Aichmophobia : Penyebab, Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Aichmophobia?

Aichmophobia adalah salah satu jenis fobia spesifik ketika seseorang mengalami rasa takut berlebihan dan irasional terhadap benda-benda runcing dan tajam [1,2,3].

Maka setiap bertemu dengan benda-benda semacam ini, penderita aichmophobia biasanya akan merasa sangat ketakutan, panik, cemas dan akan menghindarinya sebisa mungkin [1,2,3].

Berada di suatu tempat dikelilingi benda-benda tajam walaupun tidak mengancam akan tetap dianggap berbahaya bagi penderita aichmophobia karena penderita berpikir benda-benda itu akan melukai mereka [1,2,3].

Tinjauan
Aichmophobia adalah fobia (ketakutan persisten, irasional dan berlebihan) terhadap benda runcing dan tajam.

Penyebab Aichmophobia

Belum diketahui secara pasti faktor penyebab utama aichmophobia, namun seperti fobia spesifik lainnya, terdapat sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko seseorang mengalami fobia tertentu (termasuk aichmophobia) yaitu :

  • Pengalaman Buruk

Pengalaman tak menyenangkan seperti menjadi saksi atau bahkan korban dari kejadian traumatis penggunaan senjata tajam dapat menjadi salah satu pemicu besar aichmophobia [3,4,5].

Melihat orang lain sempat tertusuk atau menyaksikan prosedur medis dengan alat-alat medis tajam bisa menimbulkan trauma dalam diri seseorang [3].

Mengalami sendiri hal-hal tersebut akan lebih mengerikan bagi beberapa orang sehingga setiap kali bertemu atau berada di dekat benda tajam mereka akan merasakan ketakutan hebat [3].

  • Faktor Genetik

Seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami fobia tertentu seperti aichmophobia apabila orang tuanya memiliki riwayat kondisi gangguan kesehatan mental serupa [3,4,5].

Orang tua dengan riwayat depresi, gangguan kecemasan maupun fobia spesifik dapat membuat keturunannya berpeluang besar menderita kondisi yang sama [3,4,5].

  • Faktor Lingkungan

Ketakutan berlebih terhadap benda tajam dapat dialami seseorang karena faktor lingkungan [3,4,5,6].

Faktor lingkungan sendiri pun meliputi banyak hal, seperti mulai dari tontonan film dan cerita seram yang berkaitan dengan pembunuhan sadis misalnya.

Menonton film atau membaca cerita sadis seringkali tak disadari menimbulkan rasa takut dan trauma tersendiri dalam diri seseorang, salah satunya adalah rasa takut saat melihat benda tajam.

Selain itu, faktor lingkungan bisa saja berupa kebiasaan orang-orang di sekitar kita yang takut dan menghindari benda tajam sehingga hal tersebut tak sengaja dan tak disadari “menular” pada diri kita.

Saat masih kecil, anak yang sering melihat orang-orang di sekitarnya begitu takut atau bahkan histeris ketika berada di dekat benda tajam tentunya akan ikut terpengaruh.

  • Iatrophobia

Selain dari ketiga faktor tersebut, ada pula kondisi fobia lain yang mampu meningkatkan risiko aichmophobia, yaitu iatrophobia [3].

Iatrophobia sendiri adalah fobia spesifik di mana seseorang merasakan ketakutan ekstrem terhadap dokter beserta prosedur medis yang menyakitkan [7].

Orang-orang yang memiliki fobia terhadap dokter dan jarum suntik maupun beberapa tindakan medis dengan penggunaan benda tajam lebih berisiko mengembangkan kondisi aichmophobia [7].

Penderita iatrophobia dapat mengalami rasa cemas dan panik hebat bahkan ketika baru melihat dokter atau saat dokter berada di dekatnya [7].

  • Mageirocophobia

Mageirocophobia atau ketakutan intens dan irasional terhadap aktivitas memasak juga dikaitkan dengan aichmophobia [2].

Kegiatan memasak tentunya memerlukan benda-benda tajam, salah satunya adalah pisau untuk menyiapkan bahan-bahan makanan [2].

Seseorang dengan mageirocophobia tidak selalu memiliki kondisi aichmophobia, hanya saja memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita aichmophobia [2].

Proses memasak dengan bantuan benda tajam tentu menjadi sumber ketakutan terbesar karena dianggap mampu melukai dirinya sendiri [2].

  • Proses Menjahit dan Tindikan

Takut terhadap jarum tidak hanya dialami oleh orang-orang yang tak suka ke dokter [2].

Beberapa orang dapat mengalami aichmophobia karena dipicu oleh aktivitas menjahit atau menindik kulit karena keduanya menggunakan jarum [2].

Penderita aichmophobia pun sudah pasti akan menghindari aktivitas menjahit serta akan menolak untuk menindik kulit mereka [2].

Tinjauan
Penyebab aichmophobia belum dapat dipastikan, namun beberapa faktor seperti pengalaman traumatis, faktor genetik, faktor lingkungan, dan jenis fobia lain yang serupa mampu meningkatkan risiko berkembangnya kondisi aichmophobia.

Gejala Aichmophobia

Aichmophobia sama seperti fobia spesifik lainnya dalam menimbulkan sejumlah gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala perilaku seperti di bawah ini [1,2,3] :

  • Cemas, takut dan panik secara irasional, intens dan berlebihan ketika menemukan benda tajam di sekitarnya.
  • Pusing
  • Daya konsentrasi menurun
  • Tubuh gemetar dan tegang
  • Kesulitan bernafas
  • Tenggorokan seperti tercekat
  • Mulut kering
  • Sakit kepala (dapat pula terjadi migrain)
  • Tubuh mengeluarkan keringat lebih banyak
  • Mulut kering
  • Sulit tidur
  • Tubuh menjadi lebih cepat lelah
  • Merasa tidak berdaya
  • Merasa sedang dalam bahaya
  • Hampir atau bahkan bisa mengalami kehilangan kesadaran/pingsan
  • Mudah marah
  • Kecenderungan untuk menghindari segala situasi yang berkaitan dengan benda tajam (termasuk prosedur medis)
Tinjauan
Gejala-gejala aichmophobia meliputi gejala fisik, psikologis dan perilaku di mana penderita akan sebisa mungkin menghindari tempat maupun situasi yang berhubungan dengan benda tajam dan runcing.

Pemeriksaan Aichmophobia

Belum ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosa fobia spesifik seperti aichmophobia, namun biasanya evaluasi psikologis pasti akan dilakukan.

Untuk kasus aichmophobia, evaluasi psikologis yang digunakan adalah seperti yang diterapkan dalam mendiagnosa fobia spesifik lain.

Evaluasi psikologis di sini utamanya menggunakan panduan kriteria DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual 5th Edition) untuk memastikan bahwa pasien benar-benar menderita fobia spesifik, dalam kasus ini adalah aichmophobia [8].

Jika kondisi pasien memenuhi kriteria DSM-5 sebagai berikut, maka terkonfirmasi bahwa pasien tengah memiliki kondisi aichmophobia [8,9].

  • Pasien mengalami ketakutan berlebihan dan tak beralasan terhadap benda-benda tajam dan runcing di mana rasa takut ini disertai pula dengan serangan panik dan kecemasan intens.
  • Pasien mengeluarkan reaksi ketakutan yang sangat berlebihan saat berada di dekat benda tajam atau saat menemukan benda tajam. Pasien akan merasa dirinya sedang dalam bahaya walaupun sebenarnya tidak demikian.
  • Pasien akan selalu menghindari situasi yang berkaitan dengan benda tajam, begitu pula dengan obyek benda tajam itu sendiri. Jika pun ia harus berada di situasi semacam ini, maka pasien akan mengalami stres yang cukup berat.
  • Pasien mengalami hambatan dalam melakukan rutinitasnya karena rasa takut, panik dan cemas setiap kali berhadapan dengan benda tajam. Hal ini pun turut mengganggu hubungan pasien dengan orang lain, performa pekerjaan atau sekolah.
  • Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada aichmophobia setidaknya sudah 6 bulan, baik pasien anak maupun orang dewasa.
  • Gejala-gejala yang timbul dan selama ini terjadi pada pasien bukan disebabkan oleh gangguan kecemasan maupun jenis gangguan mental lain yang memiliki keserupaan gejala.

Sebelum terapis dapat membantu menentukan penanganan terbaik bagi pasien, berbagai informasi terkait kondisi pasien perlu dikumpulkan lebih dulu [9].

Terapis biasanya akan meminta pasien menuliskan gejala apa saja yang selama ini dialami berikut dengan faktor-faktor pemicu [9].

Selain itu, terapis perlu mengetahui bagaimana selama ini pasien mengatasi gejala yang timbul ketika menghadapi pemicu atau sumber ketakutannya [9].

Pasien pun dapat memberi tahu terapis mengenai apa saja kondisi dan situasi yang membuat gejala memburuk maupun membaik [9].

Selain riwayat gejala, ada baiknya pasien juga memberikan informasi riwayat pengobatan kepada terapis yang menangani [9].

Pasien umumnya akan terapis minta untuk membuat daftar obat-obatan apa saja yang sedang digunakan [9].

Obat-obatan ini termasuk juga suplemen, herbal dan vitamin karena gangguan kecemasan seringkali dapat memburuk karena efek penggunaan obat-obat tersebut [9].

Tinjauan
Untuk memastikan kondisi aichmophobia, pasien perlu menempuh evaluasi psikologis dengan panduan kriteria DSM-5; jika  memenuhi kriteria tersebut, pasien kemudian didiagnosa dengan aichmophobia.

Penanganan Aichmophobia

Seperti pada penanganan fobia spesifik lain, penderita aichmophobia memerlukan psikoterapi, obat-obatan dan perubahan pola hidup untuk memulihkan diri.

Psikoterapi bertujuan untuk memampukan pasien mengendalikan setiap gejala kepanikan dan kecemasan yang dialami.

Obat-obatan pun biasanya diberikan oleh dokter untuk membantu meredakan serangan panik. Berikut ini adalah berbagai metode penanganan aichmophobia yang pasien bisa jalani.

  • Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif adalah terapi yang akan membantu pasien dalam mengidentifikasi sebab atau akar dari rasa takutnya [1,2].

Pemahaman ini sedikit demi sedikit juga membantu pasien dalam mengubah pikiran, perilaku dan reaksi negatifnya terhadap sumber ketakutan menjadi lebih positif [1,2].

Terapis akan mendampingi pasien selama sesi berlangsung agar pasien dapat mengendalikan gejala serta mengatasi rasa takut dan cemasnya secara lebih baik [1,2].

Terapi ini adalah ketika pasien diekspos oleh terapis pada sumber ketakutannya dengan bertahap [1,3,4,5,6].

Menghadapi langsung apa yang menjadi penyebab ketakutan diharapkan memampukan pasien terbiasa dan dapat mengendalikan gejala dengan lebih baik serta percaya diri [1,3,4,5,6].

Terapis dalam sesi terapi ini akan menyuguhkan video dan gambar terkait benda-benda tajam maupun aktivitas-aktivitas penggunaan benda tajam yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya [2,3].

Video menjahit dan memasak termasuk video yang pasien akan tonton, bersama dengan pelajaran penggunaan pisau yang benar [2].

  • Obat-obatan

Obat anticemas dan antidepresan juga terapis resepkan bagi pasien untuk membantu meredakan gejala ketika di awal pengobatan [1].

Pemberian obat ini umumnya dikombinasi bersama psikoterapi agar memaksimalkan hasil positif bagi kemajuan kondisi pasien [1].

Tinjauan
Pemberian obat-obatan anticemas dan antidepresan serta psikoterapi (terapi eksposur dan terapi perilaku kognitif) merupakan metode perawatan untuk fobia pada umumnya, termasuk aichmophobia.

Komplikasi Aichmophobia

Gejala-gejala aichmophobia yang tidak segera diatasi dapat membatasi aktivitas penderita sehari-hari.

Penderita yang semakin menghindari aktivitas harian karena takut menghadapi benda tajam sekalipun tidak terlalu berbahaya akan mengalami hambatan dalam performanya.

Hal ini tak menutup kemungkinan menyebabkan penderita menjadi lebih menutup diri, cenderung menarik diri dari dunia luar karena rasa takut yang semakin besar terhadap benda tajam.

Pencegahan Aichmophobia

Belum ada cara pencegahan khusus untuk aichmophobia beserta fobia-fobia lainnya.

Namun ketika terjadi gejala yang mengarah pada aichmophobia, sebaiknya penderita memeriksakan diri segera.

Deteksi dan penanganan dini untuk gejala aichmophobia akan menurunkan risiko komplikasi yang ke depannya bisa berbahaya bagi kualitas hidup penderita.

Tinjauan
Pencegahan untuk aichmophobia belum ada, namun dengan memeriksakan gejala awal dan mendapatkan terapi dini, risiko komplikasi dapat dihindari.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment