tidak menyebabkan kantuk. Akan tetapi, dianjurkan untuk menghindari aktivitas seperti mengemudikan kendaraan karena terdapat risiko timbul efek samping seperti gangguan psikomotorik dan gangguan penglihatan [7].
Siapa saja yang tidak boleh mengkonsumsi acrivastine?
Acrivastine tidak boleh digunakan oleh anak-anak berusia di bawah 12 tahun, pasien dengan gangguan ginjal berat, pasien dengan alergi terhadap antihistamin triprolidine dan bahan dalam obat. Acrivastine juga tidak dianjurkan untuk pasien berusia lebih dari 65 tahun [7].
Konsumsi apa saja yang perlu dihindari saat menerima pengobatan acrivastine?
Hindari mengkonsumsi produk dengan kandungan alkohol. Dianjurkan untuk menghindari konsumsi jus jeruk bali dan obat seperti ketoconazole dan erythromycin, karena menunjukkan efek merugikan saat digunakan bersama antihistamin non sedatif lain [3].
Contoh Obat (Merek Dagang) Acrivastine
Berikut beberapa obat dengan kandungan acrivastine [3, 7]:
Brand Merek Dagang |
Benadryl Allergy Relief (GSL) |
Nasorest |
Nasorest Plus (Acrivastine + Caffeine + Paracetamol + Phenylephrine) |