Hiperemesis gravidarum adalah muntah-muntah tidak terkendali saat hamil yang menyebabkan turunnya berat badan, dehidrasi, dan kurang gizi.
Kondisi ini berada di ujung spektrum berat mual dan muntah pada kehamilan dan bisa mempengaruhi kualitas hidup dan kehamilan pasien secara signifikan.
Daftar isi
Apa Itu Hiperemesis Gravidarum?
Banyak wanita hamil yang mengalami morning sickness atau mual-mual. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, meskipun sangat tidak nyaman, dan biasanya akan berangsur hilang memasuki usia kandungan 12 minggu. [3, 4]
Hiperemesis gravidarum (HG) adalah bentuk morning sickness yang ekstrem dan menyebabkan mual dan muntah yang parah selama masa kehamilan.
HG adalah kondisi yang jarang terjadi dan, jika terjadi, mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit. Akibat dari seringnya mual dan muntah, wanita hamil yang menderita HG akan mengalami:[2]
- Dehidrasi
- Kekurangan vitamin dan mineral
- Kehilangan lebih dari 5% berat tubuh normalnya
Mual dan muntah akibat kehamilan adalah keluhan yang sangat umum dalam kehamilan.
Banyak peneliti percaya bahwa kondisi ini harus dianggap sebagai gejala yang bisa mempengaruhi tubuh, mental, dan keadaan ibu hamil secara menyeluruh pada tingkat yang berbeda-beda.
Tidak ada batas spesifik antara hiperemesis gravidarum dengan morning sickness biasa. Wanita hamil bisa mengalami mual-mual biasa yang kemudian semakin parah hingga akhirnya menjadi HG. [2]
Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Penyebab pasti dari HG masih belum diketahui dengan pasti. Tetapi, ada beberapa teori yang menyebutkan apa yang mungkin bisa mengakibatkan timbulnya kondisi ini. [1, 2, 3, 4]
1. Perubahan Hormon
- Kadar human chorionic gonadotropin (hcG) berperan dalam hal ini. Kadar hcG anak naik pada trimester pertama, yang berhubungan dengan mulai terjadinya gejala-gejala hiperemesis. Beberapa studi menunjukkan kaitan antara tingginya konsentrasi hcG dengan hiperemesis.
- Estrogen juga diduga berkontribusi atas terjadinya mual dan muntah dalam kehamilan. Kadar estradiol akan naik di awal kehamilan dan menurun kemudian, mencerminkan timbul dan meredanya mual dan muntah saat hamil. Selain itu, mual dan muntah juga diketahui sebagai efek samping dari obat-obatan yang mengandung estrogen. Ketika kadar estrogen meningkat, demikian juga dengan frekuensi muntah.
2. Perubahan pada Sistem Pencernaan
Telah diketahui bahwa otot sphincter di bagian bawah esofagus akan mengendur saat kehamilan karena naiknya hormon estrogen dan progesteron.
Hal ini menyebabkan meningkatnya gejala-gejala GERD (gastroesophageal reflux disease) saat hamil, dan salah satu keluhannya adalah mual.
3. Faktor Genetik
- Meningkatnya risiko hiperemesis gravidarum ditunjukkan oleh wanita-wanita yang anggota keluarganya ada yang juga pernah mengalami HG.
- Dua macam gen, GDF15 dan IGFBP7, berpotensi berhubungan dengan meningkatnya risiko HG.
Siapa yang Berisiko Terkena HG?
Hingga 90% wanita mengalami mual saat hamil. Studi menunjukkan bahwa sekitar 27-30% wanita hanya mengalami mual, sementara muntah terjadi pada 28-52% dari keseluruhan jumlah kehamilan. [1]
Hiperemesis gravidarum hanya terjadi pada sekitar 0.3-3% wanita hamil [1]. Beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami HG: [2, 3]
- Memiliki riwayat HG dalam keluarga
- Mengandung bayi kembar
- Kelebihan berat badan
- Baru pertama kali hamil
Penyakit trophoblasty juga bisa menyebabkan HG. Penyakit ini terjadi bisa ada pertumbuhan sel yang tidak normal di dalam rahim.
Gejala Hiperemesis Gravidarum
Morning sickness bisa menyebabkan berkurangnya selera makan, mual ringan hingga sedang, atau muntah.
Gejala-gejala ini berbeda dengan hiperemesis karena ibu hamil masih bisa makan dan minum pada waktu-waktu tertentu.
HG biasanya dimulai di trimester pertama kehamilan. Sekitar 50% dari wanita hamil yang mengalami gejala-gejala HG menderita keluhan sepanjang masa kehamilan.
Gejala-gejala HG lebih berat dari morning sickness, termasuk: [2, 3, 4]
- Mual yang tidak mau reda selama masa kehamilan
- Muntah lebih dari tiga hingga empat kali sehari
- Berliur jauh lebih banyak dari biasanya
- Berat badan turun hingga 5 kg
- Mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti warna urin keruh, kulit kering, lemas, pusing atau pingsan
- Sembelit
- Tidak bisa mengonsumsi cairan dan nutrisi dalam jumlah yang cukup
Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Karena HG bisa melibatkan dua pasien (ibu dan janin), maka komplikasi harus dikelompokkan menjadi dua. [1, 2, 4]
Komplikasi pada Ibu
- Pada kasus hiperemesis yang berat, komplikasi bisa termasuk kekurangan vitamin, dehidrasi, dan kekurangan gizi, jika tidak segera dirawat. Wernicke’s encephalopathy yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1, bisa menyebabkan kematian dan kecacatan permanen jika tidak segera ditangani.
- Selain itu, pernah ada kasus yang melaporkan terjadinya cedera sekunder akibat terlalu seringnya muntah, termasuk robeknya esofagus dan pneumothorax atau kolapsnya paru-paru.
- Ketidaknormalan elektrolit juga bisa menyebabkan penyakit dan ancaman kematian.
- Pasien yang mengalami hiperemesis juga mungkin mengalami tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi selama masa kehamilan.
Komplikasi pada Janin
Penelitian melaporkan adanya kaitan antara rendahnya berat badan bayi ketika lahir dengan kondisi mual dan muntah ibu selama masa kehamilan.
Tetapi, studi menunjukkan tidak ada hubungan antara hiperemesis dengan kematian bayi.
Diagnosa Hiperemesis Gravidarum
Diganosa untuk HG bisa ditegakkan melalui:[1, 2, 3, 4]
- Pemeriksaan klinis secara menyeluruh
- Piwayat kesehatan pasien
- Identifikasi gejala-gejala yang terjadi (misalnya mual dan muntah parah yang terus muncul, dehidrasi, serta turunnya berat badan)
- Dokter harus mencari tahu juga seberapa buruk frekuensi mual dan muntah yang dialami pasien mempengaruhi kehidupan dan aktivitas hariannya.
Beberapa tes laboratorium berikut juga mungkin diperlukan untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi: [1, 4]
- Hitung darah lengkap
- Elektrolit
- Pemeriksaan berat badan
- Pemeriksaan urin
Dokter juga mungkin akan melakukan beberapa tes untuk memastikan pasien tidak mengalami masalah pada liver dan pencernaan.
Pengobatan Hiperemesis Gravidarum
Bila pasien memang terdiagnosa mengalami HG, maka harus segera dirawat di rumah sakit untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang dan menggantikan elektrolit dengan obat-obatan dan cairan yang dimasukkan melalui infus.
Makanan, untuk sementara waktu, tidak boleh diberikan melalui mulut hingga muntah-muntah berhenti dan dehidrasi sudah hilang. Makanan akan dimasukkan melalui usus (enteral feeding) atau disuntikkan melalui jalan lain (parenteral feeding). [1, 2]
Suplemen vitamin (terutama vitamin B1, B6 dan C) juga akan diberikan. Suplemen thiamin atau B1 terutama direkomendasikan untuk mencegah berkembangnya kondisi Wernicke’s encephalopathy. [2]
Dengan perawatan-perawatan tersebut, pada kebanyakan kasus, muntah-muntah akan berhenti. Jika masih terus berlanjut, maka pasien akan diterapi menggunakan obat antiemesis. [1, 2, 3, 4]
Setelah muntah-muntah berhenti, pasien akan menerima suplemen nutrisi melalui usus untuk meredakan mual.
Dokter kemudian akan pelan-pelan mulai memberikan cairan dan makanan dalam jumlah kecil melalui mulut. Jenis makanan yang diberikan mengandung karbohidrat tinggi namun rendah lemak.
Cara-cara yang digunakan untuk mengatasi morning sickness juga bisa dicoba, seperti: [3, 4]
- Bed rest
- Menghindari bau-bauan yang bisa memicu mual dan muntah
- Mengganti pola makan (menghindari jenis makanan yang bisa membuat mual dan muntah semakin parah).