Susah buang air besar dapat dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Umumnya, susah buang air besar dapat diatasi dengan meningkatkan konsumsi serat dan minum obat laksatif[1, 2].
Untuk anak yang sulit atau tidak mau mengkonsumsi serat atau obat laksatif, kita bisa memberikan vitamin atau jenis suplemen lain yang dapat meringankan susah buang air besar.
Berikut jenis vitamin dan suplemen lain yang dapat diberikan pada anak yang susah buang air besar:
Daftar isi
1. Vitamin C
Suatu studi tahun 2008 menemukan bahwa anak-anak yang mengalami konstipasi (susah buang air besar) memiliki kadar vitamin C, folat, dan magnesium yang lebih rendah[1].
Anak-anak tersebut juga jarang atau sedikit mengkonsumsi makanan berupa sayur dan buah, yang mana merupakan sumber serat dan vitamin C[1].
Konsumsi vitamin C dapat menimbulkan efek samping seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare. Kemungkinan mengalami efek samping akan bertambah jika konsumsi dilakukan dengan dosis yang lebih besar[1].
Dokter tidak menganjurkan konsumsi vitamin C dalam dosis besar untuk mengatasi susah buang air besar. Akan tetapi konsumsi suplemen vitamin C harian dapat membantu[1].
2. Vitamin B5
Vitamin B5 atau asam pantotenat dikenal dapat meringankan susah buang air besar. Vitamin B5 menstimulasi kontraksi otot pada sistem pencernaan dan gerak peristaltik pada usus sehingga membantu pergerakan sisa pencernaan melalui usus[3, 4].
Beberapa orang melaporkan hasil efektif dengan penggunaan vitamin B5 di pagi hari dan magnesium di malam hari. Dosis vitamin B5 untuk orang dewasa ialah sekitar 2.000-3.000 mg. Dosis untuk anak-anak biasanya lebih kecil[4].
Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan dosis yang tepat jika hendak memberikan vitamin B5 untuk mengatasi susah buang air besar pada anak[3].
3. Vitamin B1
Vitamin B1 berperan dalam membantu proses pencernaan sehingga dapat meringankan gejala susah buang air besar. Saat kadar vitamin B1 dalam tubuh menurun, proses pencernaan juga ikut melambat[3].
Vitamin B1 membantu produksi asam hidroklorik (asam lambung) yang penting untuk proses perombakan dan asimilasi makanan. Vitamin B1 juga berperan dalam menjaga bentuk otot pada usus dan lambung, mencegah konstipasi, serta berperan dalam metabolisme karbohidrat[5].
Selain itu, vitamin B1 berfungsi dalam pemeliharaan organ-organ pencernaan, sehingga membantu tubuh untuk mendapatkan nutrisi maksimal dari makanan dan mengendalikan selera makan[5].
4. Vitamin D
Studi tahun 2019 menemukan adanya kaitan kuat antara konstipasi kronis dan defisiensi vitamin D. Pada studi tersebut, partisipan dengan gangguan usus yang menyebabkan konstipasi memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah[1].
Studi tersebut tidak menunjukkan bahwa meningkatkan konsumsi vitamin D dapat mengatasi konstipasi, akan tetapi kadar vitamin D rendah dapat termasuk salah satu akibat dari konstipasi kronis[1].
5. Vitamin B12
Orang yang mengalami defisiensi atau kekurangan kadar vitamin B12 dapat mengalami gejala seperti konstipasi, keletihan, kelemahan, hilangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan[1].
Konsumsi vitamin B12 kemungkinan tidak dapat mengatasi susah buang air besar pada orang yang tidak mengalami defisiensi. Akan tetapi, jika anak mengalami defisiensi vitamin B12, konsumsi suplemen dapat membantu mengurangi gejala[1].
6. Vitamin B9
Vitamin B9 atau asam folat dapat membantu mengatasi konstipasi dengan menstimulasi pembentukan asam pencernaan[3].
Vitamin B9 memiliki fungsi utama sebagai koenzim (bersama dengan vitamin B12 dan vitamin C) dalam pemecahan dan sintesis protein. Vitamin B9 juga berperan dalam produksi sel-sel darah merah dan sintesis DNA, serta dalam pertumbuhan jaringan dan mendukung fungsi sel-sel tubuh[1].
Dalam sistem pencernaan, vitamin B9 berperan dalam meningkatkan selera makan dan menstimulasi pembentukan zat asam yang diperlukan untuk proses pencernaan. Asupan vitamin B9 yang mencukupi membantu menjaga kelancaran pencernaan dan mencegah susah buang air besar[1].
Penggunaan vitamin B9 untuk mengatasi susah buang air besar pada anak sebaiknya dilakukan sesuai anjuran dokter[3].
7. Magnesium
Konsumsi suplemen magnesium dikenal dapat melancarkan proses buang air besar. Konsumsi berlebihan dapat mengakibatkan feses cair, diare, mual, dan kram[1].
Magnesium memiliki efek osmotik, yang berarti bahwa magnesium mengarahkan air ke usus yang mana merupakan salah satu penyebab feses cair atau diare[1].
Obat laksatif yang biasa dibeli di apotek terbuat dari bahan utama berupa magnesium hidroksida[1].
Suplemen magnesium sering digunakan untuk mengatasi susah buang air besar, meski saat ini hanya terdapat sedikit penelitian yang mendukung penggunaan magnesium untuk mengatasi konstipasi. Pemberian suplemen magnesium pada anak yang susah buang air besar dianggap aman selama sesuai dengan dosis yang dianjurkan[1].
Studi menunjukan bahwa magnesium oksid, magnesium sitrat, dan magnesium sulfat dapat meringankan gejala konstipasi[2].
Studi lain menunjukkan bahwa konsumsi 1,5 gram magnesium oksida setiap hari dapat meningkatkan konsistensi feses dan waktu transit kolon dibandingkan pengobatan plasebo[2].
Waktu transit kolon merupakan waktu yang diperlukan oleh sisa pencernaan untuk melalui kolon (usus besar). Para ahli berpendapat bahwa waktu transit kolon yang terlambat termasuk salah satu penyebab utama susah buang air besar[2].
Jika hendak memberikan suplemen magnesium sulfat pada anak, sebaiknya berhati-hati kemungkinan efek samping berupa gangguan pencernaan seperti perut kembung dan diare[2].
Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan magnesium untuk mengatasi konstipasi[2].
8. Probiotik
Ketidakseimbangan bakteri di dalam usus berperan terhadap terjadinya susah buang air besar. Mengkonsumsi suplemen probiotik dapat membantu mendukung keseimbangan bakteri di dalam usus yang sehat. Sehingga probiotik dapat memperlancar pencernaan dan mencegah susah buang air besar[2].
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi suplemen probiotik yang mengandung Lactobacillus atau Bifidobacterium dapat meningkatkan frekuensi buang air besar dan mengurangi waktu transit intestinal pada orang dewasa[2].
9. Serat
Suplemen serat sering digunakan untuk mengatasi susah buang air besar. Suplemen serat tidak larut air seperti wheat bran membantu menstimulasi membran mukus pada usus besar sehingga membuat feses lebih lunak dan mempercepat waktu transit melalui usus besar[2].
Serat larut air yang membentuk gel seperti psyllium memiliki kemampuan menahan air yang tinggi dan dapat meningkatkan konsistensi feses. Banyak studi menunjukkan bahwa psyllium membantu mengatasi konstipasi, menyebutkan bahwa suplemen psyllium meningkatkan kandungan air pada feses dan frekuensi buang air besar[2].
Suplemen serat lain yang dapat membantu mengatasi susah buang air besar meliputi inulin dan glucomannan[2].
Glucomannan merupakan serat pangan yang diturunkan dari tumbuhan konjac. Serat ini bekerja secara sinergis dengan cukup air untuk membentuk kumpulan yang diperlukan untuk memindahkan sisa pencernaan melalui usus besar[4].
Akan tetapi beberapa jenis serat dapat membuat konstipasi bertambah buruk, sehingga sebaiknya berkonsultasi lebih dahulu ke dokter sebelum memberikan suplemen serat pada anak yang susah buang air besar[2].