Daftar isi
Apa Itu Paronikia?
Paronikia adalah infeksi kulit disekitar kuku pada salah satu kuku jari atau lebih. Infeksi ini umumnya terbentuk disekitar kuku pada ujung atau pinggirnya. Paronikia disebabkan karena inflamasi, pembengkakan, dan ketidaknyamanan disekitar kuku. Abses dengan isi nanah juga dapat terbentuk pada penyakit ini. [1]
Paronikia dapat bersifat akut (berlangsung selama lebih dari 6 minggu) atau kronis (berlangsung selama lebih dari 6 minggu). Paronikia dapat disebut juga whitlow. Penyakit ini juga dapat terkait dengan infeksi pupa di ujung jari. [2]
Jenis Paronikia
Paronikia dapat menjadi akut ataupun kronis bergantung dari kecepatan penyakit, durasi penyakit, dan agen infeksi. [3]
- Paronikia Akut
Infeksi akut selalu terjadi disekitar kuku jari dan terbentuk dengan cepat. Hal ini umumnya merupakan hasil dari kerusakan kulit disekitar kuku karena tergigit, tercungkil, manikur, terpotong, atau trauma fisik lainnya. [3]
Jika penyebabnya adalah virus herpes simplek, dapat ditemukan beberapa gelembung atau vesikula berisi cairan. Vesikula tersebut dapat juga berisi nanah dan dapat membentuk abses. Bantalan kuku juga dapat naik dan membengkak, atau yang disebut onycholysis. Paronikia akut yang disebabkan oleh bakteri S. pyogenes dapat disertai dengan demam, limpangitis, dan limpadenopati. [2]
- Paronikia Kronis
Paronikia kronis dapat terjadi pada kuku jari tangan atau kaki, dan hal ini terjadi dengan perlahan. Penyakit ini berlangsung selama beberapa minggu dan kadang dapat kambuh. Paronikia kronis umumnya disebabkan karena lebih dari agen infeksi, umumnya jamur Candida (kandidiasis) dan bakteria. [3]
Penyakit paronikia kronis lebih sering terjadi pada seseorang yang sering bekerja di air. Kondisi kulit yang basah dan lembab secara terus menerus dapat mengganggu lapisan batasan alami dari kutikula. Hal ini menyebabkan jamur dan bakteri untuk bertumbuh dibawah kulit dan membentuk infeksi. [3]
Gejala Paronikia
Gejala pada penyakit paronikia akut dan kronis sangat mirip. Perbedaan mendasar dari kedua hal tersebut adalah kecepatan dan durasi infeksi. Beberapa gejala paronikia bergantung dari infeksi kulit yang dialami. Beberapa gejala bahkan menyerang kuku secara langsung. [1,3]
Gejala paronikia termasuk [1] :
- Bengkak, nyeri, dan kemerahan disekitar kulit
- Abses yang dipenuhi dengan nanah
- Pengerasan kuku jari
- Deformasi atau kerusakan kuku
- Pemisahan kuku dari bantalan kuku
Penyebab Paronikia
Infeksi paronikia terjadi saat kulit di sekitar kuku mengalami kerusakan dan menyebabkan kuman dapat masuk. Penyebab umum kerusakan kulit disekitar kuku adalah [1,2] :
- Menggigit (onychophagia) atau mengunyah kuku
- Memotong kuku terlalu pendek
- Manikur
- Paparan kelembapan yang berlebihan pada tangan, termasuk karena menghisap jari
- Pertumbuhan kuku ke dalam (onychocryptosis)
- Penggunaan kuku tambahan
- Pengobatan tertentu, seperti epidermal growth factor receptor (penghambat-her2) dan BRAF inhibitors (vemurafenib, dabrafenib)
Paronikia kronis umumnya terjadi pada seseorang yang terkena dermatitis atau pada orang yang secara konstan memiliki tangan basah dan dingin, seperti :
- Peternak sapi perah
- Nelayan
- Bartender
- Pembersih
- Ibu rumah tangga
- Orang dengan sirkulasi dan higienitas yang buruk
Infeksi kulit akur dan kronis cenderung lebih sering terjadi dan agresif pada penderita diabetes, lemah kronis, atau penderita gangguan sistem imun. [2]
Diagnosis Paronikia
Pada kebanyakan kasus, dokter dapat mendiagnosis paronikia hanya dengan melihat langsung dengan mudah. [3]
Dokter dapat mengirimkan sampel nanah dari infeksi anda ke lab jika pengobatan yang diberikan tidak membantu menyembuhkan penyakit. Hal ini dapat membantu mengetahui dengan jelas mengenai agen infeksi dan memudahkan dokter untuk meresepkan obat yang sesuai. [3]
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada paronikia adalah [2] :
- Pewarnaan Gram bakteri dibawah pemeriksaan mikroskop
- Penggunaan potasium hidrosi dibawah pemeriksaan mikroskop
- Kultur bakteri
- Swab virus
- Usap Tzanck
- Kultur dengan potongan kuku (mikologi)
Jika tidak terdiagnosa dan tertangani dengan segera, paronikia akut dapat menyebar dan menyebabkan infeksi tangan yang serius (selulitis). Selain itu, paronikia juga dapat menyebabkan masalah pada tendon atau infeksius tendinitis. [2]
Komplikasi utama dari paronikia kronis adalah distropi kuku. Hal ini umumnya berhubungan dengan pelat kuku yang terdistorsi dan bergerigi. Kuku dapat berubah menjadi kuning (kuku kuning), hijau, atau hitam dan mudah rapuh. Setelah sembuh, kuku memerlukan waktu hingga satu tahun untuk dapat tumbuh normal kembali. [2]
Pengobatan Paronikia
Pengobatan paronikia sangat bervariasi bergantung dari keparahan dan tipe paronikia. [1]
Dokter dapat melakukan tindakan pengeluaran cairan atau nanah dari abses disekitar kuku. Untuk melakukan tindakan ini, dokter memerlukan anestesi lokal. Tindakannya berupa membuka sedikit jaringan disekitar kuku hingga dapat dimasukkan kasa yang akan menyerap nanah tersebut. [1]
Penderita paronikia akut dan ringan dapat mencoba merendam jari tangan atau kaki yang terinfeksi dalam air hangat selama 3 sampai 4 jam per hari. Jika gejala tidak kunjung membaik, segera melakukan pengobatan. [1]
Jika paronikia akut disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter dapat merekomendasi penggunaan antibiotik seperti dicloxacillin atau clindamycin. [1]
Saat paronikia kronis disebabkan oleh infeksi fungal, dokter dapat meresepkan obat antifungal. Obat-obatan ini adalah obat topikal dan dapat berupa clotrimazole atau ketoconazole. [1]
Pengobatan lain yang dapat dilakukan adalah [2] :
- Salep kortikosterois yang dioleskan secara topikal selama 2 sampai 4 minggu.
- Salep tacrolimus dapat menjadi alternatif jika dermatitis tidak merespon pengobatan biasa
- Injeksi steroid intralesional terkadang digunakan pada kasus-kasus yang resisten
- Losion atau larutan antiseptik dan antifungal dapat dipakai selama beberapa bulan
- Obat minum antifungal, seperti itraconazole atau fluconazole, jika Candida albicans telah terkonfirmasi
Beberapa manajemen perawatan lain yang dapat dilakukan adalah [2] :
- Penderita paronikia yang disertai diabetes dan penyakit vaskular harus diperiksa tanda-tanda dari selulitis.
- Pemotongan atau pengeluaran kuku dengan operasi mungkin diperlukan pada beberapa kasus
- Marsupialisasi eponisial yang melibatkan operasi pengangkatan kutikula di sekitar kuku mungkin dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi
- Teknik swiss roll dapat dilakukan untuk mempertahankan bantalan kuku dan pemulihan dapat lebih cepat,
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan paronikia adalah [2] :
- Menjaga tangan tetap kering dan hangat
- Menghindari pekerjaan yang menyebabkan tangan menjadi basah, atau anda dapat menggunakan sarung tangan anti air sebelum bekerja
- Menjaga sela-sela kuku tetap bersih
- Mencuci tangan dengan air dan sabun setelah melakukan aktivitas yang kotor, keringkan tangan hingga benar-benar kering
- Menggunakan krim tangan dengan sering, krim pelindung dimethicone dapat mencegah membantu paronikia